part | 11

274 26 4
                                    

Aku seorang Mualaf  *

"_______________________________"

@IkhyaLilHusna
~_______________________~

________❇Happy reading❇_______
🍀

"Ngapain kamu balik ke Indonesia lagi!?"

ucap laki-laki yang tiba-tiba muncul di hadapan rachel dan davin, membuat mereka berdua menatap ke arah laki-laki tersebut.

Rahang davin, tiba-tiba mengeras dan menunjukkan wajah yang menahan amarah setelah melihat siapa laki-laki itu.

"Papah?" rachel terkejut melihat ayahnya tiba-tiba muncul.

"Ngapain kamu balik ke Indonesia lagi!?" rama-Ayahnya rachel, menatap davin dengan penuh benci, begitu pun dengan davin.

"Bukan urusan ANDA!" davin menekankan kata 'Anda', rachel terkejut mendengar kakaknya memanggil ayah dengan sebutan 'Anda'.

Kenapa?

Apa kak davin dengan papah ada masalah?

Kenapa gue gak tau?

Batin rachel.

"Ikut papah rachel!" rama-Ayahnya rachel tiba-tiba menarik lengan rachel kasar.

"Aaww... Pahh!!" rachel memekik kesakitan secara tiba-tiba karena lengannya di tarik paksa oleh ayahnya.

"Sakiit... Lepaaass!!!" davin melepas cekalan ayahnya dan menarik rachel dan menyembunyikan di belakan davin namun tangannya masih dia genggam.

"Rachel... Ikuut papah!!!" bentak rama.

Rachel mulai takut dan makin sembunyi di pungggung kakaknya dia menagis.

"Rachel gak akan ikut Anda! Rachel akan ikut dengan Saya!!" ucap davin yang berusaha menahan amarahnya.

Davin pun menarik rachel pergi dari hadapan Rama.

"Masuk dek"

davin berusaha selembut mungkin walau rachel tau kakaknya itu sedang menahan amarahnya, davin menyuruh rachel untuk memasuki mobilnya.

Hampir saja rachel melangkahkan kakinya menaiki mobil, tiba-tiba.

"Selangkah kamu akan menaiki mobil itu, akan ku bunuh Ibu mu!!!" ucap rama lantang.

Rachel yang ingin menaiki mobil pun ter urungi,

"Kakak bilang masuk rachel!" Rachel menatap kakak nya kemudian kembali menatap ayahnya.

"Saya tidak pernah main-main! Detik ini juga saya bisa membunuh ibu mu!!"

Rachel menggelengkan kepalanya air matanya tak kunjung berhenti.

Dia bingung harus menuruti omongan siapa?

Kakaknya? Atau

Ayahnya?

"Kak, rachel ikut dengan ayah saja yah?" davin langsung menatap rachel tajam, sedangkan rama, dia tersenyum menang.

"GAK!" davin menahan rachel.

"Tapi kak, mamah bakal di bunuh sama papah kalo rachel gak ikut sama papah"

"Dia tidak akan melakukan itu" ucap davin meyakinkan.

"Kata siapa? SAYA-TIDAK-PERNAH-MAIN-MAIN!!" ucap rama dengan kata menekan.

"Kak rachel mohon, rachel ikut dengan ayah, rachel gak akan di apa apain kok, rachel gak mau mamah kenapa-napa" lirih rachel sambil memohon.

Davin menatap wajah adiknya sedu,

"Dan kakak juga gak mau kamu kenapa-napa" rachel hanya mengangguk.

Rama langsung menarik tangan rachel kasar dan menyuruh rachel masuk dalam mobilnya, rachel pun menatap kakaknya sebentar dan kemudian masuk kedalam mobil ayahnya.

"Jangan pernah Anda sakitin rachel!" ucap davin dengan nada menekan.

Rama hanya tersenyum miring

"Apa hak kamu? Saya ayahnya, jadi saya yang lebih berhak atas rachel!" bentak rama, membuat kedua tangan davin mengepal.

Rama pun langsung pergi memasuki mobilnya dengan masih davin yang berdiri.

Setelah rama masuk dalam mobil, dia langsung menyalakan mesin dan melaju dengan cepat.

"Pah, papah kenapa sama kak davin" tanya rachel ragu.

"Kenapa papah seperti benci dengan kak davin?" tak ada jawaban.

"Papah gak seharusnya kayak gitu" rama tetap tak menjawab.

"Kak davin baru saja pul-"

"BERISIK..!!! KAMU BISA DIAM TIDAK HAH?" rachel terjolak kaget dan berhenti bertanya.

Rama memberhentikan mobilnya di halaman rumahnya,
Dia keluar dan langsung menyeret rachel paksa.

"Aww... Pah sakit!" pekik rachel yang mungkin lengan nya akan memar.

Rama membawa rachel di kamar, lalu rama membanting rachel ke lantai, sehingga rachel meringis kesakitan.

Rachel tak pernah di perlakukan se kasar ini pada ayahnya.

Walaupun ayahnya sering memarahinya itu hanya sebuah omongan yang pedas,
Sebelum nya tidak pernah bermain kasar seperti ini.

Rachel meringis kesakitan,
Dan jatuh lagi air matanya.
Rama langsung mengunci kamar rachel dari luar, tanpa bicara sepatah kata pun.

Rachel yang berusaha bangkit dan menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Papah...!!! Bukaaa pahh...!! Jangan kurung rachel pah...!!! Papaaaahhh....!!"
Rachel menggedor pintu sambil air mata yang terus mengalir di pipinya.

Rachel terperosot yang tadinya berdiri sekarang duduk di lantai yang masih terisak.

Di lain sisi davin memasuki ruangan dimana ibunya terbaring.
Davin duduk di sebelah bangkar sambil menatap ibunya yang tak bisa di artikan.

"Mah... Davin pulang" davin menggenggam tangan ibunya yang sedang di infus.

"Davin kangen mamah, mamah kangen davin gak?" davin mengecup punggung tangan ibunya sambil tersenyum.

Mulutnya bisa saja tersenyum, tapi entah siapa yang tau, jika hatinya menjerit-jerit menangis?

"Mamah masih inget sama davin kan?"












Alhamdulillah bisa Up juga😊
Gimana? Suka gak?
Jangan lupa pada Vote dan komen yh😊😘😋💕

Aku seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang