34. Masih di Bali

2.9K 234 32
                                    

Palbong Bakery. Toko roti yang paling terkenal diseluruh penjuru negara Korea. Semakin hari toko roti itu semakin ramai pengunjung, biasanya Palbong akan ramai pengunjung ketika di waktu sarapan pagi, di jam makan siang dan diatas jam 6. Akibatnya para pekerja sering kewalahan melayani para pelanggan dan hal itu membuat Donghae menambah jumlah karyawan. Terlebih di bagian cooker, semenjak Jiyoung mengenal Kyuhyun dan puncaknya setelah gadis itu menikah dengan Kyuhyun, Palbong Bakery menjadi sedikit tak teratur. Banyak dari pelanggan yang sering protes dikarenakan rasa roti atau kue yang mereka makan berbeda dari biasanya, dan memang hampir semua jenis roti atau pun kue yang ada di toko merupakan hasil buatan Jiyoung.

Meskipun Jiyoung sudah memberikan beberapa resepnya kepada pekerja yang lain. Namun tetap saja, hasil tangan Jiyoung tidak dapat tergantikan oleh siapapun.

Melihat perubahan yang ada di Palbong membuat Donghae teringat akan kesalahannya kepada Jiyoung. Seandainya ia tidak pernah bertemu dengan Minhye, seandainya ia tidak sebodoh itu tergoda oleh kemolekan tubuh Minhye, seandainya ia tidak sebodoh itu mengkhianati cinta serta kepercayaan Jiyoung. Mungkin Jiyoung tidak akan pernah bertemu dengan Kyuhyun, mungkin Jiyoung tidak akan mengenal dan dekat dengan Kyuhyun, mungkin Jiyoung tidak akan berpaling dan jatuh hati kepada Kyuhyun, mungkin mereka tidak akan menikah. Seandainya ia tidak pernah melakukan kebodohan itu, mungkin saat ini dirinya sudah bahagia menjadi suami Song Jiyoung.

Namun semua itu hanyalah sebatas kata seandainya yang tidak akan pernah terulang dan menjadi kenyataan.

"LEE DONGHAE"

"Ne Jiyoung-aa?" Donghae tertegun sendiri menyebut nama Jiyoung yang jelas-jelas tidak ada disana.

"Aigoo serindu itukah kau dengan sahabatku hingga kau selalu menyebut namanya?" ejek Nara yang semaki hari semakin prihatin akan keadaan Donghae yang jauh dari kata tampan. Ralat! Donghae tetaplah pria yang sangat tampan, namun penampilan menyedihkannya akhir-akhir ini menutupi wajah tampannya.

Donghae menghela napasnya "Ada apa?" tanya Donghae dengan wajah yang masih tidak fokus.

Nara memberenggut mendengar Donghae mengalihkan pembicaraannya "Seharusnya aku yang bertanya, ada apa denganmu?" tanya Nara seraya melepas sarung tangan plastik yang sebelumnya ia pakai.

Donghae menundukkan kepalanya dengan tubuh yang bersandar pada dinding "Aku.... Aku meridukan Jiyoung. Aku sangat merindukannya" lirihnya.

Itu bukanlah kali pertama Donghae mengungkapkan kerinduannya terhadap Jiyoung. Nara sering mendengar curahan hati Donghae yang begitu rindu akan semua hal tentang Jiyoung "Aku mengerti perasaanmu. Dan aku harap kau tidak pernah bosan mendengarku berkata penyesalan memang selalu datang terakhir, dan itu begitu menyakitkan. Terlebih jika mengenai hati"

"Apa aku salah? Apa aku salah merindukan istri orang lain?" tanya Donghae seraya menatap Nara dengan tatapan sendunya.

Nara menipiskan bibirnya sambil menegakkan tubuhnya "Ya tentu itu salah. Merindukan istri orang lain apalagi masih memendam rasa kepadanya, itu memang salah. Tapi bukankah terkadang kita tidak bisa mengendalikan hati? Terkadang hati selalu bertempat pada posisi yang salah. Dan lagi-lagi berujung pada penyesalan"

"Lantas.... Apa yang harus aku lakukan?"

"Melupakannya. Tentu saja kau harus melupakan Jiyoung"

Donghae menggigit bibir bawahnya "Aku tidak bisa. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa melupakan Song Jiyoung"

"Maka kau harus siap menerima konsekuensinya, yaitu patah hati"

"Aku memang sudah mengalami patah hati tepat dimana Jiyoung memergoki perselingkuhanku"

ICE MAN & QUEEN OF BAKINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang