Repub tanpa edit 9/8/20
16/11/20
22/6/21Mereka tiba di Salzburg setelah melalui perjalanan hampir tujuh jam. Mereka membeli makanan di stasiun dulu karena saat sampai di hotel nanti sudah hampir pukul sembilan malam. Mahika berencana langsung tidur begitu sampai di hotel.
Hotelnya berada di dekat pusat kota, waktu tempuh hanya lima belas menit dengan berjalanan kaki. Hotel yang berada di ujung jalan itu membuatnya sepi dan tenang, mungkin karena libur sekolah juga karena hotel itu dekat dengan kampus dan gedung olahraga salah satu sekolah di sana. Hari masih terang, jadi masih banyak ank-anak muda bermain skateboard atau sepatu roda di halaman kampus yang luas dengan letar belakang Mehlweg, bukit yang menjadi lokasi dibuatnya film The Sound of Music. Tahu kan film yang menjadi modern fairy tale yang diangkat dari kisah nyata itu?
Mahika melarikan pandangannya sepajang perjalanan, mereka menaiki tram jadi dia bisa melihat kota lebih jelas. Ah mereka melewati Love Lock Salzburg Bridge, dia harus ke sana nanti dan mengambil gambar. Tidak butuh waktu lama hingga mereka sampai di halte yang dekat dengan hotel mereka. Ketika dia berbalik dia bisa melihat istana, hotel yang mereka pilih benar-benar berada di tempat yang strategis sehingga mudha bagi mereka berjalan-jalan ke mana pun dengan kaki. Itu pertimbangan yang bagus karena transportasi lumayan mahal di sini.
"Langsung tidur?" Tanya Sagara setelah mereka check in.
"Ya, saya lelah."
"Okay, ketuk pintu saya kalau lapar tengah malam ya. Saya masih punya banyak cemilan. Good night, Mahika."
Mahika langsung masuk ke kamarnya setelah mengucapkan selamat malam ke Sagara. Mereka berencana untuk tinggal selama empat malam di Salzburg sebelum melanjutkan perjalanan terakhir di Italia kemudian kembali ke Indonesia. Kamar mereka berada di lantai dua, dia bisa melihat pegunungan dari sana.
Setelah memandang pegunungan itu sesaat dia memutuskan untuk mengakhir hari dan beristirahat karena itu yang dia butuhkan setelah tidak bisa tidur kemarin.
###
Mahika menghabiskan sarapannya, hanya sereal dengan susu lalu scramble egg dengan bacon sedangkan Sagara sudah mengganyang apapun yang berada di meja. Makannya banyak sekali. Mahika memandang sekeliling, mereka sedang makan dengan pemandangan, literally with the view.
"Belum kenyang juga, Gara?" Mahika bertanya karena dia keheranan, Sagara terus-terusan mengunyah.
"Saya suka makan, ingat?" Ucap pria itu sambil memakan roti lapis yang baru dia buat.
"Saya heran perut kamu belum buncit juga."
"Saya olahraga sebelum tidur, Mahika." pria itu terkekeh lagi, "hari ini mau ke mana?" Lanjutnya setelah menyelesaikan kunyahan roti lapis yang terakhir.
"Mozart museum, berkeliling di pusat kota lalu ke love lock bridge, bagaimana?"
"Okay, tetapi love lock bridge, Mahika? Kamu mau meletakkan gembok di sana?"
"Rencananya, saya bahkan sudah membawa gembok." Wanita itu tertawa mengingat hari terakhirnya di Jakarta dia mencari gembok yang lucu sehingga dia bisa pasang jika dia mengunjungi love lock di negara manapun.
"Kamu akan menuliskan siapa?"
"Itu pertanyaan pribadi, Sagara."
"Okay, kita bisa bertukar pertanyaan. Kamu bisa menanyakan saya satu pertanyaan"
Mahika menyenderkan badannya di sandaran kursi yang sedang dia duduki lalu melipat tangannya, itu membuat dia tampak serius dengan pertanyaan yang akan dia lontarkan kepada Sagara. Hal yang terlintas di kepala kecilnya adalah pertanyaan mengenai nomer ponsel Sagara, tetapi itu terlalu personal dan....terlalu terlihat dia menaruh perhatian pada pria itu bukan?
STHAP!
"Kamu dari Jakarta?"
Pria itu tersenyum sebelum menjawab, "ya, tapi saya rasa bukan itu pertanyaan yang mau kamu lontarkan dan jawaban untuk pertanyaan saya adalah...."
"Saya akan menuliskan nama saya dan kata 'bahagia'."
"Nice." Pria itu tersenyum semakin lebar ketika mendengar apa yang Mahika ucapkan.
"Kamu tidak mau menuliskan sesuatu nanti di sana?"
"Tidak, saya lebih suka mengusahakannnya sendiri. Saya sudah terlalu tua untuk hal-hal seperti itu, Mahika."
"Nah selagi kita di topik itu, kamu tidak mempunyai pasangan? Kamu sepertinya menganggur sekali sampai bisa menemani saya. Saya tidak mau dikatakan mengganggu pasangan orang."
"Kalau saya menjawab itu kamu juga harus mau menjawab pertanyaan yang sama. Saya tidak mau dibilang mengganggu pacar orang." Kali ini pria itu memanjukan tubuhnya dan meletakkan tangannya di dagu untuk menyangganya.
"Kenapa perhitungan sekali sih." Gerutu Mahika oelan yang tentu saja dapat di dengar oleh Sagara.
"Kamu yang membuat peraturannya, Mahika. Saya hanya mengikutinya."
"Okay, jawab saja nanti saya akan menjawab juga."
"Tidak ada. Saya sudah lama tidak berpacaran, istilah itu juga tidak cocok dengan umur saya yang hampir kepala empat."
"Iya, kamu sudah tua." Mahika tertawa yang disambut kekehan oleh Sagara.
"Jadi, apa kamu sudah punya pasangan?"
"Tidak ada, saya kabur ke sini untuk menghindari perjodohan yang disodorkan oleh keluarga besar saya. Orang-orang dengan pemikiran bahwa umur 29 tahun sudah tua dan mendekati batas kadaluarsa."
"Society dan Double standards-nya."
"Tepat sekali. Untuk pria sepertimu belum menikah di umur hampir kepala empat pasti tidak akan mendapat gunjingan."
"Tetapi ibu saya sudah meminta cucu." pria itu terkekeh mengingat bagaimana ibunya uring-uringan karena belum ada cucu untuk dia asuh.
"Ibu saya juga." Mahika ikut terkekeh.
"Jadi kamu kabur dari perjodohan?"
"Ya dan dari pernikahan sepupu, pernikahan bisa menjadi bencana untuk orang-orang yang belum menikah seperti saya."
"Ya antara mereka banyak bertanya atau mereka menyodorkan seseorang. Itu melelahkan."
Menyenangkan rasanya ada orang yang mengerti dan menyenangkan mengetahui Sagara ternyata single. Yang terakhir definitely yang paling menyenangkan.
BWAAANGG GARAAA AKU MAU JADI PLUS ONE NYAH
Follow ig akuh dooong gaesss @akudadodado
Maacih
Revisi 13/9/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Away From Home [FIN]
RomanceSudah cetak selfpub ISBN 978-602-489-768-0 Mahika mengalami patah hati pertama setelah ditinggalkan oleh cinta pertamanya setahun lalu. Masa pacarannya menyaingi cicilan mobil, bahkan jika dia mencicil mobil dia rasa itu lebih berfaedah dibanding be...