Yang Sehun rasakan saat membuka mata adalah rasa pusing yang menyerang kepalanya.
Dia melihat keadaan tubuhnya yang terikat disebuah kursi kayu. Lalu Sehun melihat sekelilingnya, ruangan tanpa jendela yang hanya memiliki pencahayaan kecil dari pentilasi adalah tempat dimana dia berada sekarang.
Srekkk! Srekkk!
Sehun menyipitkan matanya, ada sesuatu yang bergerak-gerak tidak jauh darinya.
“Siapa disana?”Sehun bertanya was-was.
“Hhmpph! Hhmmpp!”
Mata Sehun membulat, telinganya terlalu tajam sampai dia tahu kalau itu adalah suara seseorang. Sehun menggerakkan kursinya mendekat hingga sosok itu jelas terlihat olehnya.
“Jennie?”
Sehun tahu betul kalau gadis yang terikat di kursi kayu dengan mulut yang tersumpal kain itu adalah sahabat Rachel.
Jennie menangis. Dia ikut mendekat saat tahu kalau orang yang berada didepannya adalah Daddy nya Rachel.
Sehun mencondongkan tubuhnya untuk mengambil kain yang menyumpal mulut Jennie dengan mulutnya.
Bahkan untuk beberapa detik Jennie dapat merasakan benda lembab milik Sehun menyentuh bibirnya sebelum pria itu membuang kain sialan itu kelantai.
“Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?” Raut wajah Sehun menunjukkan kekhawatiran.
Jennie mengangguk kikuk. Ia membuang wajah saat merasakan hawa panas merambat dikedua sisi pipinya.
“K-kenapa bisa P-paman berada disini?”Jennie merutuki dirinya yang gagap saat bertanya.
Kening Sehun mengerut, “Kenapa bicaramu tergagap? Kau sakit?”Tanya Sehun.
Dengan cepat Jennie menggelengkan kepalanya.
“Paman berada disini karena si brengsek Suho.”
Tidak usah dijelaskan lagi, Jennie mengerti dengan apa yang Sehun katakan. Ia berada di ruangan ini pun karena si brengsek itu menyekapnya untuk bahan ancaman agar Samuel mau menikahi Jennie.
“Aku takut Paman, aku tidak mau Samuel menikah dengan Rachel karena aku tahu kalau gadis itu hanya mencintaimu.” Jennie menangis.
Sehun menghela nafas, “Jangan takut, Jen. Paman ada disini, Paman tidak akan membiarkan Samuel menikah dengan Rachel. Untuk itu kita harus segera keluar dari ruangan ini.” Ucap Sehun.
“Disana ada pintu, apa kita bisa keluar lewat sana?”Jennie menunjukkan arah tersebut menggunakan dagunya.
Sehun mengikuti arah tunjukkan Jennie, kemudian pria itu mengangguk. “Kita bisa lewat sana.”
🍭
Jaehyun dan Samuel menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Rachel sama sekali tidak mau makan dan itu membuat mereka tidak tega karena gadis itu hanya menangis sepanjang malam sampai pagi tiba.
“Jangan seperti ini, Rachel. Kau harus makan agar tidak sakit. Kau tahu sendiri bukan kalau Paman Sehun sangat tidak menyukai mu kalau kau sudah sakit?”Jaehyun menyentuh bahu Rachel.
Rachel menggeleng. Ia sendiri tidak tahu bagaimana keadaan Sehun diluar sana jadi untuk apa dirinya makan? Yang ia inginkan hanyalah bertemu Sehun, hanya itu.
“Rachel, kau makan dulu ya? Setelah itu aku akan mencari cara bagaimana kita bisa keluar dari rumah ini.” Samuel menyendokan makanan yang sudah dia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy ; SEHUN [✓]
Fanfiction[18+] "Kapan kita menikah, Dad?" Meskipun cerita udah end, jangan lupa buat kasih votenya ya.