20. Tangan yang sama

65 27 3
                                    

Kisahmu kini juga kisahku, jadi tolong jangan menghindar lagi.
.
.
.
.

"Jadi semalem lo gak pergi sama Melka ?" Tanya Tama kepada Zena.

"Enggak lah. Kan gue sama Nando."

Kemudian Tama berbalik dan menghampiri Melka yang tengah bingung harus berbuat apa. Tama sedikit menyunggingkan senyumnya saat melihat Melka ketakutan.

"Hoby lo tetep sama. Suka bohong. Sekarang lo mau jelasin apa ke gue ? Mau bilang karena lo gak mau ngerepotin gue ?"

"Lo gak tau apa-apa tentang gue Tam. Udah cukup lo sok perhatian buat gue. Mendingan lo cari aja tuh pacar lo yang hilang entah kemana. Gue gak mau dianggep perusak hubungan orang." Kata Melka kemudian meninggalkan Tama sendirian.

Sedari tadi Tama tidak bisa fokus dengan pelajaran yang ada di depannya. Pikirannya terbang kemana-mana. Kenapa kemarin ia harus memberi tahu Melka tentang Syami dan berkata hal bodoh.

Kedua teman Tama pun saling melempar tatapan bingung. Tidak biasanya Tama gagal fokus dengan pelajaran.

"Sthssss. Tama. Woy." Bisik Tino.

"Tammm. Tama woyyyyy." Bisik Farel.

Namun, bisikan mereka tidak membuat Tama bergeming. Kemudian Farel dan Tino pun memiliki ide brilian.

"Ehh ada Melka. Cari Tama ya." Ucap Farel sedikit berteriak yang berhasil membuat Tama berdiri dari tempat duduknya.

"Kalian bertiga, keluar dari kelas saya. Dari tadi saya perhatikan kalian tidak fokus. Keluar sekarang juga." Usir Bu Emi yang mengajar kelas mereka. Bu Emi memang guru yang kalau ngomong suka to the point.

Mereka pun berjalan menuju basecamp mereka yaitu roofftop sekolah. Mereka memang sering bolos pelajaran tapi, mereka merupakan jajaran anak pandai disekolah. Jadi mau masuk kelas atau tidak itu sama aja buat otak mereka.

Di roofftop mereka dapat melihat sekolah secara menyeluruh. Kini mata mereka tertuju pada segerombol wartawan yang berada di dalam sekolah mereka. Hal itu jarang sekali terjadi, jika hal itu terjadi pasti ada salah satu murid sekolahnya yang terlibat suatu hal. Namun berbeda dengan kedua temannya, Tama kini melihat seorang wanita yang tengah berbincang dengan salah satu wartawan dan sepertinya orang itu tengah merencanakan sesuatu.

"Woy Tam, lo kenapa sih dari tadi diem mulu. Sariawan lo ?" Ucap Farel pada Tama.

"Lo tau itu siapa gak ?" Tanya Tama kepada teman-temannya dengan menunjuk arah berdirinya wanita tadi.

Tapi sebelum bertanya kepada teman-temannya wanita tadi sudah pergi dari tempatnya.

"Siapa sih maksud lo ? Gak ada orang."

"Tadi ada orang disana."

"Aaaaaaaaaaaaaa."

Namun, sebelum penuturan Tama selesai mereka semua mendengar sebuah suara teriakan yang familiar ditelinga mereka. Tama mencari sumber suara itu dan ia melihat seorang wartawan tengah menarik paksa tangan Melka. Hal itu membuat Tama geram dan langsung berlari menuju tempat kejadian.

MELKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang