EPILOG

9.8K 342 11
                                        

Yang nungguin epilog mana nih? Vote dulu ya baru baca.









































Sehun meringis begitu merasakan tarikan dirambut hitamnya. Pria itu tidak bisa marah karena sang pelaku adalah putri kecilnya.

"Rambut Papa jangan ditarik-tarik dong, Na." Dari posisi tengkurap, Sehun memindahkan tubuh putri kecilnya itu kesamping agar tidak menjangkau rambutnya.

Oh Yuna, Namanya. Balita kecil yang menginjak usia sepuluh bulan. Berbeda dengan sang kakak, yang bernama Oh Yohan, Yuna sangat hiperaktif.

Sehun bahkan dibuat pusing sendiri karena tingkah laku Yuna yang berbanding balik dengan Yohan.

"Ya ampun, Nana. Itu remote tivi jangan dimasukin ke mulut," Bergerak cepat untuk mengambil remote yang berada digenggaman sang putri, Sehun bahkan tidak sadar sejak kapan Yuna duduk anteng didepan televisi.

"Pa pa pa!" Yuna menangis.

Dengan cepat Sehun menggendongnya. Menimang-nimang berharap tangisan Yuna berhenti tapi sepertinya perbuatan Sehun membuat tangisan Yuna semakin menjadi.

Bahkan Yohan yang anteng dengan mainannya ikut menangis.

Sehun mendesah, diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit, artinya sudah masuk jam tidur siang untuk anak-anaknya.

Beruntung sebelumnya Sehun belajar cara menggendong anak dengan kedua tangannya, jadi dia bisa menggendong Yuna dan Yohan secara bersamaan.

"Cup, cup, cup. Anak Papa nggak boleh nangis, sebentar lagi Mama pasti pulang kok." Rasanya Sehun ingin menangis sekarang juga!

Mengurus dua anak sekaligus tidak mudah, dan juga menguras tenaga. Satu lagi, harus punya tingkat kesabaran yang tinggi.

Pantas saja dihari Minggu ini, Rachel meminta Sehun untuk menjaga Yohan dan Yuna sementara Mama muda itu keluar untuk memanjakan diri.

"Sehun, Yoyo sama Nana kenapa nangis?"Rachel meletakan beberapa paper bag disofa lalu menggedong Yuna.

Sehun menghela nafas, "Kamu tau nggak sekarang jam berapa? Udah waktunya mereka tidur siang."

Rachel tersenyum tidak enak pada Sehun, "Maaf." Mama muda itu duduk disofa, tangannya menurunkan resleting baju yang sedang dipakai untuk memberikan ASI kepada Yuna.

"Aku salut sama kamu, sayang." Ucap Sehun tiba-tiba.

Kening Rachel mengernyit, menatap Sehun yang sedang menepuk-nepuk bokong Yohan. Putra kecilnya itu sudah tertidur dalam dekapan Papanya.

"Aku aja yang jagain mereka dari pagi sampe siang, kewalahannya minta ampun. Tapi kamu, setiap hari ngerawat dua anak sekaligus nggak keliatan repot sama sekali."

Rachel terkekeh, diusapnya pipi Yuna. "Sebenernya aku juga repot, tapi karena ada kamu, rasanya jadi lebih ringan aja ngurus mereka berdua."

Sehun tersenyum, dia beruntung memiliki istri seperti Rachel. Selain cantik dan baik, Rachel juga merupakan sosok yang keibuan.

Semenjak lahir sampai sekarang, wanita itu mampu mengurus Sehun dan kedua anaknya. Membuat pria itu jatuh cinta lagi untuk yang kesekian kalinya kepada Rachel.

"Sini, Yoyo nya. Mau aku tidurin," kedua tangan Rachel terulur.

Sehun memberikan Yohan pada Rachel lalu mengikuti wanita itu sampai kamar.

"Sayang, aku juga capek loh." Suara Sehun berubah manja, tangan kekarnya sudah melingkar diperut Rachel.

Rachel keluar kamar dengan Sehun yang masih setia memeluk tubuhnya.

Daddy ; SEHUN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang