Rachel menutup rapat-rapat kedua telinganya saat Jennie terus saja mengoceh setelah ia memperlihatkan video Kai dan Krystal yang bercinta ditoilet bioskop.
"Sialan, Kai. Berani banget dia selingkuhin gue! Awas aja kalau sampe ketemu, gue buat dia gak bisa punya anak."Jennie bermisuh-misuh.
"Udah sampe, nih. Maaf banget ya lo gak bisa nginep dirumah gue karena ada tamu. Lo kan ceritanya lagi marah sama Daddy lo, haha."
Rachel berdecak, "Lo sih! Gue kepaksa pulang deh."
"Cepet turun! Si Samuel nyuruh gue pulang cepet nih."Jennie membuka pintu mobil dan mendorong Rachel keluar.
"Hati-hati dijalan, sahabat terbego gue!"Rachel menjulurkan lidahnya sebelum memasuki pekarangan rumah.
Kening Rachel berkerut saat melihat mobil asing yang terparkir disamping mobil Daddy-nya.
Mobil siapa ya? Batin Rachel.
Rachel membuka pintu utama dengan sangat pelan, ia melihat sang Daddy sedang berbincang dengan seorang wanita disofa ruang tamu.
Beruntung sofa yang mereka duduki membelakangi pintu,membuat mereka tidak menyadari kedatangan Rachel.
"Aku minta maaf, Krystal. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk menciummu tadi pagi."Ucap Sehun dengan tatapan sedihnya.
Maksud Daddy apa? Batin Rachel.
Ia bersembunyi dibalik tembok yang terhalangi oleh vas bunga.
"Tidak masalah, Sehun. Aku juga minta maaf karena telah lancang duduk dipangkuanmu."Ucap Krystal.
"Kau memang sahabat terbaik ku, Krys.Terima kasih karena sudah mau membantuku. Aku harap perasaanku pada Rachel bisa teralihkan."
Kenapa Daddy berbicara seperti itu? Batin Rachel.
"Kenapa kau tidak jujur saja, Sehun? Aku dapat menebak kalau Rachel juga memiliki perasaan terhadapmu."
"Daddy... "Rachel menghampiri mereka berdua.
Tubuh Sehun menegang saat mendengar suara Rachel, begitu juga dengan Krystal.
"Ra-Rachel? Sejak kapan kau disini?"Sehun tergagap.
"Apa maksud dari semua yang Daddy katakan?"Tanya Rachel.
Krystal tersenyum tidak enak, "Sehun. Aku pamit pulang. Selesaikan semuanya dengan baik-baik. Kalau perlu, kau menikah saja dengan Rachel."Krystal menepuk bahu Sehun sebelum pergi.
Sehun mengusap wajahnya kasar lalu menatap Rachel yang sudah berdiri didepannya.
"Jadi, Tante Krystal itu sahabat Daddy? Bukan kekasih Daddy?"
"Baiklah. Karena kau sudah mendengar percakapan tadi. Daddy akan memperjelasnya lagi."
Sehun membuang nafasnya kasar, "Daddy meminta Krystal untuk berpura-pura menjadi kekasih Daddy."
"Kenapa?"
"Karena Daddy ingin mengalihkan perasaan Daddy dari mu."
"Perasaan apa, Dad?"
"Perasaan yang tidak seharusnya seorang Daddy miliki pada putrinya sendiri. Daddy sudah lelah harus bersikap biasa-biasa saja padamu, Rac. Daddy bahkan tidak bisa menyukai wanita lain karena dihati Daddy, sudah ada dirimu. Kau mampu menutup rapat hati Daddy sehingga wanita lain tidak dapat memasukinya, Rac."
Sehun menyisir rambutnya frustasi lalu duduk disofa, Rachel juga ikut duduk disebelahnya.
"Daddy, kenapa tidak jujur pada Rachel? Rachel juga menyukai Daddy, menyayangi Daddy, bahkan mencintai Daddy. Rachel berusaha menjauhkan Daddy dari wanita diluaran sana karena Rachel tidak ingin kehilangan orang yang Rachel sayangi untuk kedua kalinya."Rachel meriah tangan Sehun lalu menggenggamnya.
Sehun langsung berdiri, membuat pegangan Rachel pada tangannya terlepas.
"Tidak bisa, Rac. Kau tidak boleh mencintai Daddy. Kau seharusnya mencintai pria yang sebaya dengan mu."Sehun melangkah tapi Rachel mencengkram pergelangan tangannya.
"Kenapa Dad? Kenapa aku tidak boleh mencintaimu? Katakan Dad! KENAPA?!"Rachel menjerit, air mata turun membasahi kedua pipinya.
Sehun melirik Rachel lalu menyentakan tangan putrinya tersebut.
"Kau putri Daddy, Rachel. Kau darah daging Daddy dan kita tidak akan pernah bisa bersama."
Rachel memeluk tubuh Sehun dari belakang saat pria itu kembali melangkah.
"Peduli setan dengan status. Aku hanya ingin dirimu, Dad. Aku mohon, aku tidak akan bisa hidup tanpamu."Rachel berujar lirih.
"Daddy akan mencari wanita lain dan menikahinya.Kau harus berhenti mencintai Daddy!"Sehun berucap dingin, dia juga melepaskan tangan Rachel yang melingkar pada perutnya.
Rachel menangis histeris, bahkan tubuhnya sudah terduduk dilantai.Ia juga sesekali memukuli dadanya yang terasa sesak.
"DADDY JAHAT! DADDY EGOIS! AKU MEMBENCIMU DAD, TAPI AKU MENCINTAIMU! LEBIH BAIK AKU MATI DARIPADA HARUS BERHENTI MENCINTAIMU! Aku lebih baik mati, Dad... "Suara Rachel melemah.
Ia berusaha berdiri lalu berjalan untuk mengambil vas bunga berukuran besar.
Dengan perasaan marah Rachel membanting vas tersebut sehingga menimbulkan suara yang begitu nyaring.
Ia terduduk lalu mengambil pecahan vas yang paling besar, meletakan nya dipergelangan tangan nya, menekan nya kuat hingga darah mengalir dari sana.
"Akhh..!"
Rachel kembali menangis, rasa sakit dipergelangan tangannya tidak sesakit dengan hatinya.
Belum cukup dengan luka dipergelangan tangannya, ia mengarahkan pecahan vas yang berlumur darah itu pada lehernya.
Melakukan hal yang sama sampai darah kembali mengalir dan membuat tubuh Rachel lemas.
Rachel merasakan sesak didadanya.
Sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya, samar-samar ia mendengar sang Daddy meneriaki namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ; SEHUN [✓]
Fanfiction[18+] "Kapan kita menikah, Dad?" Meskipun cerita udah end, jangan lupa buat kasih votenya ya.