Chap 30 - Fight For Our Love (3)

1K 112 20
                                    

- Paper Love -

"Bagaimana bisa ini terjadi, Jenna? Dia baik-baik beberapa hari ini. Semuanya sangat normal, bahkan tadi pagi saat aku meninggalkannya untuk menjemputmu dia masih tertidur dengan sangat tenang."

Minho mengusap kasar wajahnya. Ia masih diliputi kekhawatiran meskipun saat ini Krystal sudah mendapatkan perawatan di ruang emergency rumah sakit Seoul. Melihat Krystal nyaris mengakhiri hidup dihadapannya benar-benar menjadi hal yang paling menakutkan yang pernah ia rasakan seumur hidupnya.

"Aku sudah pernah mengatakan padamu, Minho. Gangguan mental yang dialami Krystal ini memungkinkan dirinya untuk berada dalam suasana hati yang sangat baik namun seperti pedang bermata dua, ia juga bisa berada pada fase paling terpuruk. Kau tidak bisa beranggapan jika Krystal baik-baik saja beberapa hari terakhir berarti dia akan baik-baik saja seterusnya."

"Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan padanya." Gumam Minho yang nyaris seperti bisikan.

Jenna mengusap lembut punggung Minho, berusaha menguatkan pria yang sudah seperti saudara laki-lakinya itu. "Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Minho. Apa yang terjadi pada Krystal bukan hanya karenamu namun juga ada banyak faktor lain yang memicunya. Ini bukan waktunya untukmu tenggelam dalam rasa bersalah."

"Krystal membutuhkanmu, dia membutuhkan bantuan kita. Bukankah saat pertama kali Seohyun memberitahumu tentang kondisi Krystal kau sudah bertekad untuk menemaninya melewati semua ini?" Imbuh Jenna sekaligus memberikan sedikit motivasi untuk MInho yang sepertinya masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Minho kembali menghela nafas panjang. "Jenna, bisakah kau menjaga Krystal sampai aku kembali?"

"Tentu saja."

"Terimakasih." Ujar Minho yang kemudian berlalu meninggalkan ruang tunggu tanpa mengatakan apa yang akan dilakukannya.

Jenna menatap punggung Minho yang semakin menjauh sebelum kemudian benar-benar hilang saat berbelok di ujung lorong ruang emergency.

.

.

.

Seohyun beranjak dari sofa dan menghampiri Minho yang berdiri di balkon kamar paviliun rumah sakit. Sebagai saudari yang berbagi kandungan selama sembilan bulan dan hidup sebagai kembar bersaudara selama bertahun-tahun, ada beberapa hal yang bisa mereka mengerti tanpa harus diungkapkan.

Situasi yang dialami Minho dan Krystal saat ini sedikit banyak mengingatkan Seohyun pada apa yang pernah ia alami beberapa tahun yang lalu. Ketika itu Minho datang padanya, memberinya dukungan dan berhasil membuatnya kembali tersenyum. Dan saat ini ia berharap bisa melakukan hal yang sama untuknya.

"Aku berada disini untukmu, asal kau tahu." Ujar Seohyun sambil mengusap pelan pundak Minho.

"Aku tahu." Tanggap Minho singkat.

"Sudah dua minggu aku meninggalkan suamiku di Bern, memintanya mengurus ketiga anak lelaki kami yang sangat aktif. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu jika bukan untukmu."

Minho tersenyum tipis dan menanggapi dengan gurauan. "Kyuhyun hyung bisa mengendalikan setan-setan kecil itu selama dua minggu terakhir? Wah, tidak bisa dipercaya."

Seohyun memukul punggung Minho dan berkata kesal. "Seenaknya saja kau menyebut anak-anakku setan kecil."

Minho tergelak dan menggeser tubuhnya untuk menghindari pukulan berantai Seohyun padanya.

"Apa rencanamu setelah ini?" Tanya Seohyun setelah suasana hati Minho terlihat lebih baik dibandingkan sebelumnya.

"Aku akan membawanya ke suatu tempat." Jawab Minho sambil berbalik dan kemudian masuk ke dalam ruang perawatan Krystal dimana wanita itu masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat penenang.

Paper Love [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang