Bagian 1

322 57 28
                                    

"Kamu berhasil buat aku jatuh. Jatuh kedalam hati kecilmu itu."
-
-
-

Gadis cantik berambut sebahu dengan poni yang sedikit menutupi wajahnya dengan cepat langsung keluar dari kamar miliknya. Ia terlihat tergesa-gesa dengan terus menerus menatap arloji yang ia lingkarkan ditangannya. Dengan cepat ia menuruni anak tangga rumahnya yang memang memiliki 2 lantai dengan setiap ruangan yang memang sangat luas. Ia segera bergabung dengan orang-orang yang sepertinya sudah dibuat kesal karena menunggu ia datang.

"Lihat tu anak kesayangan mama, jam segini baru dateng. Kan jadinya gue telat Ma." rengek Yugo

"Apaan sih kak, baru juga jam ½ 7." bela Melka

"Udah-udah jangan pada berantem. Sekarang kalian makan, setelah itu langsung berangkat sekolah. Dan kamu Yugo, panggil adiknya yang bener gua gue gua gue. Gak sopan !" kata Ane berusaha menyudahi pertengkaran kedua anaknya dan menegur Yugo yang kurang sopan.

Dengan lahapnya Melka dan keluarganya makan dengan sesekali mereka tertawa bersama saat menceritakan masa kecil mereka. Dalam hati Melka berdoa agar keluarganya akan tetap selalu seperti ini.

Dengan langkah cepat Melka dan kedua kakaknya bergegas masuk kedalam gerbang sekolah yang hampir saja akan ditutup oleh Pak Gugun, Satpam sekolahan Melka. Dan akhirnya mereka berhasil memasuki gerbang dengan perasaan yang tak karuan.

"Hah, untung gak jadi telat kita." kata Yugo sambil sesekali menyentuh dada bidangnya dengan nafas yang tak teratur

"Ini semua salah lo Mel, kalo besok lo bangun telat lagi gue gak segan-segan buat siram lo pake air comberan." kata Aldo memperingati Melka, namun Melka tahu bahwa kakaknya itu hanya menggertak.

"Ya." kata Melka kemudian meninggalkan kedua kakaknya yang terus saja mengumpatnya dari kejauhan.

"Mulai tuh orang sikap dinginnya." kata Aldo dan Yugo bersamaan.

Tett...tetttt...

Jam istirahat pertama berbunyi menandakan bahwa saatnya siswa-siswi mengisi perut mereka yang kosong setelah menerima pelajaran dari jam pertama.

"Akhirnyaa, gilaa 3 jam sama Bu Ida lama bangett sumpahh. Apa lagi tuh guru kalo ngajar kagak bisa santai, nyolot muluh sukanya." cecar Rebeca kepada kedua temannya

"Huum bener banget omongan lo Ca, kenapa juga tuh guru harus ngajar kita pas jam pertama sampe ketiga pula, ya Tuhan pusing gue." kata Zena menanggapi omongan Rebeca

Kemudian mereka berjalan keluar kelas dengan ocehan mereka tentang Bu Ida yang selalu saja menyulitkan mereka. Melka hanya diam sambil sesekali ia menengok ke arah lapangan basket.

"Mel lo kenapa sih ? Dari tadi lo diem mulu ? Ada apa mel ? Lo lag..." kata Rebeca terhenti dengan tangan Melka yang bergelayutan ditangan Rebeca

"Kalian tau gak sih ? Gue keinget sama kata-kata dia dulu pas nembak gue disana." kata Melka sambil tersenyum kecut dan matanya mulai sayu.

Flashback


Ditengah teriknya matahari seorang gadis sedang duduk di tepi lapangan basket dengan keringat yang bercucuran di wajahnya. Ia sesekali melihat kearah samping seakan-akan menunggu seseorang.

"Mel, lo ngapain disitu? Udah selesai hukuman lo dari pak Suaeb ?" kata rebeca disusul oleh Zena

"Sumpah ya tuh guru main ngehukum gue cuma gara-gara gue gak sengaja numpahin minuman gue ke dia. Gila tuh guru emang." cecar Melka

"Mel". Panggil Rebeca dengan tatapan yang membuat Melka merinding.

"Ada apa sih Ca, lihat gue sampe segitunya. Hahaha." kata Melka dengan tanpa sadar kemudian ada sebuah tangan yang memegang pundaknya dari belakang.

Melka dengan perasaan takut kemudian memberanikan dirinya untuk melihat siapa yang memegangi bahunya.

"Baaaaa." Kata seseorang itu dengan mukanya yang dibuat semenakutkan mungkin.

Melka yang kaget pun langsung lari dan alhasil ia jatuh tepat ditengah lapangan basket. Sadar bahwa ia dikerjai ia langsung berdiri dengan tatapan menakutkannya.

" hahahha, bercanda Mel. Hahhaha masa gitu aja lo kaget sih." Kata seseorang itu dengan tawanya

"Lino, gak lucu tau. Nih ya baju gue kotor gara-gara lo tau gak sih." Kata Melka kemudian mencebikan mulutnya

"Iya-iya maaf Mel, aku kan gak sengaja."

"Au ah, sakit tau tadi jatuh No."

"Mel, gue mau ngomong sama lo deh." Kata Lino dengan tatapan yang sulit diartikan Melka.

Varelino Kautsa Al Haqi adalah cowok basket yang sangat di idam-idamkan oleh kaum hawa terutama Melka. Melka mengenal Lino saat ia kelas 9 Smp dan kemudian SMA mereka tanpa sengaja sama. Melka dan Lino memang sangat dekat, namun tidak ada ikatan diantara mereka. Lino memang sudah mengenalkan keluarganya dengan Melka dan sebaliknya juga, Melka sudah mengenalkan keluarganya kepada Lino.

"Ngomong aja No, gue dengerin kok. Paling juga mau bilang minta maaf, gue gak mau maafin lho." Kata Melka dengan tangannya lipat di depan dadanya.

Dengan hati-hati Lino memegang tangan Melka kemudian tersenyum kepada Melka

" Mel, aku gak mau minta maaf sama kamu. Tapi aku mau ngomong yang lain, tentang perasaan gue yang selama ini gue pendem sendiri." kata Lino dengan nada yang hampir membuat setiap orang meleleh

"L-lo ma-mau ngomong apa No?" Kata Melka terbata-bata karena jantungnya yang berdetak dengan kencang.

" Mel kita udah kenal kurang lebih 1 tahun, gue gak tau perasaan lo ge gue sama enggak. Gue gak tenang kalo belum bilang perasaan gue ke lo Mel.
Kamu udah buat aku jatuh. Jatuh kedalam hati kecilmu itu Mel. Bolehkah aku menjadi bagian hidupmu? Melengkapi setiap kekurangan yang ada dalam dirimu? Menjadi tameng kamu di setiap harinya? Mel aku sayang sama kamu. Mau kah kamu jadi pelengkap hidupku?." Kata Lino dengan kakinya yang ditekukan didepan Melka

"G-gue.." kata Melka terbata-bata

"Kalo lo gak bisa nerima gue gak papa Mel, gue akan nunggu lo sampai lo siap." Kata Lino dengan tubuhnya yang ia tegakkan kembali dan membalikan tubuhnya

"Gue mau jadi pelengkap hidup lo No. Gue mau." dengan sedikit berteriak Melka berhasil membuat Lino dengan cepat membalikan tubuhnya dan memeluk Melka.

Flashback of
-
-
-

Gimana nih ceritanya gaes.
Tunggu kelanjutannya yups

Jangan lupa Vote + Comment sebanyak mungkin.

Salam manis Author

MELKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang