EIGHT

6.2K 311 4
                                    

Sudah satu minggu, masih berada dirumah sakit. Revan masih setia menemani Alea. Entah bagaimana bisa mereka mulai dekat. Bahkan Reina sudah sangat nyaman dengan Alea semenjak kehilangan ibunya setelah melahirkannya.

Revan sangat senang melihat putrinya banyak tersenyum dan kembali ceria semenjak dekat dengan Alea.

Alea terlihat sosok sebagai ibunya Reina.

"Kamu yakin datang ke pengadilan dengan kondisi seperti ini?" Tanya Revan terdengar cemas. Karena kondisi Alea tidak memungkinkan. Wajah Alea sangat pucat dan terlihat lemas.

Alea mengangguk pelan. "Yakin Mas. Aku tidak apa apa,Mas"

Alea suka memanggil Revan dengan sebutan Mas. Revan tidak permasalahkan. Yang penting Alea nyaman memanggil dirinya dengan sebutan Mas.

"Yaudah. Aku temenin ya" Kata Revan sembari memindahkan tubuh Alea ke kursi roda.

"Iya Mas". Sahut Alea singkat.

Clara dan Aiden yang disana hanya diam melihat interaksi mereka berdua. Revan terlihat sangat tulus dengan Alea. Bahkan Aiden berpikir pria itu memiliki perasaan dengan Alea.

"Ayo berangkat" ajak Revan mendorong kursi roda Alea.

Clara dan Aiden mengangguk dan melangkah menuju parkiran. Mereka ikut datang pengadilan hanya untuk Alea. Memberi semangat untuk Alea.

Sampai di tempat pengadilan. Alea melihat keluarga Adam sudah berkumpul di tempat duduk masing - masing.

Alea melihat ibu mertuanya menatapnya dengan sedih. Alea hanya tersenyum.

"Aku antar kamu didepan ya" Bisik Revan lalu mendorong kursi roda Alea ke depan. lebih tepatnya di hadapan hakim.

Revan kembali duduk di kursi. Sengaja duduk di dekat Alea.

Adam menatap Alea dengan sinis. "Bagus sekali. Sudah datang bawa lelaki lain"

Alea tidak menjawab. Hanya diam dan menunggu hakim yang akan datang.

Hakim sudah tiba dan mulai sidang penceraian. Hakim mengatakan bahwa Alea dan Adam memutuskan cerai karena ketidakcocokan.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan palu sudah tiga kali bunyi. Tandanya Alea dan Adam bukan pasangan suami istri lagi.

Pernikahan nya belum genap satu tahun sudah hancur. Alea iklhas menerima semuanya.

Alea memegang dadanya. Terasa sesak dan pusing.

"Kamu tidak apa-apa?" Revan menghampiri Alea.

Alea mencoba tersenyum. "Iya Mas..". Lirih Alea pelan.

Revan mendorong kursi roda Alea menuju ke mobil. Tanpa sengaja Alea bertemu dengan Adam. Mantan suaminya.

Adam memandang Alea dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Katanya sembuh. Kok tambah sakit?" Adam bertanya. "Percuma kamu model begini supaya dapat perhatian dari aku? Aku gak akan pengaruh" sinis Adam. Revan mengepalkan tangannya.

"Ayo pulang.." ajak Alea tanpa menjawab pertanyaan Adam.

Sudah lelah dengan semuanya. Sekarang Alea butuh ketenangan. Dia harus operasi hari ini setelah dari pengadilan.


¤¤¤

Alea sudah terbaring di rumah sakit. Tinggal menunggu waktu jam operasi. Revan masih menggenggam tangan Alea dengan erat. Memberi kata - kata membuat Alea semangat dan tidak gugup.

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang