Aku memaafkanmu bukan berarti aku mau kembali denganmu, aku berdamai dengan masa lalu karena ini keharusan. Namun, untuk kembali bersama maaf itu sebuah larangan.
Kini mereka telah memasuki taman belakang sekolah, sunyi itu yang Melka rasakan. Ia hanya diam karena ini bukan masalah sulit baginya, namun memang karena Melka cengeng ya begitulah. Bahagia ya menangis, kaget ya menangis, takut ya menangis, semuanya dibuat menangis.
"udah cepet mau ngomong apa lo?" Kata Yugo sinis.
"Oke langsung aja ya, waktu itu aku memang pergi dengan Varo. Tapi, aku pergi bukan karena aku selingkuh dengan dia. Aku pergi dengan dia karena itu sebuah paksaan. Dia mengancam aku, dia bilang kalo aku gak mau jalan sama dia maka kamu akan dalam bahaya. Aku gak akan mungkin biarin orang yang aku sayang disakiti sama dia. maka dari itu aku pergi sama dia."
"Lalu, kenapa Kak Namira bisa kecelakaan dan keluarga kak Namira bilang kak Namira meninggal ?" Tanya Melka.
"Waktu itu keluargaku sedang dalam posisi gak baik Mel, perusahaan papah hancur gara-gara ulah Varo. Disaat itu aku sudah sangat down, dan aku bingung harus apa. Jalan terbaik dari masalahku saat itu adalah aku pergi sebelum keadaan semakin ruwet. Dan benar seperti dugaan aku, Varo semakin berulah. Varo minta keluarga aku untuk menikahkan aku dengan dia tapi aku menolaknya. Hal itu membuat Varo marah dan ngejar mobil yang aku kendarain dengan keluargaku. Tapi varo udah rencanain semua dengan matang, rem mobil yang aku kendarai blong dan alhasil aku dan keluarga aku masuk ke jurang."
"Jadi, sekarang dimana keluarga kamu ? mereka udah pergi ?" tanya Aldo.
"Mereka masih hidup kak. sewaktu mobil kami masuk jurang, luka kami gak begitu parah. Papah yang udah nyelamatin aku dan mamah. Papah lalu membakar mobil itu agar Varo ngirang aku udah meninggal. Dan dia nyuruh keluarga aku yang lain bilang bahwa aku dan orang tuaku udah pergi."
Jelas Namira."Maaf, aku gak tau kalo kamu dalam kesusahan begitu. Maaf aku cuma mikirin diri aku sendiri." Kata Yugo lalu memeluk Namira.
"Udah Mel, balik kelas yuk. Nyamuknya banyak." Kata Aldo lalu menarik Melka pergi dari taman belakang.
Kini perasaan Melka sudh jauh lebih baik dari biasanya. Ia senang sekarang kakaknya sudah kembali bersama sang pujaan hati. Kini tinggal dirinya dan Aldo yang masih harus berdamai dengan masa lalu. Melka memang harus berdamai dengan masa lalunya sekarang karena itu jalan terbaik menurutnya.
***
Kini Tama sedang bermain basket ditengah teriknya matahari, ia bermain sendirian tanpa ditemani dua sahabatnya. Ya, mungkin mereka belum baikan. Tama memang seperti itu, ia tidak akan meminta maaf duluan jika dirasa dia tidak melakukan kesalahan. Tipikal cowok masa bodoh dengan keadaan sekitar. Tama melempar bolanya asal karena ia sedang kacau.
Bughhhhh..
+
"Aduhhh, siapa sih yang nglempar bola. Asal banget.""Ma...." Bibir Tama kelu saat melihat siapa yang terkena bolanya. Ia tidak dapat mengungkapkan apapun.
"Melka." Lanjutnya dengan suara sepelan mungkin. Ia tidak berniat membantu Melka. Ia terlalu gengsi dengan Melka.
"Lo yang ngelempar bolanya ?" Tanya Melka.
"Kalo iya kenapa ?" Kata Tama sambil berlalu meninggalkan Melka.
Melka yang bingung dengan perubahan Tama pun langsung berlari menghampiri Tama. Ia berhenti di depan Tama lalu sedikit mengangkat kakinya dan membisikkan sesuatu pada Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELKA
Teen FictionHidupnya penuh ketersediaan, tak ada kekurangan sedikitpun. Keluarganya lengkap dan harmonis tanpa ada celah sedikitpun untuk dapat dihancurkan. Memiliki banyak orang yang tulus sayang dengannya. Namun, dibalik kesempurnaan pastilah ada kekurangan...