f o r t y o n e

655 152 99
                                    

[41]
Bad Habit

...

ini adalah chapter peralihan before ESP gets back on track

then it's time to cheat, bitches ;)

...

"TUMBEN makan?"

Raja tidak menggubris celetukan teman sebangkunya, malah asik memisahkan butiran nasi dari serbuk serondeng halus yang tidak pernah disukainya.

Arjuna menyandarkan badannya ke kursi, meletakkan buku fisikanya yang terbuka di atas perut sementara kedua kakinya terangkat ke atas seperti bapak-bapak di warung kopi.

Tidak ada yang terganggu, ataupun peduli. Kelas nyaris kosong dengan kebanyakan siswa pergi mengisi perut di kantin atau hanya sekedar berjalan-jalan mencari udara segar.

"Imut ya, karet nasi bungkusnya pink gitu," ia kembali menyeletuk berkomentar.

Raja menoleh dengan pipi menggembung sebelah. Ia menunduk pada karet di sebelah bungkusan nasinya sebelum kembali menatap temannya heran.

"Ini karet biasa..." Raja mengunyah, menelan makanan di mulutnya sehingga pipinya kembali terlihat tirus. "... terus warnanya merah, bukan pink."

Arjuna mengangguk-angguk. "Hmm... bener sih. Hanya saja kok terkesan lebih... gadis ya?"

"Gimana caranya karet bisa keliatan gadis???!!?!?!!!"

"Hei hei, gausah ngegas," Arjuna menyentuh dadanya dramatis. "Aneh aja ngeliat lu makan."

Raja menghela napas, meletakkan sendok plastik di atas daun pisang pembungkus nasi lemaknya. "Ini dari Vanessa. Gue makan karena sayang kalau dibuang, ngerti?"

"Hmm, sepertinya cinta lama bersemi kembali," Arjuna menyibakkan rambutnya dramatis. "Gue tahu saudara Raja paling lemah kalau sudah diperhatiin seperti ini, bukankah begitu?" Arjuna meletakkan kepalan tangannya di bawah mulut sahabatnya membentuk mic.

Raja menepis tangannya, raut wajahnya tidak terkesan. "Ngelucu lo?"

"Nggak juga sih."

Raja memutuskan untuk mengabaikan Arjuna yang sudah kembali ke buku fisika-konsumsi-anak-kuliahan nya. Ia menatap obat promag di sebelah teh kotaknya sebelum tersenyum tipis.

Bagaimana caranya Vanessa bisa tahu ia sakit apa bahkan tanpa melihatnya?

Raja sendiri saja tidak tahu maag-nya kambuh sampai ia mulai makan dan perih di perutnya berangsur membaik.

Ia sedang menikmati harinya, sampai ia menyadari kalau gadis itu mungkin harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membelikan ini untuknya.

"Hei, lo nampak Vanessa hari ini?" tanyanya pada Arjuna sambil merogoh kantongnya mencari dompet.

Arjuna mengendik, tapi melihat Raja berdiri terburu-buru membereskan bungkus makanannya ia spontan menaik-turunkan kedua alis. "Pangeran Raja akan pergi menjemput putrinya?"

"Gue Raja, gausah pake pangeran-pangeran segala." Raja membuang sampah makanannya ke tong sampah kelas sebelum mengambil teh kotak di atas meja.

"Hehh songong!! Mentang-mentang nama lo bagus ya!!"

Raja tidak menghiraukannya, keluar dari kelasnya dan bergegas turun ke lantai anak kelas sepuluh.

Ketika ia sampai, Vanessa sedang berbincang dengan salah satu teman sekelasnya di sisi lorong, sesekali tertawa ketika temannya mengatakan sesuatu yang lucu.

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang