t w e n t y f i v e

727 168 44
                                    

[25]
Mending Hearts

...

SEHARI sebelum uji coba anak kelas dua belas.

"Gue bisa gila!" keluh Raja, membanting pulpennya ke atas meja.

Jam digital di depannya sudah menunjukkan sore hari, dan juga terlihat dari kamarnya yang sudah mulai gelap.

Raja menghidupkan lampu, merapatkan tirai jendela dan kembali duduk di meja belajar, menyandarkan tubuhnya ke belakang. Saking panjangnya itu badan, kepalanya sampai menggantung di belakang kursi.

"Gue uda belajar materi ini ulang-ulang, tetep aja ga masuk otak," keluhnya lagi, kali ini sambil mutar-mutar dengan kursinya.

Raja menegakkan badan, menarik kepalanya yang menggantung. "Enak banget ya lo," sindirnya. "Santuy kaya hidup ga ada beban aja."

Raja menunjuk kelinci putihnya dengan pulpen, wajahnya agak kesal. "Jangan ngejek gua lu."

Padahal kelinci manis itu hanya menonton tuannya dari dalam kandang, sesekali menggigit potongan wortel yang disediakan di mangkuk plastik.

Raja mendekatkan wajahnya ke kandang kelinci putih itu. "Mau ganti tempat sama gue? Gue mau jadi kelinci aja kayak lo."

Sebuah potongan wortel melayang mengenai wajahnya, dilemparkan oleh kelinci peliharaannya sendiri.

Seperti kelinci itu mengatakan, "Katamu kau mau jadi kelinci? Makan tuh wortel mentah!"

Raja melotot galak pada kelincinya, tetapi kelinci itu malah membalikkan badan memunggungi tuannya.

"Memanglah ya, ini kelinci sama Arjuna sama aja ngeselinnya," gumam Raja sambil menusuk badan kelinci putih itu dengan pulpennya.

"Kelinci bandel," lanjutnya sambil menusuk-nusuk badan kelinci putih itu pelan. "Hei hei! Jangan eek sembarangan lu, capek gua bersihinnya nanti!"

Tapi namanya kelinci, apalagi ini kelinci usilnya minta ampun kayak Arjuna. Malah dengan bangganya melompat kesana-kemari setelah buang air besar.

Raja menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah, membawa kandang beserta kelinci peliharaannya keluar dari kamar.

Kelinci itu menatap tuannya, menggerak-gerakkan hidungnya yang kecil, seperti meminta perhatian.

Raja membawa kandangnya ke kamar mandi, meletakkannya di lantai dan menggulung lengan pakaiannya sampai sesiku. Ia menatap kelinci putih itu yang masih menggerak-gerakkan hidung dengan iba.

"Sori Ci, pengen aja gue nyium lo, tapi lo bau," katanya sambil mengambil sebuah baskom merah.

Pemuda itu mengisinya dengan air hangat, tak lupa memasukkan kedua tangannya ke dalam untuk mengecek suhunya. Ia meletakkan baskom itu di dekat kandang, kemudian mengintip ke dalamnya.

"Mandi ya?" tanyanya manis pada sang kelinci, seperti membujuk. "Mau mandi kan? Mandi ya?"

Raja tidak sadar Naomi sedang berdiri di ambang pintu kamar mandi, tersenyum geli menatap perlakuannya terhadap kelinci itu.

Adiknya sudah sebesar ini, tetapi tetap saja begitu menggemaskan.

"Kelinci ga perlu dimandikan," katanya setelah beberapa menit menonton Raja sibuk menawarkan bak mandi buatannya kepada si kelinci.

Raja terlonjak kaget setelah mendengar suaranya. Ia mengerjap beberapa kali sementara Naomi berlutut di sebelahnya dan membuka pintu kandang.

"Kelinci bisa membersihkan diri sendiri, mereka ga suka mandi," katanya sambil mengangkat kelinci manis itu di kedua tangannya. "Kalau lo maksa si kawan ini untuk mandi, dia bakal ngambek sama lo."

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang