TWENTY ONE

3.3K 204 7
                                    

"Kamu yakin, Sayang?." Revan masih merasa tidak yakin ketika istrinya mau pergi bekerja ke butik. Karena tubuh istrinya sedang lemah.

Alea mengangguk sembari membenarkan cardingan nya. "Iya, Mas. Aku harus bekerja. Karena hari ini aku ketemu sama klien." Jawab Alea.

Revan menghela nafas pelan. Mendekati istrinya. Tangannya meraih pinggang istrinya. "Aku khawatir, Sayang. Lebih baik ditunda bisa nggak?."

"Maaf, Mas. Kliennya menikah tujuh bulan lagi. Jadi aku harus ketemu klien buat fitting gaun."

"Oke." Revan menyerah. "Tapi abis ketemu klien. Langsung pulang. Lanjutannya biar Mila yang jalani. Gimana?." Revan masih menawarkan istrinya supaya dapat istirahat yang cukup.

Alea mengangguk. Kedua tangannya mengusap dada suaminya. "Iya sayangku."

Revan mengecup bibir Alea. "Oke. Aku Anter kamu." Tegas Revan. Alea mengangguk. Tidak bisa membantah suaminya.

💜💜

Beberapa menit kemudian. Akhirnya mereka berdua sampai didepan butik milik Alea.

"Yaampun Aleaaa.." Mila berlari dan teriak didepan Alea. "Kangen..". Mila memeluk tubuh Alea dengan erat.

"Uh Mila. Aku gak bisa nafas. Eh." Keluh Alea menepuk punggung Mila.

Mila langsung melepaskan. Menyengir mendapat tatapan lumayan tajam dari Revan.

"Tolong jaga Alea. Awas kalo ada apa-apa." Revan sedikit galak.

Mila berdecak kesal. "Iya-iya. Galak amat."

Revan mengangkat bahunya dengan acuh. Tidak lupa mencium kening istrinya sebelum pamit.

"Dih. Cium Mulu." Kata Mila.

"Makanya cari suami sana." Balas Revan.

"Udah dong. Jangan berantem." Alea tertawa. "Mas, sana pergi. Jangan bikin Mila kebakaran jenggot." Revan tertawa pelan.

"Oke. See you, Sayang."

Alea melihat suaminya sudah pergi. Kembali menatap Mila.

"Gimana?."

"Klien bentar lagi datang. Katanya mereka tertarik gaun yang lebih elegan itu. Bla..bla..". Mila menjelaskan secara detail dan menunjukkan gaun yang di sukai oleh klien melalui tab.

"Oke." Jawab Alea. "Kita ke ruangan ya. Bentar lagi klien kesini kan."

Mila mengangguk. "Yap. Bentar lagi kesini."

Alea dan Mila berjalan menuju ke ruangan tersebut.

Mereka sudah bertemu dengan klien. Membahas rancangan busana untuk pernikahan klien. Ternyata calon pengantin wanita menginginkan model gaun yang simple dan elegan. Alea sudah merancang gaun. Kedua calon pengantin tanpa berpikir panjang langsung sepakat hasil rancangan Alea.

"Terimakasih. Kami tidak perlu menunggu waktu lama ya mencari gaun. Calon istri saya sangat suka hasil rancanganmu." Puji Calon pengantin laki-laki. Alea menjabat tangan.

"Sama-sama." Alea tersenyum.

Kedua calon pengantin sudah pergi dari ruangan. Mila merenggangkan kedua tangannya. Merasa sudah beres.

"Ah nikmatnya. Akhirnya sudah selesai."

Alea hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya. Tiba-tiba Alea merasakan perutnya ada sesuatu yang ingin keluar. Alea langsung pergi ke kamar mandi. Memuntahkan isi perutnya.

"Aleaa.." Mila menyusul Alea ke kamar mandi. Memijat tengkuk Alea pelan. Terlihat wajah Alea sangat pucat.

"Kamu nggak papa?." Tanya Mila cemas. Tangannya masih memijat tengkuk Alea.

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang