Jangan pernah kembali lagi, luka yang kamu beri saja masih belum kering.
.
.
.
.
.Melka kini merasa dirinya seperti monyet yang jadi tontonan. Entah mengapa Tama bisa setenang ini, padahal semua pasang mata menatap mereka.
Tama yang mulai melihat kesedihan dimata Melka pun tak tega dan akhirnya mulai memainkan pianonya. Melka pun dibuat terkejut dan langsung menatap Tama, kemudian ia mengikuti nada dan bernyanyi bersama sampai selesai. (bayangin aja seperti di mulmed ya).
Melka dan Tama sama-sama menikmati lagu AKU DAN DIRIMU seperti dua sejoli yang sedang jatuh cinta. Melka dan Tama memiliki kemistri yang baik.
Setelah lagu selesai dinyanyikan semua orang langsung berdiri dan memberi tepuk tangan meriah kepada Melka dan Tama. Melka yang melihat itu pun sangat bahagian dan bangga dengan dirinya. Ini semua berkat Tama, kalo Tama tidak bisa membuatnya percaya diri mungkin semuanya akan kacau.
Setelah semuanya selesai semua siswa siswi kembali ke kelas masing-masing. Tak terkecuali juga Melka dan Tama. Mereka tak langsung pergi ke kelasnya melainkan pergi ke Kantin terlebih dahulu.
"Thanks ya, udah buat gue jadi percaya diri." Kata Melka dengan senyum indahnya.
"Sama-sama Mel. Udah makan dulu. Gue tau lo laper kan."
"thanks lagi Tam." Kata Melka Tulus.
Melka pun memakan makanannya dengan lahap, ia memang dari tadi menahan rasa laparnya. Untung saja magh nya tidak kambuh, jadi ia tidak perlu khawatir sekarang.
"Hay Mel, miss me ?"
Suara itu, suara itu berhasil membuat nafsu makan Melka menurun. Ia belum siap untuk berdamai dengan masa lalunya. Tolong Tuhan, aku belum ingin menemuinya.
"Heyy, kenapa diem kamu ? Apa Axcel belum cerita ke kamu tentang semuanya ?"
"Emmm, gue balik dulu." Kata Tama lalu berdiri namun tangannya ditahan oleh Melka.
"non andare per favore. accompagnami, ti prego." Kata Melka pelan dengan wajah yang ia tundukan. Namun Tama masih dapat mendengarnya.
"Hey bro tinggalin kami berdua. She is my mine. Melka, ayo ikut aku." Kata Lino dengan menarik tangan Melka. Namun, Melka menghempasnya dengan kasar.
"Don't touch me, bitch." Teriak Melka.
Teriakan iku membuat orang-orang disana terkejut dan bertanya-tanya ada apa ini. Yang paling terkejut disini adalah Tama, ia tak tau harus apa. Tangannya digenggam Melka sangat kuat, ada apa dengan Melka.
"Mel, aku bisa jelasin semuanya. Tolong dengarkan aku. Sebentar saja." Lino kemudian berjongkoh dan memohon kepada Melka.
"5 menit."
"Jangan disini Mel. Tolong kita bicara berdua saja." Mohon Lino
"4 menit lagi."
"Okey, waktu itu aku ngelakuin itu semua karena itu bukan mauku Mel. Aku gak bermaksud buat harga diri kamu hancur. Maaf, tapi jujur aku belum ngapa-ngapain kamu. Aku saat itu terbawa kalut karena emosiku Mel. Tolong, tolong ngerti posisiku saat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MELKA
Teen FictionHidupnya penuh ketersediaan, tak ada kekurangan sedikitpun. Keluarganya lengkap dan harmonis tanpa ada celah sedikitpun untuk dapat dihancurkan. Memiliki banyak orang yang tulus sayang dengannya. Namun, dibalik kesempurnaan pastilah ada kekurangan...