Part 1

168 5 3
                                    

Tidak kenal maka tidak kenal

Lagu Lily -Alan Walker- memenuhi sebuah ruangan, mengusik seorang gadis dari mimpinya. Gadis itupun meraih benda sebagai sumbernya.
“Udah pagi aja, perasaan baru sebentar tidur.”

Say  hello dengan Mbakun dipojok ruangan, lalu berjalan gontai menuju kamar mandi. Diiringi oleh lagu pop,  Asti menyenandungkan lagu yang ia hafal plus dengan suara shower menambah keyakinan Asti bahwa suaranya merdu terdengar ditelinganya.

“Asti.... Ayo sarapan...” ucap Anjani sedikit berteriak .

“Iya Ma, sebentar lagi aku turun...” jawab Asti sambil mengikat rambut panjang sepinggangnya lalu memoles tipis bibirnya dengan lipstik warna pink.

Saat Asti sampai di meja makan tampak semua keluarganya telah duduk dikursinya masing-masing. Kecuali....
“Kak Satya mana Pa?”
“Kakak mu itu sudah ke kantornya duluan, katanya ada berkas yang harus ditandatangani” jawab Arjana sang Papa dengan koran yang masih setia dibacanya.
“Makanya kamu dandannya jangan kelamaan, jadinya Kak Satya nggak sarapan bareng kita, lagian dandan nggk dandan tetap seperti itu mukakmu” Nata berguarau dengan nada mengejek .

“Heyyyy... ini masih jam 06.30 kantor juga biasanya buka jam 08.00, Papa aja Direkturnya masil slow tuh, salah siapa coba” Asti menjawab gurauan Nata dengan santai sambil mengoleskan selai coklat keroti tawar yang sudah ada didepannya
“Sudahlah Nata, mungkin Satya memang ada kepentingan yang sangat mendesak maka dari itu dia bergegas kekantor.” Anjani menengahi  anak-anaknya itu dengan suara lembut.

Asti memakan rotinya dengan menikmati disetiap gigitannya. Lain dengan nata yang memakan nasi goreng yang ia sukai dengan lahap.
“Aku berangkat ya Ma Pa,” Asti mencium kedua tangan orang tuanya sebelum hilang dibalik pintu, diikuti oleh Nata.

“Masih memakai motor dek, itu mobil hadiah dari Papa mau dipakai pajangan aja?” Nata menghampiri Asti dan membantunya mengeluarkan motor yang akan dipakai oleh Asti.
“Lebih nyaman pakai motor  kak, enak nyalipnya pas macet,”
“Kalau gitu kasi minjem kakak aja ya mobilnya, daripada nganggur tuh mobil” Nata memberikan senyumnya yang paling manis.
“Udah punya mobil sendiri masih aja jelalatan minjem mobil orang laeennn...tuh mobil sendiri mau diukir lagi” ucap Asti lalu meninggalkan kakaknya yang sudah teriak-teriak tak jelas, teringat oleh Nata minggu lalu tanpa seijin Asti, ia membawa mobil adiknya itu untuk mengajak teman-temannya makan, sepulangnya ia sudah melihat mobil Putih kesayanyannya terparkir dengan tenang  di halaman rumah dengan berbagai warna cat menghiasi kulit putih mulus mobilnya itu. Dengan berat hati Nata membawa mobil kesayangannya itu kepada dokter spesialis penghilang cat pada mobil.

Asti sudah menapakkan kakinya dikampus tercintanya, seorang perempuan dengan rambut ikal yang sudah di smoothing tergerai  dengan bebasnya ditambah dengan setelan pakaian putih hitam dan Jas almamater kampus yang menutupinya tak lupa sepatu pantofel hitam mengkilat yang menambah kesan rapi dan disiplinnya. Perempuan itu berlari kecil menghampiri Asti yang terlihat memakai pakaian sama dengannya.

“Astiiii.... “ teriak perempuan itu dengan gembira
“Iya ini gue Des, jangan berteriak seperti itu, ini bukan hutan tempat asalmuasal lo” jawab Asti membuat Desi cemberut dengan kata-katanya
“Wahhh pedes gila kata-kata lo As, ingin gue sumpel pakek es batu. Tapi untung lo sahabat gue jadi gue musnahkan kata-kata pedes lo itu pakek ini aja,” ucap Desi dengan cengiran khususnya, lalu menyerahkan jus jeruk pada Asti.
“Makaseeh sohib gue memang tau minuman favorit gue,”
“Ayolah As, kita ke bendahara dulu bayar SKS sama KRS”
Desi dengan semangat 45 menceritakan liburannya di Lombok, Asti sebagai pendengar yang baik hanya mendengarkan dengan santai sambil meminum jus jeruknya dengan nikmat.

“As lihat deh, gerak gerik mahasiswi itu aneh banget kayak kedinginan padahal hari ini panasnya membara,”
Asti melirik mahasiswi yang ditunjuk oleh Desi, lalu ia bergegas menghampiri mahasiswi tersebut dengan mata tajamnya terus mengarah pada satu tujuan. Dengan jarak satu meter Asti berhenti didepan mahasiswi tersebut.

“Hai apa kabar, udah sebulan tidak bertatap muka. Mau usil lagi ya?” Asti bertanya dengan nada santai tetapi sorot matanya berkata lain.

______________________________________

Budayakan vote & coment readers 😁

The Flow of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang