NINE

6.2K 312 5
                                    

Revan menghembuskan nafas dengan kasar saat keluar dari ruangan. Kini Alea sudah sadar dan sedang tidur.

Tiba - tiba Mila datang dan mendekati Revan. Membuat Revan bingung melihat kedatangannya.

"Alea gimana?" Tanya Mila.

"Dia baik - baik saja" Jawab Revan.

Terlihat Mila mengeluarkan sebuah undangan dari tas. "Ini undangan dari keluarga Walter. Adam menikah dengan Bella" ucap Mila memberikan undangan pada Revan.

Revan menerima undangan dari Mila. Alisnya terangkat saat melihat undangan itu.

"Aku nggak paham dengan Adam. Dia baru saja pisah dengan Alea" kata Mila dengan penuh heran.

"Hmm.." Revan berguman singkat. Dia tidak ingin komentar tentang itu.

Mila menyentuh pundak Revan. "Tolong jaga Alea. Dia adalah sahabat terbaikku. Aku harus jaga butik milik Alea"

Revan mengangguk. Mila pergi dari hadapan Revan.

Matanya menuju undangan. Tangannya meremas undangan itu. Lalu masuk ke dalam ruangan lagi.

"Sudah bangun?" Revan bertanya saat melihat Alea sudah buka mata. Wanita itu bergeming dan tidak menjawab.

Revan mendekati Alea. Menyentuh tangan Alea dengan lembut. Menciumnya dengan penuh kasih sayang.

"Aku sayang sama kamu, Alea". Bisik Revan. "Aku nggak akan tinggalin kamu. Kamu harus berjuang sembuh ya"

Ya. Sejak Alea sudah sadar. Alea masih belum sepenuhnya sembuh. Bagian sisi tubuh milik Alea masih lemah. Dokter menyarankan Alea harus terapi di Rehabilitas Medis.

Revan langsung menyetujui saran dokter. Dia selalu sabar merawat Alea. Sering mengajak bicara meskipun Alea masih bergeming.

"Jangan khawatir, Alea. Hatiku sakit melihat mu seperti ini. Aku akan membawamu dari lelaki brengsek itu"

Revan mencium kening Alea dengan lembut. Tangannya mengusap rambut Alea.

"I Love You" bisik Revan lagi.

Wanita itu diam dan masih bergeming. Kepalanya miring ke kanan. Memandang Revan dengan tatapan tak bisa diartikan.

Revan tersenyum ketika Alea memandang dirinya. Tangannya masih setia mengusap kepala Alea dengan lembut.

"Kamu lapar?" Tanya Revan. Alea masih tetap diam. "Aku suapin kamu ya". Revan berdiri dan menyandarkan tubuh Alea di kepala ranjang.

"Buka mulutmu..Aaaa" Alea langsung buka mulut. Menerima suap dari Revan. Tak lama kemudian Alea sudah tidak mau buka mulut lagi. Sepertinya Revan mengerti Alea sudah kenyang.

Revan menyudahi suapan. "Oke. Sudah kenyang ya. Minum dulu"

Setelah Revan memberi Alea segelas air putih. Alea sudah menghabiskan segelas.

Revan mengusap kepala Alea dengan penuh kasih sayang. Dia tersenyum dengan tulus.

***

"Apa maksudmu, Adam?". Daddy melemparkan undangan pernikahan Adam dengan Bella.

Daddy sengaja datang ke kantor putranya. Minta penjelasan pada Adam.

"Baru satu minggu kamu sudah cerai dengan Alea. Sekarang kamu menyebarkan undangan pernikahanmu dengan Bella. Apa maksud nya??"

"Aku menikah dengan Bella" kata Adam tenang. Dia melihat Daddy terlihat menahan amarah. "Tolong Dad. Jangan menghalangi kebahagiaanku"

Daddy menghembuskan nafas dengan kasar. Dia memang tidak pernah merestui.

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang