FIVETEEN

7.2K 307 2
                                    

"Bella! Kamu ngapain kesini?!" Adam sedikit membentak istrinya yang telah berhasil menjauh dari Alea.

Wajah Bella seperti sudah kesetanan. Tidak suka suaminya dekat dengan Alea. Meskipun mantan istri. "Kamu yang ngapain kesini?!" Ucap Bella marah. Matanya melirik Alea tajam.

"Kamu! Dasar jalang! Jangan sekali-kali menemui suamiku!" Jari telunjuk menunjukkan ke arah Alea.

Revan yang tidak terima. Langsung berdiri dengan kasar. "Hei! Tutup mulutmu!"

Alea memegang lengan Revan. Menggeleng kepalanya. "Jangan, Mas" lirih Alea.

"Wow! Lihat Alea, kamu dibela sama calon suami orang. Dasar perempuan murahan!"

Revan langsung menampar wajah Bella. Hal itu membuat Adam dan Alea terkejut. "Kurang ajar!" Emosi Revan sudah tidak membendung lagi. "Jaga mulutmu! Dia adalah calon istriku!"

"Lihat saja! Alea!" Bella menatap Alea tajam. Tatapan yang sangat membenci.

Melihat Bella keluar dari kedai, Adam mengambil alih Angelina yang sedang tidur dipangkuan Alea. Sebelum pergi, Adam meminta maaf pada kedua pasangan didepannya.

"Kuharap kita tidak akan ketemu lagi" Ucap Revan dengan tegas. Tangannya mengusap kepala calon istrinya.

Adam hanya mengangguk pelan. Paham situasinya sedang tidak mendukung. Tambah calon suami Alea terlihat marah.

"Kamu nggak papa?" Revan terlihat khawatir melihat Alea mengeluh sakit di bagian kepala.

Alea menggeleng pelan. Tidak sanggup menjawab apapun. Rasanya masih pusing akibat jambakan dari Bella cukup kasar.

Revan hanya menghela nafas dengan kasar. Rasanya ingin memberi pelajaran pada wanita itu yang telah berani menyentuh miliknya.

"Mari kita pulang.." ajak Revan sembari menggandeng tangan Alea. Tidak lupa merengkuh tubuh Alea pelan.

Mobil sudah memasuki gerbang rumah besar. Sampai didepan halaman rumah. Revan turun dari mobil dengan sabar. Membukakan pintu untuk calon istrinya.

"Masih sakit?" Tanya Revan saat melihat tangan Alea memijit pelipisnya.

"Sedikit, Mas" jawab Alea pelan. Ia masih merasakan pusing akibat jambakan wanita tadi sangat kuat.

Revan membawa Alea kedalam rumah. Disambut kedua orang tua Revan. Namun melihat kondisi Alea membuat terkejut.

"Loh Alea kamu kenapa?" Ratna terkejut dan panik. Memeluk tubuh Alea pelan. "Ada apa?" Matanya melirik Revan. Seolah - olah meminta penjelasan.

"Lebih baik Ibu bawa Alea ke kamar dulu. Alea kelihatan capek.." kata David. Ratna mengangguk. Membawa tubuh Alea ke kamar.

Revan melihat ibunya membawa Alea ke kamar. Naik tangga dengan pelan-pelan. Matanya masih mengawasi mereka.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ayah Revan. Revan menatap ayahnya dengan tegas.

"Bella, Yah" Revan memandang ruangan lain. "Dia menjambak Alea saat kami bertemu dengan Adam di kedai es krim"

"Kenapa kamu membiarkan Alea bertemu Adam?" David tidah habis pikir dengan putranya. Bisa membahayakan Alea. "Kamu tahu? Alea bisa bahaya kalau Adam mendekatinya"

Revan merasa menyesal. "Maaf Ayah. Revan sangat menyesal. Tapi Adam disana bersama putrinya"

"Kamu harus menjaga Alea. Sebentar lagi kamu menikah dengan Alea" kata David. "Ayah sayang sama Alea. Karena sudah menganggap putri Ayah. Jadi Ayah minta tolong sama kamu, jaga Alea dengan baik. Kondisinya masih belum sepenuhnya pulih. Dia masih belum mengingat dengan baik"

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang