Satu ✍

7.2K 531 41
                                    

Adisty Kamalini Amberley hanya cewek biasa di sekolahnya, dia bukan murid populer tapi tidak sedikit pula orang yang mengenalnya. Karena sifatnya yang humble dan suka bercanda dia dikenal orang yang periang.

Adisty sama seperti remaja lain yang juga ingin dimanja-manja oleh kasih sayang orang tuanya andai orang tuanya masih hidup. Dibalik keceriaan yang ditampilkan Adisty di depan semua orang, dia adalah orang yang paling menyedihkan.

Impian Adisty ingin membuat orang tuanya merasakan kebahagiaan belum bisa dia capai karena kecelakaan bus dua tahun lalu tepat ketika dia menginjak SMA. Orangtuanya menjadi salah satu korban yang tak terselamatkan di kecelakaan itu.

Saat kematian orang tuanya tidak ada sanak saudara yang menjenguknya ataupun melayat, karena memang orangtuanya sudah tak dianggap oleh keluarga mereka masing-masing. Dan oleh karena itu Adisty harus bekerja keras untuk membiayai sekolahnya dan untuk makan sehari-hari di Jakarta sendirian.

Sepulang dari acara study tour Adisty harus mengobati luka di lututnya terlebih dahulu. Padahal tubuhnya sudah sangat lelah ingin segera merebahkan diri. Seragam putih abu-abu nya masih melekat di tubuhnya.


"Dosa apa gue sampe luka kek gini, shh ... perih banget." ringis Adisty sambil membersihkan lukanya di ruang tamu.

Setelah beberapa menit dia lewati untuk mengobati lukanya akhirnya dia selesai. Dia beranjak untuk menutup pintu rumahnya karena hari sudah sangat larut yaitu pukul setengah sebelas malam.

Melihat barang-barang yang masih berantakan membuat dia harus menunda acara tidur cantiknya terlebih dahulu. "Andai aja mama disini ..." lirihnya sambil membereskan barang dan meletakkan di tempatnya masing-masing.

Terkadang rasa kesepian hadir di hatinya, biasanya ketika pagi menjelang mamanya akan berteriak membangunkannya tapi sekarang tidak lagi. Biasanya ada papanya yang selalu mengajaknya begadang nonton bola sekarang tidak lagi.

Tapi apa boleh buat, semua sudah diatur oleh sang kuasa. Dia hanya perlu ikhlas dan menerima apapun yang diberikan oleh sang Kuasa.

"Hfttt akhirnya selesai jugaaa" Adisty meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku, lalu dia bergerak menyambar handuk dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak sampai lima menit Adisty sudah merebahkan dirinya di kasur dengan tanktop dan hotpants hitam yang dia kenakan. Rasa segar dan menyejukkan begitu terasa di tubuhnya.

Setelah mengucapkan doa tidur diapun mulai memejamkan mata lalu terlelap bersamaan dia memasuki alam mimpi.

- oOo -

Adisty tidak tahu dia dimana sekarang, yang jelas dia tengah di padang rumput yang luas dan sedang menggenggam tangan seorang lelaki berambut panjang dan lelaki itu memakai kain tenun yang menutupi setengah badannya ke bawah sedangkan atasannya dia hanya memakai selendang yang disampirkan seperti seorang petugas upacara.

Tapi anehnya Adisty biasa saja terhadap lelaki di sebelahnya. Hingga sosok wanita cantik muncul di hadapannya dan tengah tersenyum kepadanya.

"Adisty Kamalini Amberley..." Ucap wanita itu.

Adisty menampakkan wajah bingungnya karena wanita itu mengetahui nama lengkapnya. Sedangkan lelaki disebelahnya hanya diam sambil tersenyum kepada wanita itu.

"Kau pasti bingung aku tau nama lengkapmu." Wanita itu masih tersenyum "Aku datang hanya ingin mengucapkan terima kasih."

QUERENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang