Chap 14 - Disaster

1.1K 90 13
                                    

- Paper Love -

Jiyeon tersenyum tipis disela-sela ciumannya, ia merasa sangat senang saat Minho pada akhirnya tidak lagi menolaknya. Berada di atas tubuh Minho membuatnya lebih leluasa untuk menggoda dan merangsang setiap jengkal tubuh pria yang sudah sangat ia kenali.

"Jiyeon, hentikan !" Gumam Minho saat Jiyeon menurunkan gaunnya hingga sebatas pinggang. "Jangan gila !!" Pekiknya lagi saat Jiyeon melepas bra hitam yang dikenakannya.

Jiyeon hanya tersenyum tipis dan kembali berusaha membungkam Minho dengan ciumannya, namun Minho dengan cepat memalingkan wajahnya. "Jangan munafik, Minho oppa. Aku tahu kebutuhan fisikmu yang sangat besar." Ujarnya sambil menuntun tangan Minho ke dadanya.

"Brengsek !!" Umpat Minho yang langsung menerjang tubuh Jiyeon dan mendorongnya menjauh. "Sudah ku katakan untuk tidak melewati batas denganku !" Pekiknya dengan penuh amarah.

Jiyeon hanya tersenyum melihat raut kemarahan di wajah Minho, ia kembali mendekati Minho dan hendak menurunkan seluruh gaunnya namun Minho memberi peringatan keras dengan tangannya.

Dering ponsel memecah ketegangan diantara keduanya. Minho mengambil ponsel dari saku celananya dan mengerutkan keningnya saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Jaehyun serta beberapa pesan singkatnya sejak satu jam yang lalu. Ia baru akan menjawab panggilan Jaehyun namun Jiyeon lebih dulu merampas ponselnya dan membantingnya ke lantai.

"Kau gila ?" Teriak Minho seketika.

"Ya, aku gila ! Itu semua karena kau, Choi Minho. Berhentilah bersikap munafik, kau bahkan menikmati ciuman kita tadi. Persetan dengan kau yang akan menikah ! Aku sama sekali tidak peduli !"

"Berhentilah merendahkan dirimu, Park Jiyeon !!"

Jiyeon mendekati Minho dan memeluknya. "Satu hari saja, jadilah Choi Minho yang mencintai Park Jiyeon seperti empat tahun yang lalu." Gumamnya penuh permohonan. "Setelah itu aku berjanji akan meninggalkan Nemesis dan pergi sejauh mungkin darimu." Imbuhnya untuk meyakinkan Minho.

"Aku masih bisa mempercayaimu ?" Tanya Minho yang perlahan mengusap lembut punggung polos Jiyeon.

"Kau bisa mempercayaiku." Tegas Jiyeon yang mulai merasakan kembali kenyamanan pelukan seorang Choi Minho, pria pertama yang telah membuatnya jatuh cinta.

Minho menghela nafas panjang dan bertanya. "Apa yang ingin kau lakukan bersamaku ? Aku tidak mau ada sentuhan fisik yang berlebihan."

Bukannya menjawab pertanyaan itu, Jiyeon justru memekik gembira dan memeluk Minho dengan erat.

"Maafkan aku, Soojungie." Gumam Minho dalam hati.

.

.

.

Mobil Minhyuk berhenti di depan lobby gedung Apartemen SM, ia melirik ke kursi penumpang di sebelahnya dimana Krystal tampak menggeliat dan perlahan membuka kedua matanya.

"Kita sudah sampai ?" Tanya Krystal dengan suara serak khas seseorang yang baru bangun tidur.

Minhyuk menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Krystal.

"Cepat sekali, rasanya seperti aku baru saja tertidur selama lima menit." Gumam Krystal sambil melepas seatbeltnya.

"Kau pasti sangat lelah ya ?" Tanya Minhyuk yang juga melepas seatbeltnya dan kemudian turun dari mobil diikuti Krystal.

"Sangat lelah !" Jawab Krystal mengakui. "Oh ya, kapan kau kembali ke California ?" Tanyanya sambil menerima koper dari Minhyuk.

"Besok. Aku harus menemui penerbitmu dulu untuk membatalkan kontrak. Donghae hyung sudah menyelesaikan masalah itu sejak minggu lalu."

Paper Love [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang