* Aku seorang Mualaf *
"_______________________________"
@IkhyaLilHusna
~_______________________~🌠
________❇Happy reading❇_______
Seorang ayah itu,
Yang mampu memberi ketenangan saat anak perempuan nya bersedih, menjadi sosok pahlawan di hidup anak-anaknya,
Yang mampu menopang masalah saat terjadi masalah dalam keluarganya,
Memberi suport, dan bertanggung jawab.Bagi diluaran anak mungkin beranggapan sosok ayah seperti itu,
Tapi tidak bagi Rachel.
Dia tidak pernah menemukan sosok seorang Ayah dalam hidup nya.
Dia tidak penah merasakan bagaimana di sayang dan di perhatikan oleh sosok seorang Ayah.
Dia tidak pernah merasakan bagaimana saat dia mempunyai masalah dengan temannya lalu bercerita dengan Ayahnya.
Bahkan dia tidak pernah merasakan di gendong saat dia tertidur karena menonton televisi terlalu malam.
Memang hal kecil, namun tidak pernah dia dapatkan.
Tidak pernah!
Dan mungkin tidak akan pernah!
"Tess.."
air mata Rachel lolos dan membasahi pipinya, dia merunduk menahan rasa sesak di dadanya, air matanya pun semakin deras, sehingga mengakibatkan bahunya naik turun.
Terkadang dia iri dengan suasana keluarga teman-temannya,
Meraka bisa mendapatkan 100% perhatian orang tuanya.
Walaupun orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya, setiap weekand pasti orang tuanya memberikan waktu bersama, berkumpul, bersenda gurau dengan istri dan anak-anaknya.Rachel menegakan kepalanya,
Mengusap bekas air matanya, dan dia menatap ke arah depan dengan tatapan kosong."Tuhan, kapan saya merasakan Bahagia?"
#Flashback on
"Tapi pah, keadaan mamah parah" ucap rachel dalam telfon yang menahan emosi.
"Papah gak bisa ninggalin kerjaan papah rachel!"
"Apa pekerjaan lebih penting dari pada keluarga papah sendiri!?" tanya rachel dengan tegas.
"Bagi papah, pekerjaan selalu menjadi utama yang harus di prioritaskan!" jawab ayah rachel dengan penuh penekanan.
"Tuuutt...." ayah rachel memutuskan sambungan sepihak.
Rachel hanya menggelengkan kepalanya menggertakan rahang giginya yang mengeras dan menahan air matanya yang akan jatuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku seorang Mualaf
Teen Fiction[BELUM DI REVISI. TYPO MASIH BERTEBARAN.] Tak seharusnya aku tambatkan hati padanya. Tak seharusnya ku luluh kan hati ku pada seseorang yang langkah kakinya tak satu arah dengan ku. Tak seharusnya aku selalu berada di setiap harinya. Karena pada das...