THREETEEN

6.7K 308 4
                                    

Alea membuka mata secara perlahan. Mengelilingi seluruh ruangan yang bernuansa putih. Alea sudah memastikan bahwa dirinya berada di rumah sakit. Aroma obat sudah menyengat.

Alea memegang kepalanya. Merasakan sedikit nyeri. Dia mengingat kejadian itu.

"Alea.." Revan mendekat. "Mana yang sakit? Aku panggil Clara ya.." Hendak Revan memencat tombol merah khusus panggil perawat. Namun Tangan Alea memegang lengan Revan pelan.

"Ya sayang.." Revan menatap Alea. Membantu Alea menyandarkan punggung di kepala ranjang.

Jemari Alea menyentuh wajah Revan. Terlihat kantung mata Revan. Apa lelaki ini tidak bisa tidur. Baju sedikit berantakan.

"Kok ada lingkaran hitam, Mas?" Alea bertanya. Tangannya masih setia menyentuh wajah Revan.

Revan tersenyum. Ia tidak bisa tidur semalam. Sangat khawatir dengan kondisi Alea. Menyentuh tangan Alea lalu mencium lembut.

"Masih sakit?" Alea cemberut. Revan tidak menjawab pertanyaannya.

Alea menggeleng pelan. Tangannya masih menyentuh wajah Revan lembut. "Ini kenapa? Mas, nggak tidur semalam?" Tanya Alea lagi.

Revan tidak bisa mengelak lagi. "Iya..". Alea berdecak kesal.

"Tidur disini, Mas" Alea menepuk tempat tidur sebelahnya yang kosong. Agar Revan tidur di sebelahnya.

"Tapi.."

"Tidur, Mas" kata Alea tidak ingin dibantah. Akhirnya Revan mengalah dan mendekat. Tidur di sebelah Alea. Tangannya mengusap rambut Revan.

Revan memenjamkan matanya. Merasakan sentuhan Alea. Akhirnya tertidur di sebelah Alea.

Pintu terbuka pelan. Membuat Alea menoleh. Mendapati David dan Ratna di sana.

"Loh, Revan kok tidur disitu" pekik David kaget melihat putranya tidur disebelah Alea. Alea memberi isyarat untuk pelankan suara. Ratna hanya menggelengkan kepalanya.

"Kasihan Mas Revan nggak tidur semalam. Jadi aku minta Mas Revan tidur disebelahku. Dia baru aja tidur. Gara gara aku jadi dia kacau" Kata Alea terdengar menyesal.

Ratna mengusap lengan Alea pelan. Tersenyum ke arah Alea. "Nggak papa. Kamu sudah baikan?"

"Sudah kok, Bu" Alea menjawab pelan. Tedengar dengkuran halus dari Revan. Artinya Revan sudah sangat nyenyak.

David tertawa geli melihat putranya tidur sangat nyenyak disamping Alea. Calon menantunya.

Kedua orang tua Revan berbincang - bincang dengan Alea dengan pelan. Meskipun Revan tertidur disamping Alea.

"Hhgggh.." Revan menggerakkan badan. Tangannya mengucek matanya pelan. "Kenapa terdengar rame?" Tanya Revan pelan. Matanya masih terpenjam.

"Ayah sama Ibu disini" bisik Alea pelan. Membuat Revan membuka mata dengan cepat. Dan bangun dari tidur.

David dan Ratna tertawa melihat Revan terbangun. Revan memandang mereka dengan horor. Merasa malu tidur disebelah Alea.

"Bentar. Aku cuci muka dulu" Revan turun dari ranjang. Alea tertawa geli melihat Revan.

Revan melangkah ke kamar mandi. Membasuh wajahnya dengan pelan. Agar merasa segar. Meskipun rasa kantuk nya masih menguasai.

"Ayah, Ibu sejak kapan disini?" Tanya Revan setelah keluar dari kamar mandi. Menghampiri Alea dan duduk disampingnya.

"Sejak kamu tidur disamping Alea" jawab David terkekeh. "Manis sekali kamu, Nak. Nyaman banget tidur disebelah Alea" David menggoda Revan.

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang