f o u r t e e n

935 197 18
                                    

[14]
What A Mess

...

HARUS diakui, Raja merasa jauh lebih kesepian tanpa Arjuna di sampingnya.

Ketika ia datang pagi ini, ia mendapati orang lain duduk di kursi sebelahnya, sementara sahabat sekaligus teman sebangkunya itu terlihat duduk di barisan paling depan, asyik mengobrol dengan yang lain.

Raja mendecih tanpa sadar, melemparkan ranselnya ke samping sebelum duduk dengan sebuah hentakan kasar. Gadis yang duduk di sebelahnya sampai terlonjak kaget, berhenti menulis dan menyelipkan tangannya ke belakang rambut. Ketika ia menarik tangannya keluar, sebuah wireless earphone hitam terlihat di tangannya.

"Hei," sapanya dengan senyum manis, membuat Raja mengerutkan dahi samar. Ia tidak mengenal gadis ini, sungguh.

"Hai," balasnya datar sebelum duduk dan menenggelamkan kepalanya ke dalam lipatan tangan.

Gadis itu menatapnya selama beberapa detik sebelum menghela napas. "Lo ga kenal gue kan?" tanyanya sambil menegakkan badan.

Raja menggeleng jujur.

"Gue Sheila," katanya sambil tertawa kecil. "Sheila Mariyanti."

Raja mengangguk saja, matanya masih terpejam tidak tertarik.

"Dan lo Raja Mahardika. Oke, semua orang tahu," kekeh gadis itu sambil menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinganya.

Mengangkat alis, Raja menegakkan badan dan menatap gadis itu heran. "Mau lo apa?"

Gadis itu, Sheila, balas mengangkat alis.

"Salah kalo gue mau kenalan?"

"Engga kalau sama orang lain, tapi iya kalau sama gua," balas lelaki itu dengan ekspresi seharusnya-kau-tahu-itu.

Sheila menghela napas pelan. Ia sudah tahu lelaki di sebelahnya ini punya kepribadian yang agak sulit, tetapi ia tidak mengira akan separah ini.

"Arjuna suruh gue ganti tempat sama dia. Katanya dia susah nyatet kalo disini makanya dia mau duduk depan, tapi tebakan gue kalian berdua pasti berantem, kan?"

Raja tidak suka bagaimana gadis ini datang-datang mengambil tempat Arjuna, mengganggu ketenangannya, dan sekarang malah dengan enaknya menarik kesimpulan sendiri. Jadi ia berdiri, mata sedikit melotot tidak suka.

"Gausah ikut campur urusan gua," desisnya marah sebelum berjalan keluar dari kelas dengan aura menyeramkan.

Sheila menghela napas pasrah, mengenakan kembali wireless earphone-nya. Ia melirik Arjuna yang menatapnya dari bangku depan sebelum mengatakan, "Setidaknya gue uda coba" tanpa suara.

Sekarang ia sudah berada di luar kelas, Raja berjalan menelusuri lorong, larut dalam pikirannya sendiri.

Lamunannya baru terbuyar ketika ia merasakan presensi seseorang di sebelahnya, terlebih lagi karena namanya disebut dengan suara ceria.

"Kak Raja!"

Sang pemilik nama menoleh, mendapati Vanessa berdiri tepat di sebelahnya, memasang senyum manis dengan tangan di belakang tubuh.

"Halo," sapa Raja dengan nada canggung, mengingat pertengkarannya semalam dengan Arjuna.

Ia mengingat Yovita yang sibuk menenangkan Arjuna, sementara Iris dan Vanessa hanya berdiri menatapnya, ragu-ragu ingin memanggilnya atau tidak.

Tetapi sebelum ada yang mengatakan apa-apa, ia duluan berjalan pergi meninggalkan mereka.

Dengan itu, ia menyimpulkan, Iris dan Vanessa juga membela Arjuna.

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang