1400

278 21 0
                                    

Setahun sudah Jeonghan dan Ara menjalin kehidupan berumah tangga.

"Happy Anniversary sayang" Jeonghan sengaja pulang sore karena ia ingin merayakan ulang tahun pernikahan pertama nya dengan Ara.

Ia datang dengan sebuket bunga dan ia memberikan pada Ara, lalu menggendongnya sambil memutar, membuat beberapa ciuman diwajahnya.

"Semoga terus menjadi istri yang kucintai" Jeonghan tidak berhenti menciumi setiap lekuk wajah istrinya. Ara hanya bisa tersenyum menanggapi kelakuan suaminya itu.

"Kau tidak ada hadiah untukku?" Jeonghan berhenti berputar tetapi tetap menggendong Ara

"Ada" Ara meminta untuk turun dari gendongan suaminya dan memasuki kamar mereka.

Ia keluar dengan senyum yang mengembang, Ada benda yang ia pegang ditangannya yang berada di belakang badan membuat Jeonghan penasaran.

"Apa?"

"Yakin mau melihatnya?, Aku takut kau terkejut"

"Apa sih? Aku jadi penasaran" Jeonghan mengerutkan keningnya

"Coba tebak" Ara menaiki alisnya

"Jam tangan?"

Ara menggeleng

"Bunga?"

Ara menggeleng

"Baju?"

Ara tetap menggeleng

"Apa dong?" Jeonghan pasrah

"Ayo apa?"

"Ah, pasti sepatu kulit yang ingin kubeli kan?"

Ara menggeleng. "Masa sepatu sekecil ini, yang benar saja" tak sengaja Ara mengeluarkan tespacknya.

"Tespack? Ara? Kau?" Jeonghan menatap Ara tajam

"Upsss ketahuan hehehe" Ara menutup mulutnya kemudian tertawa

"Jadi?" Tanya Jeonghan memastikan

"Ini hadiahmu, hadiahmu itu ada disini" Ara memberikan tespacknya ke tangan Jeonghan lalu mengusap usap perutnya

"Kyaaaa. Aku. Aku. Appa. Aku. Jadi ayah?" Jeonghan menunjuk nunjuk dirinya gugup, Ara mengangguk cepat sambil tersenyum lebar

Jeonghan tertawa bahagia sambil menggendong Ara lagi lalu berputar seperti tadi.

"Hey, sudah cukup turunkan aku. Kau tidak kasihan bayi kita terjepit?"

"Maafkan aku"


















"Tidak. Aku tidak mau ikut jalan bersamamu lagi. Aku hanya akan jadi nyamuk Mingyu" teriak Jinhan

"Maaf, maaf. Lain kali kita jalan sejajar oke?" Mingyu terseyum meminta persetujuan Jinhan

"Kau jalan saja sama pacarmu yang lain. Kau kan punya 4 pacar, gunakan saja"

"Kau gila? Jika aku mengajak dua pacarku sekaligus apa tidak menimbulkan perang?"

Jinhan marah pada Mingyu, setiap kencan Mingyu membawa Jinhan dengan pacarnya, tetapi Mingyu selaku bersikap romantis dengan pacarnya itu di depan Jinhan yang merasa terabaikan.

"Aku tidak peduli. Antar aku pulang"




##########

"Kau masak apa?" Jeonghan memeluk istrinya dari belakang setelah mandi

"Masak makan malam, aku akan memasakkan makanan kesukaanmu dan Jinhan. Tunggulah sebentar" Ara mengaduk-aduk masakannya

Ia berbalik untuk mengambil mangkok di rak piring, tetapi yang ia temui malah wajah Jeonghan yang sangat dekat sekali.

"Bisa minggir sebentar?" Tanya Ara

Jeonghan menggeleng manja, ia memajukan bibirnya.

"Apa?" Tanya Ara

Jeonghan tetap memajukan bibirnya, seolah mengerti Ara langsung mengecup bibir Jeonghan sekilas.

Hanya mengecup

"Sudah minggir"

Jeonghan terus memajukan bibirnya, merasa tak puas.

"Muuaaaach" Ara memberikan ciumannya keudara pada Jeonghan sebagai tanda cium sambil memejamkan matanya

Jeonghan langsung menyambar bibir istrinya itu untuk ia lahap.









"Mau masuk?" Tanya Jinhan pada Mingyu

"Mau lah. inikan sudah hampir makan malam" Mingyu mengikuti jalan Jinhan memasuki rumah

Setiap Jinhan hanya berbasa basi mengajaknya mampir ke rumahnya, Mingyu selalu menurutinya, padahal rumahnya persisi disamping rumah Jinhan. Berbeda dengan Wonwoo, setiap diajak untuk sekedar mampir kerumahnya, ia selalu menolak dengan alasan tidak enak dengan Jeonghan, atau tidak enak jika hanya berdua di dalam rumah.

Omong-omong soal Wonwoo. Dari semenjak dia pergi ke luar negri yang katanya untuk bekerja, Jinhan tak sekalipun membuka blokiran nomer Wonwoo, ia hanya tidak mau banyak berharap dengan janji yang Wonwoo berikan waktu itu.

Sungguh, Jinhan masih labil, ia tak bisa memastikan kalau ia kuat menjalin hubungan jarak jauh.


"Oppa. Eonnie... Oddiga?(dimana)" Jinhan menaruh tasnya di sofa.

"Wangi, pasti Ara sedang memasak lalu Jeonghan Hyung membantu didapur, ayo kita hampiri"

Jinhan dan Mingyu datang ke dapur, dan melihat Ara dengan Jeonghan sedang berciuman.

"Ck, lagi-lagi seperti ini. Kau liat hp ku Mingyu, aku akan memvideokannya jika mereka sedang bercumbu seperti itu" Jinhan menatap Mingyu kesal

"Untuk apa? Untuk dijadikan film porno?" Tanya Mingyu asal.

"Iiih, Mingyu! Aku hanya iseng" Jinhan memukul bahu Mingyu. Lalu melihat kearah pasangan itu lagi

Mingyu peka lalu menghampiri Jeonghan dan Ara yang sedang berciuman sambil menarik Jinhan. Dengan bodohnya, Mingyu berhenti disampingnya Jeonghan lalu mencolek bahunya

"Hyung Hyung. Aku boleh seperti itu bersama Jinhan disini juga tidak? Hehehe" Mingyu terseyum bodoh. Jeonghan dan Ara melepaskan ciumannya malu. Arapun bingung ingin mengambil apa tadinya.

"Apa ya. Ah, mangkuk, mangkuk, mangku" Ara berlari ke rak piring untuk mengambil mangkuk lalu menaruh masakannya di mangkuk tersebut.

"Kurang ajar sekali kau. Kalian memang sepasang suami istri seperti kami. Kau Mingyu, kalau berbicara disaring dulu bisa kan?" Entah kenapa hari ini Jeonghan lebih baper daripada biasanya.

"Hey, apa bedanya dengan oppa?, Seminggu sekali pasti aku melihat kalian berciuman, bahkan lebih karena tanganmu---" Jinhan membela Mingyu yang dimarahi kakaknya

"Jinhan, kau melihat ku?" Tanya Jeonghan halus

"Aku melihatnya dengan Jelas, bahkan aku memvideokannya" Jinhan memperlihatkan beberapa video yang ia rekam jika iseng pada pasangan mesum tersebut.

"Sudah, jangan bertengkar. Ayo" Ara membawa lauk makan malam keluar dari dapur untuk ditaruh dimeja makan, disusul Mingyu yang membawa nasinya, membantu Ara.

"Hapus! Jangan sampai oppa marah Yoon Jinhan!"





























Tbc...

Author balik lagi nih. Gimana? Gk feel ya. Yaudah deh.

Makin kesini makin gak nyambung gak sih? Tolong tanggapannya.

Dan jangan lupa Vote Jusseyo ;)

Soft Brother - Yoon Jeonghan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang