t h i r t y t w o

759 159 118
                                    

[32]
Little Boy Toy

...

"EH BUSET, DAPUR GUA SEJAK KAPAN ADA IRONMANNYA??"

Raja sontak mundur kala bertemu dengan sosok Iris yang mengenakan helm full face miliknya di depan pintu dapur.

"Ah Kak lo aneh-aneh," kata Iris dari dalam helm. "Ini gue lagi mau goreng tempe. Pinjem jas hujan dong."

Raja melongokkan kepalanya ke dalam dapur, dan benar. Ada tempe mentah yang sudah dipotong-potong dan wajan berisi minyak dingin di atas kompor.

"Emang ngegoreng tempe harus pake jas ujan?" tanyanya heran.

Iris mengangguk yakin, Raja goblok memercayai.

"Ohh yaudah, gue ambilin bentar."

Dua-duanya dungu kalau sudah di dalam dapur.

Raja pergi mengambil jas hujan permintaan Iris, tetapi tangannya tiba-tiba ditahan oleh Vanessa yang sedang duduk di atas sofa.

"Kak," Wajah gadis itu terlihat sedikit suram. "Ngomong sama aku bentar ya?" pintanya pelan, takut didengar oleh yang lain. Padahal Arjuna dan Yovita sedang seperti biasa, berdebat.

"Lo sok-sokan marahin gua mau jadi model tapi nyatanya lo sendiri jadi model??!"

Iya, Yovita mencak-mencak setelah tahu Arjuna berhasil direkrut agensi yayasan untuk menjadi seorang model.

"Berapa kali ya gue bilang, gue dipaksa! Di! Pak! Sa! Gue juga gamau ya dimekap-mekap kayak banci!"

Raja melirik kedua sahabatnya yang masih lanjut berdebat sebelum menunduk pada Vanessa. "Uhh... iya. Nanti ya? Kamu ke kamar aja."

Vanessa mengangguk, bergegas melompat turun dari sofa dan berlari masuk ke dalam kamar Raja.

"KA RAJAAAAA JAS UJANNYA MANAAAA??"

"Iya iya sabar!" teriak Raja membalas sebelum buru-buru melangkah ke lemari penyimpanan di dekat pintu depan.

Setelah mendapatkan barang yang ia cari, ia bergegas pergi ke dapur menghampiri Iris, tapi lagi-lagi ia dihentikan oleh seruan Yovita.

"Ih ih ih Kak Raja! Lihat si Arjunanjing ini!" serunya sambil menunjuk wajah pemuda itu dengan tidak sopannya. "Munafik banget bangsat!"

"Lha iya," sahut Raja mengompori, cepat-cepat menghindar ketika Arjuna hendak menaboknya.

Dasar.

Lambe asal nyeplos, giliran mau ditabok ngibrit.

"KAA RAJAAA, INI TEMPENYA GA BAKAL MATENG-MATENG KALO JAS UJANNYA GA NYAMPEEE!"

"Ah iya iyaaa!" seru Raja buru-buru berlari mendekati Iris mendengar ancaman gadis itu dari dalam dapur. "Noh dipake. Jangan kecipratan minyak! Gua gamau ya ujan-ujan badan bau tempe!"

Iris terkekeh, menerima pemberian sang kakak kelas sambil mengangguk-angguk. "Iya deh Yang Paduka Mulia Kak Raja-ku sayang!"

Raja menyengir sedikit. "Hati-hati gorengnya. Kalo gosong jangan dipaksa makan, cepirit gua ga tanggung jawab."

Iris memukul pundaknya.

"Serius lho. Di dalam kulkas masih ada masakan Bi Kia, angetin aja kalo kurang. Ajak Yovita sama Arjuna makan dulu. Itu dua pengantin baru kalo laper bacotnya ga bakal abis," tunjuk Raja ke arah kulkas sebelum meninggalkan dapur. "Gua ngomong sama Nessa bentar, jangan diganggu!" lanjutnya memperingatkan.

"Hohohohoh, jangan lupa PJ ya!" teriak Iris dari balik helm full face dan jas hujannya.

Raja mengerutkan kening agak bingung, tetapi ia melanjutkan perjalanannya ke kamar, sesuai janjinya dengan Vanessa.

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang