[2]
Ice Cream and The Danger That Comes With It...
...
LANGKAH Raja otomatis terhenti begitu ia mendengar suara pekikan kesal dari dalam kamarnya.
"Kak Yov lagi merepet," kata Vanessa tiba-tiba muncul di sisi kirinya dengan segelas air putih.
Raja mengangguk wajar, memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamu sampai pertikaian di dalam kamarnya menyurut. "Kalau Iris?"
"Kak Iris katanya lagi di jalan."
Raja manggut-manggut, ikut duduk di sofa dengan adik kelasnya itu ketika tiba-tiba terdengar bunyi barang dilempar dari dalam kamar membuat keduanya terlonjak kaget.
"Hoy! Anti-kekerasan!" seru Raja.
Selama beberapa detik tidak ada yang bersuara dari dalam kamar, sampai akhirnya terdengar bisikan kesal diikuti rangkaian perdebatan lainnya.
Vanessa menyengir, mengambil laptop yang terbuka di atas meja kopi dan meletakkannya di atas pangkuan. "Soalnya kok belum masuk, ya?"
Raja menoleh, ikut memicingkan matanya pada layar laptop yang menampilkan halaman e-mail.
"Refresh lagi coba."
Bunyi bel tiba-tiba mengisi seluruh penjuru rumah, membuat Raja berdiri dari tempatnya dan mengambil kunci yang tergeletak di atas meja kopi.
"Itu pasti Iris, bentar gua bukakan dulu," pamitnya singkat sebelum berjalan turun ke lantai satu sementara Vanessa berulang kali memperbarui akun yang sedang ia buka.
Sesuai dugaan, sosok yang Raja temui di balik pintu rumahnya adalah seorang Iris Latisha Putri, lengkap dengan tas sekolah dan headphone yang melingkari leher jenjangnya.
"Hey kak," sapanya singkat sebelum menyelonong masuk dan melepas sepatunya asal. "Gua capek parah. Izin bobo kamar lo ya."
"Ga gua kasih izin juga lo lakuin juga," balas Raja jengkel sambil mengikuti adik kelasnya itu berjalan menaiki tangga menuju ruang tamu lantai dua.
"Hai Kak Iris," sapa Vanessa dari sofa, masih dengan laptop di pangkuannya. "Gimana hari ini?"
Iris melompat ke sofa, bergelung dan membenamkan tubuhnya di sebelah adik kelasnya itu sambil merengek. "Capek, pengen bobo."
"Di dalam kamar ada pasutri baru yang lagi berantem," kata Raja sambil membuat gestur ke arah pintu kamarnya. "Silakan kalau mau ganggu."
Iris menoleh pada pintu kamar Raja, dan akhirnya mendengar suara Yovita yang daritadi mendominasi perdebatan di dalam, bahkan nyaris terdengar seperti sebuah monolog.
"Kenapa lagi itu dua?" tanya Iris sambil mengambil salah satu toples berisikan kacang jagung.
"Entah," sahut Raja mengangkat bahu sambil merebut toples itu dari Iris. "Meributkan masalah yang hanya bisa dimengerti mereka berdua," lanjutnya lagi sambil mengunyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Service Provider | 02-04line
Teen Fiction[COMPLETED] Capek dapet nilai merah? Bosen remed mulu? Pengen dapet nilai seratus? Atau jangankan seratus, lewat KKM aja pun uda sujud syukur! Kalo iya, mungkin Raja bisa bantu. Highest ranks : #1 in jangwonyoung #1 in yuna #2 in yuna #2 in jiheo...