*Aku Seorang Mualaf*
"_______________________________"
IkhyaLilHusna
~_______________________~________❇Happy reading❇_______
🍀
Seorang paruh baya yang berumur kepala tiga sedari tadi gelisah, karena anak perempuannya tidak kunjung pulang dari sekolahannya.
Saat ini Davin, Fatimah, dan Bi ijah pun ikut merasa khawatir dengan keberadaan Rachel saat ini yang entah kemana?Jam telah menunjukan pukul 18:30 tidak mungkin jika Rachel mengikuti les semalam ini? Lagi pula mengapa dia tak memberi kabar pada orang rumah?
Pasti ada yang terjadi sesuatu dengan Rachel. Fikir mereka."Davin tadi udah ke sekolahannya, tapi sekolah kosong sejak pukul 16:00" Davin menghampiri ibunya dan memeluk bermaksud menenangkan.
"Mamah gak akan maafin diri mamah sendiri kalau terjadi sesuatu pada Rachel." ucap Claudia disela-sela isakannya.
"Bi, bi ijah kenal sama temen deketnya Rachel?" tanya Fatimah.
"Kenal, non Rachel punya dua sahabat namanya Karin sama Fani." jawab bi ijah.
"Apa kita gak cari kerumah mereka saja mas? Siapa tau Rachel ada di rumah sahabatnya." ucap Fatimah seraya menatap Davin yang tengah memeluk ibunya.
"Bener." Davin mengangguk. "Bi ijah tau rumah nya?"
"Gak tau den." Davin mengusap wajahnya gusar.
Claudia tiba-tiba berhenti menangis dan melepas pelukan Davin dengan mengatur nafasnya yang naik turun.
"Ini pasti ada sangkut pautnya sama Rama." ucap Claudia dengan nada serak.
🍀
"KENAPA BISA HILANG?!" bentak laki-laki paruh baya pada seorang suster.
"Say... Saya... Gak tau pak." suster menggelengkan kepalanya lemah karena ketakutan.
"BRAAAKK... CRAAANG..." laki-laki itu melempar peralatan yang berada di atas nakas sehingga membuat suara yang kencang.
"SAYA GAK MAU TAU! KALIAN PIHAK RUMAH SAKIT HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS INI SEMUA!" teriak Rama pada suster kemudian berlalu keluar dari ruangan.
Rama berjalan cepat menuju mobilnya, saat dia sudah masuk tak perlu berfikir panjang langsung dia tancap gas nya melaju dengan cepat dan entah pergi kemana?
🌿
"Kita gak boleh diem terus kayak gini Davin! Kita harus cari Rachel, atau perlu kita hubungi polisi."
"Jangan mah, masalah akan lebih rumit jika kita sangkut pautkan dengan polisi. Biar Davin cari Rachel." baru saja Davin bangkit dari duduknya, tiba-tiba ibunya mencekal lengannya.
"Mamah ikut." ujar Claudia menatap sedu Davin.
"Mamah disini saja, biar Davin yang cari Rachel. Fatimah, tolong jagain mamah yah." Fatimah mengangguk.
"CLAUDIA...!!!" semua menatap kesumber suara dengan terkejut saat melihat siapa yang datang.
🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku seorang Mualaf
Teen Fiction[BELUM DI REVISI. TYPO MASIH BERTEBARAN.] Tak seharusnya aku tambatkan hati padanya. Tak seharusnya ku luluh kan hati ku pada seseorang yang langkah kakinya tak satu arah dengan ku. Tak seharusnya aku selalu berada di setiap harinya. Karena pada das...