[22]

9.8K 342 4
                                    

"BERHENTI SEHUN!"

"Rachel..."

"S-sehun, sakit.."

"Rac, sayang. Bangun, ini aku."

Rachel terkesiap, ia menatap Sehun yang berada didepannya lalu sedetik kemudian gadis itu menangis.

"Ssttt, jangan menangis." Sehun mengusap punggung Rachel yang berada didekapannya.

"A-aku takut, Sehun."

Sehun tersenyum kecil, kecupan singkat dia berikan dipelipis gadis tersebut. "Semuanya baik-baik saja, Kamu hanya mimpi buruk."

Rachel melepaskan pelukannya lalu mengusap air matanya.

"Sepertinya kali ini kamu batal menemui penerbit buku," Sehun berucap.

Kening Rachel mengerut, "Kenapa bisa?"

Sehun terkekeh, tangannya terulur mengacak rambut Rachel dengan gemas. "Suruh siapa juga tidur!"

Rachel menepuk dahinya, Ia lupa kalau selama menunggu Sehun badannya tidak bisa berkompromi sehingga rebahan di atas sofa yang berakhir tertidur.

"Kamu tidak perlu khawatir, Rac. Aku sudah membuat ulang janji temu dengan penerbit itu,"

Rachel tersenyum, ia mencubit kedua pipi Sehun. "Terima kasih suamiku yang paling unyu,"

"Aw—Rachel!"Sehun mengusap kedua sisi wajahnya yang memerah, "Sakit tahu!"

Bibirnya yang mengerucut membuat Rachel tidak tahan untuk tidak mengecupnya. Dengan gerakan cepat Rachel membungkuk, lalu mendaratkan kecupan dibibir Sehun juga dikedua pipi pria itu.

"Nakal ya kamu sekarang," Sehun menyeringai.

Bibir Rachel mencebik, "Kalau iya kenapa?"Tangan mungilnya menurunkan sedikit resleting baju yang dikenakan.

Mata Sehun menyipit, Rachel benar-benar sedang menggodanya.

"Kenapa hanya dilihat? Kamu tidak mau menyentuhnya?" Suara Rachel begitu menggoda.

Sehun melepaskan dasinya, lalu dengan satu dorongan tubuh Rachel sudah berada dibawah Kungkungannya.

"Memangnya Kamu sudah selesai datang bulan, hm?"Sehun berbisik.

Rachel mengangguk. Ia mana berani menggoda Sehun saat dalam keadaan datang bulan. Justru inilah waktu yang selalu Rachel tunggu, bercinta setelah ia selesai datang bulan.

"Sudah empat bulan ya, Rac?" Sehun tidak melanjutkan perbuatannya. Tetapi posisinya masih bertahan.

Tangan Rachel menahan usapan dari tangan Sehun yang berada diatas perutnya.

"Maaf." Hanya kata itu yang selalu Rachel ucapkan disetiap Sehun mengingat usia pernikahan mereka.

Sehun tersenyum kecil, "Itu tandanya kita harus semakin berusaha dan berdoa okay? Agar tuhan segera menitipkan Sehun junior disini."

Rachel mengangguk. Matanya sudah memanas menahan cairan bening yang mencoba keluar.

"Ayo kita berusaha lagi, Sehun. Buat aku hamil!"

Bibir Rachel bergetar. Ia meneteskan air matanya saat Sehun melakukan apa yang ia minta.

Didalam hati Rachel berdoa, semoga kali ini usaha mereka membuahkan hasil. Hanya itu yang Rachel minta.

                                    🍭

"Hueekk.."

"Hueekk.."

Rachel terbangun begitu ia mendengar suara seseorang yang sedang muntah.

"Sehun? Kamu kenapa?" Rachel mengetuk pintu kamar mandi.

Sehun membasuh wajahnya dengan air terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar mandi.

"Kamu sakit?"

Sehun tersenyum kecil, kepalanya tiba-tiba pusing membuat tubuhnya limbung dan berakhir pingsan.

"Sehun, bangun..." Tangis Rachel tumpah.

Ia meraih ponselnya yang berada dinakas lalu mencoba menghubungi Ayah dan Ibunya.

Beberapa panggilan tidak terjawab mengingat sekarang masih pukul tiga pagi.

"Halo, Ibu. Sehun pingsan, badannya juga panas. Sehun juga sempat muntah-muntah, apa yang harus aku lakukan?"Rachel menggigit ibu jarinya khawatir.

"Tenang, Rac. Kamu tunggu disamakan, sebentar lagi ibu dan ayah kerumah kalian lalu kita bawa Sehun kerumah sakit."

"Baik, Ibu." Rachel memutus panggilannya.

                                      🍭

"Bagaimana keadaan anak saya, dok?" Soora bertanya begitu Dokter yang memeriksa Sehun keluar dari ruangan.

"Kondisi pasien sudah membaik. Apa kamu istri beliau?"Dokter itu menatap Rachel yang berada di samping Soora.

"Dia istrinya, Dok." Ucap Siwon.

"Mari Ibu ikut saya sebentar, untuk memastikan apakah perkiraan kami benar atau salah."

"Kemana ya dok?" Rachel menatap Ibu dan Ayah mertuanya, kedua orang itu mengangguk pertanda Rachel harus mengikuti Dok tersebut.

"Silahkan dicoba, Bu."

Kening Rachel mengerut begitu sang dokter memberikan tespack.

"Maksud dokter saya hamil?"Tanya Rachel dengan mata yang membulat.

Sang dokter tersenyum, "Untuk itu kita harus pastikan. Toiletnya disebelah sana, Bu."

Mulut Rachel membulat, ia memasuki Toilet dan dengan jantung yang berdebar menunggu garis muncul dari tespack yang dipegangnya.

Setelah hasilnya keluar, dengan tergesa Rachel keluar ruangan tetapi dia tidak menemukan Dokter yang baru saja berbicara dengannya.

Dengan begitu Rachel memasuki ruangan dimana Sehun berada, disana berdiri kedua orangtuanya dan juga sang dokter.

"Bagaimana hasilnya, Bu?"

Rachel mengatur nafasnya, ia menatap Sehun yang juga menatapnya. "Aku—Hamil."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Daddy ; SEHUN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang