Chap 10 - The Reason

1K 93 31
                                    

-Paper Love-

"Semua petunjuk yang ditinggalkan Yoochun sunbae mengarah pada Park Jiyeon. Setelah kau mengabarkan kematiannya, Direktur Shim memerintahkan kami untuk menyisir tempat tinggal Yoochun sunbae dan kami mendapatkan beberapa petunjuk."

Minho menghentikan langkahnya dan mengalihkan perhatiannya pada Jaehyun yang menatapnya penuh tanya. "Tempat tinggal ?"

Jaehyun mengangguk. "Tenang saja hyung, maksudku adalah apartemen lama Yoochun sunbae. Lagipula itu satu-satunya tempat dimana dia bisa menyimpan petunjuk."

Minho mengamati sekitarnya dan kembali menatap Jaehyun dengan kening berkerut. "Kau yakin tempat ini aman ?" Tanyanya.

"Mungkin." Jawab Jaehyun ragu.

Minho memukul kepala Jaehyun dengan map yang ada di tangannya. "Jangan main-main !" Tegurnya.

Jaehyun hanya tersenyum tanpa dosa dan mengajak Minho masuk ke dalam bangunan tua yang sejujurnya sangat tidak layak huni.

Begitu masuk ke dalam bangunan itu, Minho telah disambut sekitar tiga puluh orang yang berdiri dalam tiga barisan. Minho menyerahkan map pada Jaehyun dan memasang wajah datar, mengamati tiga anggota tim yang akan berada dibawah komandonya.

"Team Report !" Perintah Jaehyun.

"Echo One, Clear."

"Foxfort One, Clear."

"Golf One, Clear."

Minho menarik nafas panjang dan menatap tiga puluh orang yang berada di hadapannya. "Kita sudah memiliki informasi yang sangat lengkap dan rencana yang sangat matang untuk misi ini. Namun eksekusi lapangan adalah hal yang paling penting. Nyawa kalian adalah tanggungjawab kalian, namun aku mau kita menyelesaikan misi ini bersama tanpa ada yang harus berkorban atau dikorbankan."

Selesai dengan pidato singkatnya, Minho berbalik dan masuk ke dalam ruangan yang merupakan ruangan khusus untuknya. Hanya ada satu set meja dan kursi serta sebuah loker berisi beberapa macam dokumen.

"Jaehyun." Panggil Minho.

"Ya, hyung ?"

Minho membuka ransel hitamnya dan mengambil sebuah flashdisk. "Serahkan ini pada Detektif Lee." Perintahnya.

"Apa ini, hyung ?"

"Nama-nama petinggi kepolisian yang terlibat dalam jaringan narkotika Nemesis. Mereka menerima suap untuk mengamankan jalur distribusi narkotika di seluruh Korea."

"Wah !" Gumam Jaehyun dengan mata berbinar.

"Kita masih akan memotong ekornya, Jaehyun.
Jangan terlalu senang." Ujar Minho mengingatkan.

"Baiklah. Aku akan menemui Detektif Lee sekarang."

"Bagus. Tolong panggilkan Jihoon dan Jooyoung."

Setelah Jaehyun keluar dari ruangannya, Minho duduk di kursi dan menumpukan kedua sikunya di meja. Awal misi yang cukup mudah justru membuatnya lebih khawatir.

"Timjangnim."

Minho mengangkat kepalanya dan melihat Jihoon serta Jooyoung berdiri di ambang pintu ruangannya. "Oh, kalian. Masuklah."

Kedua orang itu pun masuk dan berdiri di depan meja Minho. "Apakah kami memulai lebih awal ?" Tebak Jihoon.

Minho berdiri dari kursinya, mengambil sebuah gulungan kertas yang berada di dalam lemari dan membukanya di atas meja. "Jihoon dan tim Foxfort, masuklah ke dalam kelompok gengster Nemesis di Seoul. Pastikan kau berhasil memecah mereka dalam dua minggu ke depan."

Paper Love [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang