Terima kasih sudah mau membersamaiku yang banyak kurangnya. Ku harap luka lama tak akan pernah terbuka lagi untuk yang kedua kali.
.
.
.
.Kini Tama sedang duduk di tengah lapangan basket dengan keringat yang bercucuran di keningnya. Banyak sekali ungkapan kekaguman dari para wanita-wanita.
Aduh ganteng banget itu mahh
Ya Allah sumpah pengen gue bawa pulang
Aduhhh meleleh gue
Ya Allah pengen gue elap tuh keringetnya dia
Tama i lap yu
Tama minta nomer HP lo.
Tama...tama.. tama..
Dan masih banyak lagi celotehan gak jelas dari siswi-siswi disana. Melka yang mendengar itu sedikit risih dan menyumpal kupingnya dengan handsetnya.
Brukk ...
"Aduhhhh, kepala gue." Kata Melka yang tak sengaja kepalanya terkena bola basket. Kemudian ia mengambil bola tersebut dan melangkah menuju lapangan basket sambil memantulkan bola basket ke tanah.
Prangggg (anggap aja suara bola masuk ke ring basket.
Semua orang disana melongo melihat Melka bisa memasukan bola ke ring dalam jarak jauh. Melka melepas tasnya dan menaruhnya dipinggir lapangan, ia juga melepas headset nya ia kembali berjalan ke tengah lapangan. Semua orang bingung dengan apa yang dilakukan Melka.
"Gue ikut main." Kata Melka lantang.
"Lo serius ?" Kata Tino yang hampir tak percaya dengan ucapan Melka.
"Yes. Udah cepetan." Kata Melka yang mengambil alih bola dari tangan Kevin.
Melka berlari sambil menimang bola dan memasukannya ke ring. Permainan berlangsung dengan sangat ketat. Melka selalu dihadang oleh Tim Tama dan sulit dalam pergerakan karena badannya yang kecil. Namun, ia masih bisa menghalau itu semua dengan tenang dan pranggg... Skor menunjukkan 65-55 yang dimenangkan oleh Tim yang dibantu Melka. Pada saat itu pula semua riuh dan bersorak untuk keberhasilan Tim yang didukung Melka karena hampir tiap kali tanding tim itu akan selalu kalah melawan Tim Tama.
"Melka." Teriak Aldo dengan tatapan tak percaya bahwa adiknya itu berani memperlihatkan keahliannya dalam basket.
"Kamu kesambet apaan sih ? Tuh muka kamu udah merah gitu, udah ayo pulang." Lanjut Aldo dan menggenggam lembut tangan Melka.
"Ihh bentar, tas Melka disana. Melka ambil dulu." Kata Melka sambil berlari mengambil tasnya dan kembali ke hadapan Aldo. Semua orang disana menduga bahwa Aldo adalah pacar Melka dan tak terkecuali Tama, ia melihat bagaimana Aldo memperlakukan Melka. Ia merasa sesak.
***
Melka kini duduk di sofa ruang tv rumahnya sambil memakan camilan yang ia ambil dari kulkas. Karena besok hari libur ia bisa bersantai di rumahnya. Jangan tanya dimana kedua kakaknya, mereka sedang pergi nongkrong bersama teman-teman mereka. Sebenarnya Melka ingin sekali pergi bersama teman-temannya namun karena teman-temannya yang sibuk, ia tidak bisa pergi. Seperti minggu kemarin saja mereka tidak jadi ke time zone karena teman-temannya yang sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELKA
Teen FictionHidupnya penuh ketersediaan, tak ada kekurangan sedikitpun. Keluarganya lengkap dan harmonis tanpa ada celah sedikitpun untuk dapat dihancurkan. Memiliki banyak orang yang tulus sayang dengannya. Namun, dibalik kesempurnaan pastilah ada kekurangan...