Repub tanpa edit 2/10/20
16/11/20
22/6/21Hal konyol yang Mahika lakukan pagi ini adalah mengosongkan isi lemarinya. Seluruh bajunya berhamburan di lantai, di ranjang bahkan di sudut kamarnya. Tetapi semua kekacauan itu bahkan tidak membuatnya menemukan pakaian yang cocok untuk dia kenakan ke pesta ulang tahun anak ber umur tujuh belas tahun. Ya Tuhan siapa yang sangka di umurnya yang mau kepala tiga dia akan datang ke pesta sweet seventeen?
Mahika menepuk kepalanya. Yang lebih parah dari datang ke acara ulang tahun itu adalah dia akan bertemu keluarga Sagara.
Kenapa juga gue mau-mau aja ikut ajakan dia?! Rutuknya dalam hati.
Mahika benar-benar merasa kebingungan dalam memilih baju, dia ingin tampil sederhana tetapi juga tetap terlihat sopan. Matanya berkeliling ke setiap lembaran kain yang teronggok di lantai, memindainya satu persatu. Berharap menemukan setidaknya satu saja pakaian yang layak. Matanya terhenti di sack dress berwarna hitam dengan panjang selutut. Mahika mencoba menggunakannya kemudian berkaca.
Not bad, warna hitam terlihat kontras dengan kulitku.
Dia harus mandang sekali lagi kami mudian berdecak.
Kenapa gue terlihat seperti mau ke pemakaman alih-alih ke pesta ulang tahun?!
Matanya kembali memindai, kali ini ranjangnya yang sudah terisi penuh dengan baju-baju. Matanya terhenti kembali, tetapi kali ini di sack dress berwarna putih berbahan katun yang cukup tebal sehingga tidak menerawang.
Lehernya yang berbentuk V tidak terlalu dalam, panjangnya pun di bawah lutut sehingga masih masuk kategori sopan menurut Mahika. Karena pestanya diadakan di taman Mahika memilih menggunakan sepatu keds berwarna senada dengan bajunya. Untuk make up dia hanya memoleskan bedak tabur, blush on dan lipstick berwarna coral. Dia tidak mau terlihat berlebihan dengan dandanannya.
Pukul sebelas kurang, Mahika memutuskan untuk turun karena dia tahu betul pria itu akan datang tepat waktu. Ibunya melihat hal yang jarang terjadi selama setahun kebelakang ini, putrinya terlihat akan pergi keluar rumah di hari sabtu.
"Mau ke mana, Mahika?" Tanya ibunya yang tengah menonton TV ditemani sang ayah.
"Ke ulang tahun keponakan teman, Bu. Sweet seventeen."
"Acaranya siang hari? Tumben banget."
"Gak, sore kok acaranya. Sekarang mau cari kado dulu."
"Dijemput?"
"Iya, itu kayaknya datang." Mahika bergegas keluar rumah begitu mendengar bunyi ketukan di pagar. Dia melirik jam yang berada di pergelangan sebelah kirinya, pukul sebelas. Tepat waktu sekali. Sebenarnya dia hanya mencari jalan keluar dari obrolan kaku dengan ibunya. Dia masih tidak merasa nyaman meskipun ibunya sudah tidak membahas pernikahan atau mantannya sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Away From Home [FIN]
RomanceSudah cetak selfpub ISBN 978-602-489-768-0 Mahika mengalami patah hati pertama setelah ditinggalkan oleh cinta pertamanya setahun lalu. Masa pacarannya menyaingi cicilan mobil, bahkan jika dia mencicil mobil dia rasa itu lebih berfaedah dibanding be...