Di dalam taxi Jiyoung terus menerus menyeka air matanya yang sepertinya tidak ingin berhenti. Jiyoung tidak menyangka Kyuhyun bisa semenyeramkan itu. Jiyoung memang bersalah, tapi semua itu juga tidak akan terjadi jika saja Kyuhyun tidak membiarkan Minju bekerja di Cho Corp Group dan juga mau sedikit memberinya kesempatan untuk kembali bekerja di Palbong Bakery.
Karena sedekat apapun Jiyoung dan Donghae itu tidak akan membuatnya melupakan pengkhianatan mantan kekasihnya itu. Dan juga rasa cintanya pada Kyuhyun begitu besar untuk sekedar menoleh ke lelaki lain.
Supir taxi menghentikan mobilnya di depan loby Song Group, perusahaan milik mendiang ayah Jiyoung yang kini menjadi milik Song Joongki.
Yaa, Jiyoung memilih pergi ke kantor kakaknya, karena di jam sekarang ini kakaknya itu pasti masih berada di kantor. Setelahnya Jiyoung akan berpikir kemana ia akan pergi untuk menghindar sementara waktu dari Kyuhyun.
Jiyoung masuk ke dalam gedung perusahaan setelah ia membayar tarif taxi yang ia tumpangi. Untung saja Jiyoung menyimpan beberapa uang cash di saku celana nya yang bisa ia gunakan untuk membayar taxi. Karena Jiyoung sama sekali tidak membawa dompet dan juga ponsel nya, karena kedua barang itu berada di tas kecil yang tertinggal di kamarnya.
Jiyoung langsung melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Joongki, sebelumnya ia sudah bertanya pada resepsionis di loby tentang keberadaan kakaknya, dan resepsionis itu berkata bahwa kakaknya sedang ada rapat penting dengan perusahaan Siwon. Maka dari itu mau tidak mau Jiyoung harus menunggu kakaknya selesai meeting.
Di dalam ruang kerja Joongki, Jiyoung langsung duduk lemas diatas sofa. Ia menundukkan kepalanya diatas tangan yang ia lipat di paha nya. Jiyoung menangis tersendu-sendu dengan isakan yang begitu memilukan bagi siapa saja yang mendengarnya.
Sungguh Jiyoung begitu takut jika Kyuhyun akan kembali semenyeramkan tadi jika ia berbuat salah lagi. Jiyoung takut jika nantinya ia dipukul. Kyuhyun begitu menakutkan, ia sampai tidak lagi mengenal suaminya sendiri. Biasanya semarah apapun Kyuhyun, suaminya itu tidak sampai membentak apalagi mengumpatnya.
Ceklek
"Oppa langsung menyelesaikan rapat secepat mungkin setelah tahu bahwa kau ada di ruang kerjaku" kata Joongki setelah baru saja membuka pintunya, lalu ia tertegun ketika melihat Jiyoung yang tertunduk sambil terisak.
Joongki menghampiri adiknya dengan langkah lebar "Sayang, ada apa?" Joongki berlutut dihadapan Jiyoung, mengulurkan tangannya untuk memegang bahu Jiyoung lalu menariknya agar adiknya itu menatapnya.
Rahang Joongki mengeras ketika melihat keadaan adik tercintanya yang begitu kacau, matanya yang sembab merah, serta tubuhnya yang dingin. Joongki langsung membuka jas yang ia kenakan dengan serampangan lalu mengenkannya ke tubuh Jiyoung.
"Jangan menangis, Oppa ada disini"
Jiyoung semakin terisak, ia langsung memajukan tubuhnya dan memeluk Joongki dengan sangat erat. Joongki tentu membalas pelukan itu.
Rasanya seperti ada yang menikam hati Joongki melihat adik yang begitu ia sayangi bisa sekacau ini. Lagi-lagi, ia gagal menjaga adiknya.
"Berhenti menangis sayang, Oppa tidak sanggup melihatmu seperti ini"
Jiyoung melepas pelukan kakaknya, ia mencoba menetralkan emosinya agar berhenti menangis.
"Apa ada masalah dengan Kyuhyun sehingga adik oppa bisa sekacau ini?" tanya Joongki lembut. Ia menangkup wajah Jiyoung dengan sesekali menyeka air mata adiknya.
Joongki memang hampir selalu mengerti keadaannya, tanpa ia memberitahu lebih dulu, Joongki sudah bisa menebak dan selalu tepat sasaran.
Jiyoung mengangguk "Oppa, apa menurutmu aku ini adalah istri yang buruk?" tanya Jiyoung dengan mata tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE MAN & QUEEN OF BAKING
FanfictionKisah rumah tangga CEO Cho Corporation Group yang mempunyai sifat dingin, kejam serta tatapan intimidasi yang membunuh. Dengan seorang gadis biasa yang bekerja di toko roti dan mendapatkan julukan Queen of Bakery. Bagaimana kehidupan mereka yang me...