f o r t y t w o

627 142 82
                                    

[42]
Act I

...

AKSI PERTAMA dimulai dua minggu sebelum ujian akhir.

"Semua anggota OSIS masuk ke dalam daftar, kak," Vanessa melapor, menoleh pada kakak kelasnya yang duduk setengah selonjoran di lantai dengan laptop di pangkuan.

"Tolak semua," sahut Arjuna enteng dari sofa seberang sambil mengunyah sepotong bakwan berminyak yang dibelinya dari penjual gorengan keliling yang sempat lewat tadi.

"Berdasarkan jadwal-jadwal pengajaran guru yang uda gue ambil dari database sekolah, anjir kalian ngerti seberapa banyak informasi krusial yang ada disini sekarang?!" Raja sendiri berseru tidak percaya, melotot pada layar laptopnya. "Kalo mau gue salahgunakan gampang banget ini!"

"Tapi kita emang uda nyalahgunain informasi ini, kak," celetuk Iris sambil menenggak pepsinya dari kaleng.

Keempatnya lantas mengangguk-angguk membenarkan.

"Oke, semuanya uda gue tumpah-tindih," sahut Raja sementara tangannya bergerak lincah di atas keypad.

Triknya adalah menimpa kertas jadwal dari seratusan guru itu di atas satu sama lain, lalu menyetel ketembusannya ke tingkat yang sama.

Dengan itu, Raja hanya perlu mencari kotak waktu yang paling gelap warnanya - disanalah dimana kebanyakan guru tengah masuk kelas, yang artinya akan lebih sedikit guru yang tersisa di ruang guru.

"Oke, dapet!" serunya sambil berdiri, menarik perhatian keempat teman-temannya itu. "Besok, les ketujuh. Lusa, les keempat, dan hari Sabtu les terakhir punya tingkat kegelapan yang sama."

"Sekarang cek setiap guru yang tersisa, lihat tempat duduknya dimana, kita gambar denahnya supaya kita bisa susun strategi cara distraksi mereka nanti," kata Yovita bersemangat, bergegas lari ke gudang untuk mengambil papan tulis berjalan yang mereka beli patungan dengan hasil pendapatan pertama mereka.

Arjuna akhirnya turun dari sofa, Iris ikut berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjuna akhirnya turun dari sofa, Iris ikut berdiri. Vanessa yang masih berurusan merespon pelanggan, tidak bergerak sama sekali.

"Oke oke, dengerin ini," kata Raja sambil merundukkan badan, membaca informasi dari layar laptopnya yang diletakkan di atas meja kopi. "Guru-guru yang tersisa ada empat. Pak Wisnu, mejanya di 7J."

Yovita mengambil spidol, mencoret kotak berlabel 7J itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang