ACYS|40|

2.2K 160 12
                                    

Kedua tangan sudah mengepal kuat, ia tak peduli siapa yang akan ia hadapi.  Di matanya semuanya sama untuk masalah kelewat batas ini, mau perempuan, laki laki, tua, muda, berpangkat tinggi, berpangkat sedang, berpengaruh atau tidaknya dalam hidupnya kedepan ia tak peduli lagi.

Siapa yang sudah berani menyentuh dan mengusik keluarga Achilles ia pasti akan turun tangan apa lagi wanita yang ia sayang, jaga, dan selalu ia lindungi di usik oleh orang yang tidak tau malu.

Langkah pria itu sangat lebar, ia bisa mendengar dan melihat banyak orang yang berkerumun di lapang basket.

Aura dinginnya keluar, matanya menatap dengan membunuh, rahanya ngantup keras. Kilatan amarah sudah di rasakan oleh sekelilingnya.

Pria itu hanya berdehm saja membuat semua yang ada di sana terdiam dan menundukan kepalanya takut

"kenapa diam. Ayo lakukan sesuka kalian" ucapnya dengan dingin

"ayo lo mau gunting seragamnya kan? Lakukan lah yang lo mau" ujarnya kepada perempuan di depannya yang sedang memegang gunting seketia gunting yang perempuan itu pegang di jatuhkan

"mau lempar pake telor lagi? Sini lempar ke hadapan gue"tantang El seraya memberi tatapan membunuh

"kamu gak apa-apakan?" tanya El seraya mengusap lembut kepala Lea

Darah!

Itu hal yang paling El benci dalam hidupnya saat orang yang ia jaga berdarah dan terluka. Wajah El merah padam melihat kepala Lea ada darah membuat El murka

"SIAPA YANG BUAT DIA TERLUKA!!!" teriak El dengan murkanya

"BANGSAT!!!!! GUE TANYA SEKALI LAGI SIAPA YANG BUAT DIA TERLUKA" ucap El seraya menarik kerah seorang siswa yang sedang memegang gulungan kertas

"PASTI LO?"

"Bu--Bukan gue El" ucapnya seraya terbata-bata

"lo berdua makasih udah selalu ada buat-Dia"ucap El pada Ferani dan Kamal yang sedang membantu menopang tubuh Lea yang lemas

El pun mengusap pipi Lea membuat Lea mendongkak seraya menggeleng lemah

"abang jangan" ucap Lea lirih

"Le!!!" ucap El dengan meninggikan suaranya, membuat Lea menunduk

"abang pliss" lirih Lea dengan samar

El tak peduli lagi ia harus membongkar semua ini, ia tak tahan melihat adiknya tersiksa oleh kelakuannya sendiri. Mungkin kali ini El akan melanggar janjinya pada Lea demi ke baikan Lea sendiri

"Lo tau dia itu siapa?!"Bentak El dengen menggebu-gebu. Ia tak mendengar Lea yang terus memohon

"Kalian tau siapa yang kalian bully inu?!" tanya El dengen menujuk mereka satu persatu

"dan bertiga tau siapa dia yang lo tuduh sebagai pelakor dan penggoda, lo tau dia adalah anak emas dan anak yang paling semua orang jaga" ucapan El terakhir membuat mereka bingung emas dan di jaga?

"Dia itu Lea anak kedua perempuan dari mr. al-"ucapan El terhenti dengen teriakan dari seseorang

"Leaaaaa"teriak Kedua orang di belakang El dengan nyaring. El pun segera menoleh mendapati adiknya Lea pinsan tak berdaya

"Leaaaaa" teriak El dengen keras seraya memeluk tubuh Lea

"lo semua bubar atau kalian akan tau akibatnya" ucap El dengen dingin membuat semuanya bubar tanpa mengucapkan satu kalimat pun

Mereka pun berajalan menuju lapangan upacara entah lah mereka sepertinya terlamat mengikuti upacara siap siap saja mereka akan di hukum

Kamal pun mengkat tubuh lemah Lea, dan akan membawanya ke uks sepertinya

"biar gue aja. Lo berdua ganti baju aja baju kalian kotor, kalo ada yang nyari kita lo bilang aja gak tau" ucap El seraya berlalu dengan membawa tubuh Lea di gedongannya

*****

El sudah menunggu Lea terbangun dari pinsannya. El membawa Lea ke rumah sakit. Baju putihnya berubah menjadi merah karena darah yang terus keluar dari kepala Lea

"abang... Awsss" ucap Lea bangun dari pinsannya

"ada yang sakit? Mau abang panggilin dokter? Mau makan? Minum? Atau apa?"tanya El dengen bawelnya

"Le gak mau, abang. Abang marah sama Le?" tanya Lea dengen menundukan kepalanya.

"abang gak bisa marah sama adik abang yang cantik ini. Tapi plis kenapa kamu diam aja di saat kamu di hina, di caci, dan di maki? Abang gak suka!"

"abang Le mau abang janji. Rahasiain ini semua dari Daddy dan mommy ya" pinta Lea dengan menatap bola mata El membuat El antara ingin menolak dan tidaknya

"Alexa salma Aqila" ucap El membuat Lea diam dan bersedih

"oke abang turuti mau kamu" putus El akhirnya

*****

"anak mommy" ucap Illya dengan kawatir saat melihat anak perempuan  mendapati perban di area kepalanya

"kamu kenapa sayang? Cerita sama mommy?" ucap Illya dengan penuh perhatian

"Le gak apa-apa ko, Mom. Ini hanya luka kecil aja" ucap Lea meyakinkan tapi Illya tak percaya dengan ucapan anaknya ini karena ia tau luka itu pasti dalam dan besar.

Sepertinya Lea lupa bahwa Mommynya adalah seorang dokter. Meskipun dokter anak tapi Illya tau bahwa itu luka parah

"abang" ucap Illya pada anak laki lakinya yang baru saja duduk di kursi

"apa mom?" tanya El bingung

"itu kakak kenapa?"

"biasa, Mom. Ceroboh dia" ujar El seraya mengabil makanan di atas meja

"kamu hati hati sayang, ya udah mommy anater ke kamar buat istirahat" ucap Illya seraya mengusap kepala Lea sayang

"mom. Lea sayang mom"ucap Lea seraya memeluk tubuh ramping Illya

"mommy lebih sayang kakak" balas Illlya dengan menciumnya

"abang nggak nih mom?"tanya El merajuk

"mommy juga sangat sayang anak anak mommy" ucap Illya seraya memeluk tubuh tegap El

El, Lea dan Illya pun berpelukan

"abang ko bau amis?"tanya Illya pada El

"tadi tuh abis gedong si bontot"ucap El seraya berdiri

"ihhh abangggg"teriak Lea dengan nyaring

"ya udah sana mandi dulu abang, terus makan udah itu"ucap Illya membuat El mengacungkan jempolnya ke atas

"mommy Lea pengen tidur bareng mommy" ucap Lea dengan manja

Sifat manja dan ke kanak-kanaknya keluar saat dirinya sedang sakit dan ada maunya. Tapi tidak juga kalo Lea setiap hari selalu manja pada orang di sekelilingnya

"ya udah mommy temenin"

"tapi mommy gak akan pergi ke rumah sakit kan?"

"mau tapi jadwalnya sore"

"oke"

Lea pun berjalan menuju kamarnya bersama sang mommy Illya. Tingkah Lea sangat manja dari sebelumnya karena ia sedang sakit

#TBC

Anugrah Cinta yang sama (3A'2A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang