Alea masih setia memandang langit di belakang halaman Masion. Ya, Dia tinggal bersama kelurga Mahesa.
Ratna dan David sudah mengetahui dan menerima keberadaan Alea. Bahkan Mereka selalu mengajak bicara dengan Alea meskipun keadaan wanita hanya diam dan memandang saja.
"Alea.." panggil seseorang membuat Alea menoleh ke samping. Revan menghampirinya lalu duduk menyamakan Alea. "Sudah sore kamu gak dingin?" Tanya Revan sembari memakai kardingan untuk Alea.
Alea hanya tersenyum tipis dan menatap Revan. "M-mas.." kata Alea yang masih terbata-bata.
Revan senang mendengar Alea memanggilnya dengan sebutan 'Mas'
"Ya, Sayang.."
"Dingin.."
Revan dengan sigap langsung memeluk tubub Alea. Merasakan pelukan yang hangat. Tangannya mengusap punggung Alea pelan.
Sudah satu tahun, Alea tinggal bersama keluarga Mahesa. Revan tidak tega, Alea harus tinggal sendirian di Masion milik orang tua Alea.
"Sudah gak dingin?" Tanya Revan saat menatap Alea. Alea menggeleng kepalanya pelan sebagai jawaban.
Gemas sekali, batin Revan
Revan memandang wajah Alea. Sangat cantik dan natural. Rambut pendek tidak memundarkan kecantikan Alea.
"Rupanya kalian disini" suara Ratna membuat mereka menoleh. Ratna tersenyum melihat mereka. "Ayo masuk. Kasihan Alea nanti kedinginan di luar. Sudah mau malam. Ibu sudah siapkan makan malam" kata Ratna.
"Iya Bu.."
Revan berdiri dan mendorong kursi roda Alea. Sebenarnya Alea sudah bisa berdiri dan berjalan. Namun belum sepenuhnya bisa. Masih pelan - pelan. Bahkan Alea sudah mulai bisa bicara dengan pelan.
Dengan sabar, Revan selalu memperhatikan Alea. Kedua orang tua Revan selalu memberi dukungan. Tidak lupa Reina selalu mengajak ngobrol dengan Alea.
Mereka sudah sampai di meja makan. Revan mengangkat tubuh Alea pelan dan menduduki di kursi.
"Kamu bisa makan sendiri?" Tanya Revan pada Alea. Alea mengangguk pelan.
"Bisa.." jawab Alea. Revan tersenyum dan mengusap rambut Alea.
Alea mengambil nasi dengan pelan dan meletakkan di piring. Reina membantu mengambil lauk untuk Alea.
"Terimakasih.." ucap Alea saat Reina meletakkan lauk di piringnya. Reina memandang Alea dengan senyum ceria dan mencium pipi Alea.
Kedua orang tua Revan melihat terharu ketika Revan dan Reina berinteraksi dengan Alea. Mereka seperti keluarga kecil yang bahagia.
"Pa, Mereka bahagia banget ya" bisik Ratna pelan pada suaminya. David mengusap punggung istrinya yang terharu melihat putranya.
"Aku gak pernah lihat Revan seperti ini.." Ratna masih berguman. David masih bisa mendengar hanya tersenyum.
Tanpa sengaja, Alea menatap Ratna yang masih menghapus air mata.
"Ibu.." Alea memanggil Ratna pelan. "Alea ngerepotin Ibu ya?" Kata Alea sedih.
Ratna mendengar itu langsung berdecak. "Enggak Alea, Ibu hanya terharu melihat kalian. Ibu bahagia kalau kamu terus disisi Revan sama Reina"
Alea tersenyum. "Alea bahagia, Bu"
Alea merasakan tangannya digenggam oleh Revan. Memandang Revan dengan senyuman.
"Alea terima lamaran Mas Revan"
Semuanya terkejut mendengar jawaban Alea. Bahkan Revan tidak menyangka Alea menerima lamarannya.
"Alea.."
"Aku selalu mendengar kalian. Setiap kalian selalu mengajakku mengobrol meskipun aku hanya diam. Disaat malam itu, Mas Revan menyatakan perasaannya dan ingin melamarku. Dan aku melihat Mas Revan sangat tulus" Alea berhenti sejenak lalu menatap Revan. "Aku menerima lamaran mu, Mas"
Revan senang mendengar Alea menerima lamarannya. Reina sendiri heboh dan memeluk tubuh Alea.
"Jadi aku bisa panggil tante Alea dengan sebutan Mama" Ucap Reina senang. Alea tertawa mendengar Reina. Mengusap kepala Reina.
"Mama.." bisik Reina pelan. Alea tertawa dan membalas pelukan dari Reina.
Kedua orang tua Revan merasa lega dan sangat bahagia. Dia berharap semoga kedepannya bisa lebih baik dan bahagia
"I Love You, Alea" bisik Revan dan memeluk tubuh Alea bersama Reina.
***
Revan senang bukan main. Alea menerima lamarannya. Pertunangan akan diadakan satu minggu lagi. Alea sempat melayangkan sebuah protes. Namun Revan tetep bersikukuh dan akhirnya Alea mengalah.
"Papa, kenapa senyum - senyum gitu?" Revan tersadar dari lamunan. Melihat Alea berdiri dengan Reina ketika memasuki kamar.
Revan melotot pada Reina. "Rei, Kenapa Tante Alea berdiri. Mana kursi roda nya?" Tanya Revan panik dan beranjak dari tempat tidur untuk mencari kursi roda milik Alea.
Alea memegang lengan Revan. "Aku bisa jalan kok. Tapi pelan - pelan dipegang sama Reina" kata Alea.
"Tetep aja.."
"Pa, Mama gak jatuh kok. Tuh buktinya sama aku masih berdiri dan sehat" Reina memotong Revan cepat.
Revan mendengus kasar. "Yaudah.." Acuh Revan pergi menjauh dan merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan kasar.
Alea bingung melihat sikap Revan. Memandang Reina bingung. Reina mengangkat bahu dengan acuh.
"Rei, sebaiknya kamu keluar dulu ya. Biar Tante ngomong sama papa" Reina mengangguk dan menurut.
Melihat Reina sudah keluar dari kamar. Alea tidak lupa memgunci pintu. Lalu melangkag dan duduk disebelah Revan.
Melihat Revan masih memenjamkan mata. Tangannya mengusap pipi Revan.
"Kamu marah sama aku?" Kata Alea terdengar pelan. Namun Revan masih diam dan tidak membuka mata. "Maaf ya, aku nggak ulangi lagi. Aku cuma ingin jalan - jalan tanpa kursi roda. Aku bisa jalan kok. Kamu jangan marah ya"
Alea memandang Revan sedih. Revan mengacuhkan dirinya. Ia menghembuskan nafas dengan kasar. Dengan pelan, Alea ikut merebahkan diri disamping Revan.
Tangan Revan menjadi bantalan untuk Alea. Alea memeluk tubuh Revan dan memenjamkan matanya. Tak lama kemudian Alea tertidur ke dalam pelukan Revan.
Tanpa sadari Revan membuka matanya pelan. Memandang Alea sudah tertidur. Ia mengeratkan pelukan. Tentu saja Revan mendengar penjelasan Alea tadi.
Hanya saja Revan marah pada diri sendiri. Tidak memperhatikan Alea dengan lebih. Seharusnya dirinya mengajak Alea jalan - jalan tanpa kursi roda.
"Maafkan aku tadi mengacuhkanmu" bisik Revan. Mencium kening Alea dengan lembut.
Tak lama kemudian. Revan ikut tertidur bersama Alea.
***
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/156828443-288-k912929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN OF LOVE [COMPLETED]
Ficción GeneralAkankah Alea bahagia menjalani pernikahan ini dengan Adam. Sedangkan Adam sangat membencinya. Tiba-tiba ada seorang yang bernama Revan menghampiri Alea. Siapakah dia? Apakah ada yang bisa membahagiakan Alea? Kisah selanjutnya silakan baca !! "Janga...