Chap 21 - Trap

1.5K 127 22
                                    

- Paper Love -

Park Jiyeon bergegas meninggalkan bandara Incheon begitu ia melewati pemeriksaan imigrasi. Ia menghentikan salah satu taksi dan menyebutkan sebuah alamat yang sudah ia hafal di luar kepala.

Sepanjang jalan ia mengamati sekitarnya dan beberapa kali menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada yang mengikuti taksi yang ditumpanginya.

Rumah keluarga Choi adalah tujuan utamanya.

Beberapa waktu terakhir selama berada di New Zealand Jiyeon tidak hanya berpangku tangan dan menikmati kehidupan nyaman yang diberikan Minho padanya. Ia tetap berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai tujuan utama Kim Jaejoong mendirikan Nemesis. Mulai dari memeriksa latar belakangnya, menghubungi beberapa mantan rekan kerjanya dulu hingga mencoba menyatukan setiap hal yang ia ingat saat Kim Jaejoong menempatkannya sebagai simbol Dewi Pembalasan, Nemesis.

Ada sebuah informasi yang didapatkannya dari salah satu mantan rekan kerja Kim Jaejoong. Informasi yang tidak bisa ia telusuri lebih lanjut bahkan setelah melakukan peretasan pada institusi pemerintah yang mungkin bertautan. Hal itulah yang mendorongnya kembali ke Seoul untuk segera menemui Minho dan memberitahunya tentang informasi ini.

Setibanya di depan rumah keluarga Choi, ia dihentikan oleh tim keamanan yang terlihat menjaga ketat rumah itu. Ia lalu menyebutkan namanya dan meminta untuk bertemu dengan Minho.

Pintu gerbang terbuka dan seorang anggota keamanan mengantarnya masuk. Rumah utama keluarga Choi, sebuah rumah mewah dengan keamanan yang sangat tinggi. Tidak heran sebenarnya, mengingat keluarga ini adalah salah satu keluarga paling berpengaruh di Korea di dua aspek terpenting sebuah negara, ekonomi dan politik.

"Park Jiyeon." Minho menyambut Jiyeon di halaman rumah dengan senyum tulus, ia mendekat dan memeluk Jiyeon selama beberapa saat. "Bagaimana kabarmu ?" Tanyanya kemudian.

Jiyeon membalas pelukan itu dan tersenyum gugup. "Baik. Berkat bantuanmu." Jawabnya singkat.

"Bagaimana dengan Jinhye ?"

"Dia juga baik."

Minho lalu melepas pelukan itu dan menatap Jiyeon dengan teduh, keningnya berkerut saat menyadari raut wajah Jiyeon yang terlihat gugup. "Apa terjadi sesuatu ?"

Jiyeon mengangguk. "Aku mendapatkan sebuah informasi dari salah satu mantan rekan kerja Kim Jaejoong dulu. Menurutku ini menjadi alasan utama mengapa ia mendirikan Nemesis."

Minho mengerutkan keningnya sejenak. "Kau bisa menghubungiku. Kau tidak harus terlibat lebih jauh."

"Jika aku mendapatkan informasi yang lengkap, aku hanya akan menghubungimu. Tetapi aku bahkan tidak cukup mempercayai informasi ini."

"Memangnya kenapa ?"

"Aku tidak mendapatkan apapun dari informasi itu, bahkan setelah meretas semua institusi pemerintah yang mungkin berkaitan dengan NIS." Ujar Jiyeon dengan nafas tersengal-sengal.

"Tenanglah, Jiyeon. Tenang." Minho mengguncang pelan bahu Jiyeon agar wanita itu memperhatikannya.

"Mungkin saja informasi itu terbatas dan hanya ada beberapa orang yang mengetahui."

"Tenanglah. Kita akan membahasnya nanti. Ayo sekarang kita masuk ke rumah. Kau baru saja datang, setidaknya bernafaslah sedikit."

Minho merangkul Jiyeon dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Keluarga Choi sedang berkumpul di ruang tengah setelah makan malam bersama dengan keluarga Kim, mereka sibuk membicarakan acara pertunangan yang akan digelar besok. Tidak ingin menimbulkan banyak pertanyaan, Minho segera membawa Jiyeon ke salah satu kamar tamu dan mengabaikan tatapan penuh tanya dari keluarganya.

Paper Love [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang