Enam✍

5.2K 450 34
                                    

Adisty melihat sekeliling, dia berada di tempat dimana orang tuanya mengalami kecelakaan dua tahun lalu. Hingga sebuah bus berhenti di sebrang jalan dimana Adisty tengah berdiri. Dia menatap bus itu lamat-lamat yang ternyata mirip dengan bus yang ditumpangi orang tuanya.

Dan ternyata benar, di bus itu ada orang tuanya yang tengah tersenyum ke arahnya. Melihat itu Adisty sontak ikut tersenyum sambil melambaikan tangan. Tapi ada yang aneh, saat dia melihat penumpang lain dari kaca, mereka terlihat tatapannya kosong.

Saat itu Adisty terkejut luar biasa ketika para penumpang berdiri dan langsung menyerbu menyerang ayah dan bundanya dengan membabi buta.

"AYAHHHH BUNDAAA HIKS..." Adisty ingin menyebrang jalan untuk menyelamatkan ayah dan ibunya.

Hingga sebuah truk dari arah berlawanan melaju kencang ke arah dimana bus itu yang terdiam di pinggir jalan. Adisty semakin berteriak kencang sambil menangis saat truk itu menghantam bus dengan kerasnya dan tiba-tiba kedua kendaraan itu meledak yang membuatnya sama-sama terbakar.

"AYAHHH BUNDAAAA HIKS HIKS TOLOOONG..."

Entah saat itu rasanya kaki Adisty begitu kaku untuk sekadar berdiri dan menghampiri bus dan truk yang terbakar itu. Tubuhnya seolah seperti patung pajangan yang tidak bisa dia gerakkan.

Adisty menahan tangisnya sebentar saat melihat mobil sedan berhenti tak jauh dari kecelakaan itu, dan seseorang keluar dari mobil itu. Adisty tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu, yang jelas dia laki-laki se umuran dengan ayahnya ,disamping laki-laki itu berdiri laki-laki paruh baya dengan setelan jas nya yang rapi.

Mereka sama-sama menatap bus dan truk yang sudah hangus itu tanpa mengucapkan apapun, setelah itu mereka masuk ke dalam mobil kembali lalu berlalu pergi meninggalkan tempat kecelakaan itu.

Saat itu kesadarannya kembali ke Adisty, dia kembali meraung-raung keras karena tubuhnya yang tidak bisa bergerak untuk melihat jasad ayah dan ibunya.

"TOLOOONG HIKS...SELAMATKAN  AYAH DAN BUNDAKUU TOLONG..."

"Adisty bangun dis, kau sedang mimpi buruk Adis..." Rangga terus mengguncang tubuh Adisty karena cewek itu yang terus meracau sambil terisak.

Rangga tidak tahu apa yang dimimpikan oleh Adisty sampai membuat cewek ini meracau dan menangis.

"AYAHHH BUNDAAAA..." Adisty akhirnya terbangun dengan peluh yang membasahi dahinya.

Adisty langsung memeluk tubuh Rangga dengan erat. Rangga tersentak kaget akibat pelukan Adisty yang tiba-tiba. Adisty menangis di dada bidang milik Rangga, tanpa sadar tangan Rangga terangkat untuk mengelus punggung Adisty.

"Hiks... Ayah bunda... me-mereka dibunuh orang jahat hiks hiks..."

"Ssttt kau hanya bermimpi buruk, tenanglah wahai rakyat jelata."Rangga masih mengelus punggung Adisty, rasanya canggung sekali. Rangga baru pertama kali dipeluk oleh seorang cewek.

Rakyat jelata memberiku sensasi aneh, aku merasakan tubuhku panas dingin sekarang...

Adisty mendorong keras Rangga hampir membuat Rangga terjungkal.

"Astagaa kau kenapa hah?" Tanya Rangga menaikkan nada suaranya.

"Hiks lo bi-bilang cuma mimpi buruk?Asal lo tau Ngga...," Adisty menyeka air matanya. "Ini mimpi gue yang kesekian KALINYA, dan gue yakin ini pertanda"lanjutnya.

QUERENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang