Rachel bersama Jaehyun dan kedua orangtuanya baru saja sampai disekolah.
Dua jam lagi acara perpisahan kelas dua belas akan dimulai dan Jaehyun menuntun Rachel untuk duduk di bangku yang telah disiapkan bagi murid kelas dua belas.
Rachel terus melihat sekelilingnya, berharap matanya melihat sosok Sehun yang sangat amat ia rindukan.
“Mencari Samuel, Rac?”Tanya Jaehyun.
Rachel diam tak menjawab. Gadis itu lebih memilih menundukkan kepalanya dengan kesepuluh jari tangannya yang saling bertautan.
“Sebentar lagi Samuel pasti datang, Rac. Dia hanya pergi kerumahnya untuk bertemu dengan orang tuanya.” Jaehyun berujar lagi.
Rachel menghela nafas, “Daddy Sehun tidak akan lupa dengan hari pelulusan ku kan Jae?”
Jaehyun tersenyum, “Paman Sehun selalu ingat hal yang menyangkut dengan mu."
Mata Rachel memanas, "Tapi kenapa Daddy belum juga datang? Apa dia, apa dia telah—”
“Ssttt,,Jangan berfikir yang aneh-aneh mengenai Paman Sehun. Aku juga sama sepertimu, Rac. Berharap kalau Paman Sehun keluar dari tempat sekapan Papa lalu datang kemari. Kamu hanya perlu bersabar sedikit lagi, oke?” Pria berlesung pipi itu menyentuh pipi Rachel.
Rachel mengangguk. Semoga apa yang ia harapkan bisa terjadi, hanya itu.
🍭Sehun terbangun dari tidurnya karena merasakan guncangan dari bahu sebelah kirinya.
Dia membuka mata perlahan dan melihat Jennie yang tersenyum manis didepannya.
“Kita sudah sampai, Paman. Ayo bangun!”Jennie mengulurkan tangannya.
Sehun tidak menerima uluran tangan Jennie dan lebih memilih untuk turun dari mobil, Jennie memasang wajah sebal lalu menyusul Sehun.
Kemudian Sehun berterima kasih kepada supir truk yang sudah membawanya dan Jennie sampai ditengah kota. Bahkan letak sekolah Rachel tidak jauh dari tempat dia berdiri sekarang.
“Paman Serius?”Tanya Jennie.
Pasalnya Sehun mengajak gadis itu untuk langsung ke Sekolah karena acara pelulusan sudah lama berlangsung mengingat sekarang sudah siang hari.
“Tapi aku belum bersiap-siap, Paman!”Jennie menghentakan kedua kakinya kesal.
Sehun berdecak, “Terserah kamu saja! Paman akan langsung ke sekolah tapi sebelum itu Paman akan pergi ke kantor polisi.”
“Aku ikut Paman!” Jennie mendengus tidak suka lalu mengejar Sehun yang sudah berjalan jauh didepannya.
Dengan pakaian yang lusuh, Jennie dan Sehun mendatangi kantor polisi untuk melaporkan Suho atas percobaan pembunuhan terhadap nya dan penyekapan untuk Jennie.
Setelah selesai dengan urusan dikantor polisi, Sehun dan Jennie, juga beberapa polisi yang ditugaskan menangkap Suho—yang ternyata buronan polisi karena kasus korupsi— pergi ke sekolah Regular.
Jam menunjukkan pukul satu siang. Tetapi acara pelulusan belum juga berakhir. Masih ada satu acara, yaitu pemberian hadiah bagi murid yang berprestasi.
Saat namanya dipanggil sebagai murid berprestasi, Rachel menangis. Bukan menangis karena bangga akan prestasi nya, melainkan karena orang yang berada dibalik pencapaian prestasi nya tidak kunjung datang.
“Cepat Naik ke atas panggung, sayang.” Suzy mengelus lengan Rachel karena gadis itu tidak kunjung naik ke atas panggung, padahal MC sudah beberapa kali memanggil namanya.
Rachel menggelengkan kepalanya, air matanya kembali menetes. Membuat Suho geram sendiri karena tingkah Putri nya itu menjadi bahan tontonan orang-orang disekitar.
“Cepat Naik keatas, Rac. Atau Papa—”
“JANGAN BERGERAK!”
Ucapan Suho terpotong oleh seruan keras dari arah belakang.
Seorang polisi ber—name tage Sungjae—mengarahkan pistolnya ke arah Suho, membuat semua orang terpekik kaget.
“D-daddy!”Rachel berlari begitu matanya melihat sosok Sehun yang muncul dari kerumunan orang-orang.
Sehun mendekap erat tubuh seseorang yang sangat amat Dia rindukan. Menghiraukan tatapan aneh orang-orang disekitar Karena penampilannya.
Sementara itu, Suho berdiri kaku. Entah apa yang membuat pria itu sampai tubuhnya tiba-tiba saja ambruk dilantai.
Sungjae dan rekan-rekannya bergegas menghampiri Suho. Setelah mengecek apa yang terjadi, ternyata pria itu meninggal dunia karena serangan jantung.
Jaehyun dan Suzy menangis. Tidak menyangka kalau penyakit yang sudah diketahui sembuh itu kembali dengan tiba-tiba.
Akhirnya Para polisi terpaksa menahan Suzy atas keterlibatan dalam korupsi yang Suho lakukan juga untuk penyekapan Jennie.
“Berhenti menangis, Jae.” Samuel dan orang tuanya menghampiri Jaehyun yang masih terduduk didepan jenazah Suho, menunggu ambulance datang untuk membawa Suho ke rumah sakit dahulu.
“Aku, Aku tidak punya siapa-siapa lagi, Sam. Papa meninggal, dan Mama dipenjara.” Jaehyun kembali menangis, beberapa orang menatapnya prihatin.
“Kamu masih memiliki ku, Jaehyun.” Rachel menghampiri Jaehyun lalu membantu pria itu untuk berdiri.
“Masih ada aku, Kakak mu.”Rachel membiarkan Jaehyun menangis dalam dekapan nya.
Meskipun ia juga sama terpukul nya karena kehilangan sang Papa, tetapi ia tidak bisa melupakan hal bejat yang pernah Papanya itu lakukan padanya.
“Lebih baik kita pulang sekarang, acaranya juga sudah selesai.” Sehun mengelus kepala Rachel dan Jaehyun secara bergantian.
“Paman, aku ikut pulang!”Jennie yang sedari tadi diam bersuara.
Samuel terkejut bukan main saat mendengar suara Kakaknya itu.
“Kak Jennie!”Pria itu berhambur memeluk Jennie, “—Aku dan Papa Mama sangat merindukan mu. Ayo kita pulang ke rumah, jangan ikut dengan Paman Sehun.”
Jennie hanya cekikikan, ia tidak serius dengan ucapannya yang ingin ikut pulang bersama Sehun.
Setelah acara berpelukan, Samuel dan Jennie beserta orang tuanya langsung pulang.
Berbeda dengan Sehun, Rachel dan Jaehyun yang harus mengurus jenazah Suho dirumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ; SEHUN [✓]
Fanfiction[18+] "Kapan kita menikah, Dad?" Meskipun cerita udah end, jangan lupa buat kasih votenya ya.