THREE

5.3K 281 5
                                    


Selamat membaca!!

----

Alea baru saja sampai masion. Ia tidak lupa menguncikan mobilnya dengan menekan kan kunci tombol

Klik!

Mobil itu sudah terkunci. Alea mulai masuk ke dalam mansion dengan perasaan lelah.

Alea masuk ruang tamu dan disambut oleh pelayan dengan baik.

"Selamat malam, Nyonya Alea" ucap kepala pelayan dengan sopan.

Alea tersenyum, "Selamat malam juga, Bibi". Alea melanjutkan langkahnya menuju ke kamar.

Saat Alea masuk kedalam kamar dan melepaskan jaket lalu menggantungkan di gantungan.

Alea melepaskan flatshoes lalu meletakkan di rak sepatu.

Ia menyalakan lampu dan terkejut bukan main karena ada seseorang duduk di sofa dengan tatapan datar.

Adam..

Suaminya yang sedang duduk di sofa sambil melipatkan tangan di dadanya. Dan tidak lupa tatapan masih tajam.

Tumben Adam sudah pulang. Biasanya Adam pulang tengah malam hingga pagi

"Kak Adam" guman Alea, ia masih terkejut melihat keberadaan suaminya. "Tumben sudah pulang". Alea bertanya dengan heran.

Adam berdiri dengan angkuh dan menatap Alea datar, "Memangnya kenapa kalau aku sudah pulang?" Cetus Adam dengan nada datar.

Alea menghela nafasnya pelan, ia hanya bertanya baik baik tapi kenapa suaminya menjawab dengan kasar.

"Aku hanya bertanya kak",ucap Alea lembut,ia tidak lupa tersenyum lembut didepan suaminya.

"kak Adam sudah makan?" Alea bertanya lembut. "Akan kumasakkan jika belum makan malam" lanjut Alea.

"Kau tidak perlu membuatkan masak malam untukku. Karena aku sudah makan malam dengan kekasihku" ucap Adam dengan penekanan kata Kekasih. kata terakhir Adam membuat hati Alea berdenyut nyeri.

Alea mengangguk paham, "Baiklah Kak, kalau begitu-"

"Dan aku tidak akan tidur disini" Adam memotong ucapan Alea. "Aku akan kembali ke apartemen bersama kekasihku".

Alea menatap Adam tidak percaya,"Kau adalah suamiku, kenapa tidur bersama wanita lain?" Alea bertanya dengan hati-hati.

Langkah Adam berhenti dan menoleh ke arah Alea. "Memangnya kenapa? Aku sejak awal sudah punya kekasih sebelum menikah denganmu"

"Kenapa kakak berubah? Dulu kakak gak seperti ini?" Lirih Alea.

Ya, Dulu Adam tidak membenci dirinya. Namun sejak Alea bersama Aiden, Adam mulai berubah membenci dirinya,dingin dan cuek.

Adam tersenyum sinis, "Bukan urusanmu. Kau pikir menikah denganku akan kembali ke awal?" Adam menatap Alea tajam.

"Dengar! Jangan berpikir aku akan kembali ke awal dan mencintaimu! Aku akan berpisah denganmu. Kau hanyalah wanita murahan dan menghancurkan kebahagiaanku" Adam mencengkram leher Alea dengan erat membuat Alea meringis kesakitan.

"Aasshhhh..." Alea meringis kesakitan dan berusaha melepaskan tangan Adam dari lehernya.

Adam tidak peduli mendengarkan suara Alea yang sedang kesakitan

Adam menatap Alea dengan tatapan penuh kebencian,"Jangan harap aku bisa bersamamu. Aku jijik melihatmu"

Adam melepaskan cengkraman dari Alea dengan kasar, Alea terjatuh kasar membuat kepalanya sedikit kebentur lantai.

Lalu Adam pergi begitu saja, meninggalkan Alea yang masih bergeming disana.

Leher Alea merasa perih dan nyeri. Alea terkejut mendengar ucapan suaminya. Istri mana tidak sakit mendengar suaminya tidur bersama wanita lain.

Alea tidak bisa mengatakan apa - apa.

Pernikahan macam apa ini..

Pertama ditinggal Aiden dan ia terpaksa menikah dengan Adam dengan notabene kakaknya Aiden.

Ini rasanya sungguh menyakitkan..

Alea tertawa perih, "Cobaan apa ini ya Tuhan".

Alea mencoba bangun namun badannya lemas dan kepalanya rasanya pening dan Leher terasa perih.

Tidak mau terlalu dipikiran. Alea menyeret tubuhnya dan langsung berbaring di tempat tidur. Hari ini sangat melelahkan bagi Alea.

Alea menangis dalam keadaan kacau dan tubuhnya meringkuk seperti janin di tempat tidur.

Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, Alea terbangun dalam keadaan kacau dan matanya sembab.

Alea mulai beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Ya Tuhan" Alea terpekik kaget melihat dirinya apa yang terjadi didepan cermin.

Ada bekas kemerahan di lehernya dan lebam. Alea memegang lehernya dan merasa nyeri.

Alea langsung menyalakan shower dan mulai membersihkan diri.

Setelah beberapa menit, Alea sudah berpakaian rapi. Ia harus pergi bekerja ke butik. Tapi sebelum berangkat Alea harus sarapan dulu ke bawah.

"Selamat pagi" Alea menyapa lembut dengan para pelayan. Namun kepala pelayan membalas dengan senyuman.

Alea langsung duduk dan mulai menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh pelayan.

"Nyonya, anda baik-baik saja?" Bibi sebagai kepala pelayan bertanya saat melihat leher Alea lebam.

Alea berhenti kegiatan makan dan menatap bibi, "Aku baik-baik saja,bibi" jawab Alea, bohong ia tidak baik-baik. Ia menahan rasa sakit nyeri dan perih.

Bibi menggeleng kepalanya pelan,"Nyonya sepertinya ini perlu di obati"

"Bibi tenang saja. Ini sakitnya tidak lama" ucap Alea dengan yakin. Ia tidak ingin Bibi mencemaskan dirinya.

"Siapa yang sakit?" Suara itu membuat mereka kaget.

"Daddy" Alea berguman

Alex menatap menantu dengan selidiki, ia tidak sengaja melihat luka lebam di leher Alea.

"Apa yang terjadi?" Alex bertanya sambil mendekat Alea melihat luka lebam di lehernya.

Alea hanya menunduk dan diam. Ia tidak bisa mengatakan dengan jujur.

"Hanya saja.."

"Apakah ini ulah Adam?"

Alea menggeleng cepat, "Kumohon daddy, jangan menyalahkan kak Adam. Ini semua salahku.. aku yang menghancurkan kebahagiaannya" lirih Alea.

Alex menghela nafasnya pelan. Ia memeluk menantunya layaknya seperti putri sendiri.

"Tidak perlu menyalahkan dirimu" Alex mengusap rambut Alea dengan lembut. "Daddy janji akan mencari tau keberadaan Aiden, Daddy akan minta penjelasannya" Alex berjanji pada Alea akan menyelesikan semuanya.

"Dad..." Alea mendongak kepalanya.

"Tidak ada bantahan" Alex mengucap dengan nada tegas. "Daddy kecewa dengan Aiden ditambah Adam. Dua anak daddy ini telah menyikiti menantu kesayangan daddy"

Hati Alea terenyuh mendengar ucapan daddy, Alea hanya bisa merespon dengan senyuman lembut.

"Daddy mengantarmu ke butik ya"

"Tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian. Daddy tidak ada kerjaan dan berangkat ke kantor jam 9." Alex menatap jam rolex dipergelangan tangannya. "Ini masih jam 7, jadi daddy mengantarmu ke butik"

Alea tidak bisa membantah. "Baiklah dad. Ayo berangkat" Alea mengambil tas di atas kursi lalu berangkat bersama Alex yang notabene ayah mertuanya.

.

.

.

.

.

To be continued..

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang