t h i r t e e n

955 244 26
                                    

[13]
By Your Side

...

Timeline IG-ku semua isinya Jisung waktu Dream Show kejer, sumpah aku ga kuat lihatnya, sampai ngehindarin IG selama tiga hari ini. Sakit bekas Wannaone masih belum sembuh asli, tolong jangan ditimpa.

...

YOVITA meletakkan segelas air putih ke tangan Arjuna sebelum melipat tangan, menunggu lelaki itu meminumnya sampai habis.

Arjuna menghabiskannya dalam sekali teguk, nyaris membanting gelas plastik itu ke atas meja kopi. Kedua matanya masih melotot tajam ke depan, entah menatap apa, tetapi jelas menunjukkan bahwa ia sedang marah.

"Jangan marah lagi," tegurnya pelan sambil beralih duduk di sebelah kakak kelasnya itu. "Lo bahkan ga dengerin penjelasan Kak Raja tadi. Asal main tangan aja."

Arjuna mendelik galak ke arahnya, membuat gadis itu bergidik ngeri dan meringis.

"Lo ngebelain dia?" tanyanya sinis sementara Yovita menghela napas tidak percaya.

"Gue ga ngebelain siapa-siapa," erangnya pelan sambil melirik Iris dan Vanessa yang ketiduran di sofa yang satu lagi. "Gue cuma bilang ga ada salahnya kasih Kak Raja kesempatan untuk jelasin keterlambatan dia," lanjutnya dengan suara yang lebih halus.

Arjuna mendengus, Yovita menghela napas.

"Kenapa semua orang ngebelain dia sih?" tanya Arjuna tiba-tiba. "Apa yang begitu spesial dari Raja yang bisa bikin kalian semua sayang banget sama dia?"

Yovita mengangkat sebelah alisnya, mendeteksi sedikit nada kecemburuan dari lelaki di depannya. "Kak Raja baik, pelindung, lembut, bisa diandalkan, auranya bikin nyaman, dan dia gentle banget."

Jujur saja, mendengar gadis itu secara terang-terangan mengeluarkan kalimat-kalimat pujian tentang bagaimana Raja itu lebih baik darinya, berhasil membuat darah Arjuna kembali mendidih. Ia memalingkan wajah, bibirnya mengerucut tanpa sadar disertai keningnya yang berkerut.

"Apa bedanya dia dari yang lain?" gumamnya, jelas-jelas terdengar cemburu membuat Yovita menahan tawa.

"Lo kayak anak kecil," katanya sambil tertawa, mencubit sebelah pipi lelaki itu gemas. "Ngambek-ngambekan sama Kak Raja? Sadar ya, kalian berdua itu senior."

Arjuna menepis tangan gadis itu agak kesal sementara tawa gadis itu perlahan-lahan berkurang.

Yovita menghela napas pelan, raut wajahnya kembali serius sambil berujar, "Lo tahu Kak Raja datang dari keluarga yang agak aneh. Kemungkinan besar dia juga begitu."

"Masalahnya bukan cuma itu," erang Arjuna. "Lo ga ngerasa dia egois banget? Sikapnya kayak masa bodo aja gitu. Apa dia ga ada sedikitpun rasa khawatir? Atau paling tidaknya peduli?"

Kalau itu, Yovita mau tidak mau setuju. Raja tidak terkesan terlalu khawatir ketika ia datang terlambat tadi, bahkan setelah pulang. Seakan-akan ia tidak sadar akan kesalahan yang diperbuatnya.

"Jujur aja gue ga tahu," balas gadis itu. "Tetapi yang gue tahu itu kita ga boleh lama-lama berantem."

Arjuna mendengus, berdecak ketika jari gadis itu menekan lebam di wajahnya.

"Sekarang kita obatin ini dulu," kata Yovita sambil berdiri untuk mengambil salep dari lemari obatnya.

Untung saja tadi ada guru pengawas ujian yang belum pulang, dan sempat menghentikan kedua remaja labil itu sebelum ada yang terluka lebih parah lagi.

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang