e i g h t

1.1K 234 12
                                    

[8]
Get Ready For It

...

SEPASANG mata itu melirik ke sebelahnya was-was, suara seorang gadis terdengar berujar dari belakang tubuhnya.

"Satu, dua, tiga, mulai."

Raja mengalihkan perhatiannya ke kertas soal yang tergeletak di atas meja. Tangan kirinya meremas sebuah tabung yang berukuran kurang lebih satu jari jempol.

Ia melirik sekilas gadis yang berjalan melewatinya dengan sebuah ponsel di tangan, sebelum kembali menunduk pada kertasnya.

Raja menyelipkan mulut tabung kecil itu keluar sedikit dari kepalan tangannya, jarinya menyelip ke dalam untuk menekan tombol di ujung yang lain.

Secercah cahaya lurus terlihat menyebar di permukaan kertas disertai bunyi ceklikan halus. Raja mengarahkan sumber sinar itu pada kelima pilihan jawaban yang tersedia di bawah soal, dan melihat salah satu huruf yang disilang dengan tinta putih.

"Nampak kok," katanya sambil mengangkat kepala, meletakkan senter kecil itu di atas meja.

Keempatnya menghela napas lega secara bersamaan.

"Pinjem, kak," kata Yovita, tangannya terjulur sementara Raja menyerahkan senter dan kertas soal itu ke tangannya. Ia mengarahkan cahayanya ke kertas tipis itu, mengangguk puas.

"Lumayan jelas jawabannya," komentar Arjuna yang ikut melihat dari belakang gadis itu.

Raja mengangguk. "Bagus idenya," katanya kepada Iris yang menempatkan diri di sebelahnya.

"Iya dong," balas gadis itu bangga sambil menyomot sebiji kacang asin dari toples di depannya. "Gimana? Kita bisa pake ide ini kan? Kakak tinggal ganti paket soalnya sama yang uda kita print dan jawab. Ga ada yang bakal tahu kecuali klien kita."

"Bisa, caranya masuk akal," kata Vanessa menyetujui. "Kak Iris kok bisa kepikiran?"

Iris hanya melemparkan cengiran lebar pada Raja yang juga terkekeh. "Ceritanya panjang..."

"Oke, kita finalize rencana kita sekarang," sela Arjuna sambil menegakkan tubuhnya. "Malam ini juga kita harus standby pantau akun email Pak Zak, deadline-nya jam sembilan."

"Setelah semua soalnya kita kumpulin, kita print. Kak Arjuna dapat satu copy untuk dibuat kunci jawabannya, lalu besok siangnya sepulang sekolah kita tulisin semua jawabannya ke kertas ujian pake tinta itu. Abis itu kita masukin amplop, segel, dan saatnya beraksi," lanjut Yovita disertai cengiran nakal, yang dengan cepat menular ke wajah empat orang lainnya.

Vanessa mengambil laptop Raja dari atas meja kopi dan memangkunya.  "Aku tulisin email balasan untuk semua klien kita."

"Sementara Vanessa ngelakuin itu, kita susun dulu rencana besoknya," ucap Iris yang masih asik mengunyah kacang. "Jam berapa kita ketemu di sekolah?"

"Pak Dio bakal ngumpulin kita lima belas menit sebelum ujian, tapi Kak Raja kan engga pernah baris," kata Yovita, ikut-ikutan menyomot jajanan di atas meja kopi.

"Gue bakal standby jam tujuh di kantor Pak Wisnu," sahut Raja sambil melipat tangan. "Besok paginya serahin ke gue aja."

Kelimanya mengangguk-angguk puas, semua sedang dalam suasana hati baik. Iris bahkan nyaris lupa akan pertengkaran kecilnya dengan Yovita.

"Malam ini gimana, lo mau nginep? Kak Omi ga pulang hari ini. Nugas bareng pacarnya," kata Raja kepada Arjuna yang sedang memantau pekerjaan Vanessa dari belakang.

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang