Chap 32 - Last

1.3K 129 31
                                    

- Paper Love -

"Masih lambat." Ejek Minho saat ia dengan mudah menyusul Krystal yang sebenarnya pun sudah mencuri start saat mereka memulai lari pagi hari ini. Ia berbalik dan berlari mundur hanya untuk mengejek Krystal.

Krystal menghentikan langkahnya dan melipat kedua tangannya di dada. Ia juga menggembungkan pipinya sebagai bentuk kekesalan terhadap Minho. "Aku pulang saja!" Ujarnya sambil menghentakkan kaki dan berbalik kembali ke Villa.

Minho tertawa geli namun dengan sigap ia menahan tangan Krystal. "Baiklah, baiklah. Maafkan aku." Ujarnya mengalah.

"Aku tidak suka lari pagi." Protes Krystal.

"Aku tahu, tapi sudah tiga hari terakhir kau hanya berolahraga ringan di Villa. Sesekali lari pagi sambil menikmati udara segar juga dibutuhkan oleh tubuhmu."

"Tapi....."

"Tidak ada tapi. Kita lari sampai batas jalan menurun itu, lalu kembali ke Villa." Ujarnya menunjuk batas jalan setapak menuju ke pemukiman penduduk.

Krystal membuang nafas jengah sebelum kemudian melanjutkan larinya. Sampai batas jalan setapak, mungkin sekitar satu kilometer. Tidak akan terlalu berat, pikirnya.

"Kau mau jus?" Tanya Krystal sesaat setelah mereka kembali ke Villa.

"Hm." Jawab Minho singkat sambil melepas sepatu olahraganya dan mengikuti Krystal masuk ke dalam Villa.

Krystal melepas jaket olahraga yang dikenakannya, menyisakan sport bra dan celana training yang membungkus tubuhnya. Ia berlalu ke dapur untuk membuat jus sementara Minho melanjutkan sesi kedua olahraganya di ruang gym yang tersambung dengan kolam renang.

Lebih dari satu bulan sudah berlalu sejak mereka berada di Bali. Baik Krystal ataupun Minho mulai mendapatkan ketenangan mereka masing-masing. Meskipun kegiatan mereka masih sekedar melakukan olahraga ringan di pagi hari dan menghabiskan waktu untuk menonton film atau mengobrol ringan.

Minho dan Krystal juga belum pernah melakukan kontak fisik yang berlebihan selain kebiasaan Minho yang selalu mencium kening Krystal setiap kali mereka akan tidur. Olahraga menjadi pelampiasan hasrat Minho terhadap Krystal, hal itu terlihat jelas dimata sang wanita. Beberapa kali dalam beberapa hari terakhir Minho bahkan berolahraga lebih berat dibandingkan sebelum-sebelumnya.

"Bahan makanan kita sudah hampir habis. Bagaimana jika hari ini kita berbelanja?" Tawar Krystal saat ia masuk ke ruang gym sambil membawa dua gelas jus di tangannya.

Krystal berdeham pelan, wajahnya tiba-tiba memanas saat melihat Minho sedang melakukan pull up dengan keadaan bertelanjang dada. Ia bisa melihat punggung kokoh Minho yang basah oleh keringat serta otot-otot lengannya yang tampak keras.

"Aku akan meminta seseorang untuk belanja. Kau bisa menulis daftar bahan makanan yang dibutuhkan." Tanggap Minho tanpa menghentikan kegiatannya. Senyum kecil terpancar di wajahnya saat ia melihat ekspresi wajah canggung Krystal dari pantulan kaca di hadapannya.

"Tapi aku ingin jalan-jalan." Krystal meletakkan gelas jus milik Minho di atas salah satu barbel sementara ia meminum miliknya sendiri.

"Mulai bosan, eh?" Tanya Minho.

Krystal mendengus pelan, ia lalu menghabiskan sisa jus di gelasnya. "Tentu saja aku bosan, masih perlu bertanya?" Gerutunya tanpa berniat menatap Minho.

Minho terkekeh pelan dan menghentikan kegiatannya, ia berbalik dan menatap Krystal dengan intens. "Baiklah, kita pergi setelah ini. Kau mau kemana?" Tanyanya kemudian.

Krystal tersenyum lebar dan menatap Minho dengan antusias. "Pantai." Katanya dengan bersemangat.

Minho mengangguk setuju. Ia lalu meraih dagu Krystal dan mendekatkan wajah mereka. Dengan gerakan yang lambat ia menyapukan bibirnya di bagian atas bibir Krystal. "Manis. Sisa jus di bibirmu."

Paper Love [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang