Mendengar kabar bahwa Adisty sudah di perbolehkan pulang, kedua keluarga itu berebut untuk tempat tinggal Adisty selanjutnya. Soewardi yang terus membujuk Adisty agar mau tinggal di rumah bersamanya setelah kejadian Adisty yang memaafkan Soewardi itu. Dan Wirawan juga merayu Adisty agar mau tinggal di rumahnya.
Adisty yang pusing karena mendengar suara ribut mereka pun bersuara, "Adis mau tinggal di rumah Ayah sama ibu aja, nggak ke rumah Opa atau eyang Kakung. Sebenernya Adis agak parno kalau harus tinggal di rumah gede."
"Tap-"
"Udahlah Kek, dia nya nggak mau masa harus dipaksa sih." Jo memotong ucapan Soewardi yang dibalas anggukan oleh semua orang disitu.
Adisty menatap Jo berterima kasih, karena kalau bukan bantuan Jo mungkin dia masih harus mendengar semua keributan keluarga besarnya.
"Tapi kamu harus nginep di rumah Opa dan Eyang Kakung satu minggu sekali. Di rumah Opa pas hari Sabtu, sedangkan di rumah eyang pas hari Minggu. Nggak boleh nolak!" Ucap Ana yang membuat Adisty terkejut.
Melihat tatapan memohon dari mereka semua yang ingin merawatnya membuat Adisty menghela nafas lalu kemudian mengangguk. Mungkin ini semua adalah hal terbaik untuk ke depannya.
- oOo -
Adisty merasa sepi kembali kala melihat sekeliling rumahnya. Biasanya akan ada Rangga yang mengajaknya untuk segera memasak karena cowok itu yang kelaparan.
Biasanya akan ada sambutan 'Rakyat jelata sudah pulang' tapi sekarang tidak ada lagi. Adisty rindu dengan semua itu. Suara Rangga, wajah polos Rangga, bahkan sifat menyebalkan Rangga. Adisty merindukan semuanya.
Melangkahkan kakinya menuju kamar, diapun segera merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya. Matanya memandang langit-langit kamarnya.
"Gue rindu..." lirihnya.
"Apa sesuka ini gue sama lo, Rangga Samudra? Kekuatan apa yang lo pake sampe bisa buat gue suka dan cinta sama lo?" Tidak ada balasan untuk pertanyaan Adisty karena cewek itu memang berdialog sendiri.
"Dan dengan tidak adilnya lo menghilang kayak bang toyib..." Bibir Adisty melengkung ke bawah.
"KYAAAAA GUE NGGAK MAU JADI BUDAK CINTANYA RANGGAAAA" Adisty menghentak-hentakkan kakinya ke kasur dengan kencang begitu pula tangannya.
Menarik napas panjang panjang setelah kegiatannya tadi, Adisty memejamkan matanya sambil memegang kepalanya.
"Apapun tentang lo dan untuk semuanya gue anggep kenangan. Meskipun lo hilang, kalau memang gue adalah rumah maka lo bakal balik lagi ke gue. Ke rumah ini."
Setelah itu Adisty memilih untuk menutup matanya tidur.
- oOo -
"Ini tugas tugas selama dua hari lo nggak masuk, terus ada juga yang kelompok." Adisty ingin menjerit keras kala melihat tugas-tugas yang membludak ketika dia tinggal ijin selama dua hari. Sedangkan Rahayu hanya terkikik melihat Adisty yang menderita.
"Yuyu, gue butuh mie kuah. Please buatin ya?" pinta Adisty kepada Rahayu. Sudah menjadi kebiasaan bila Adisty sedang pusing dengan tugas maka dia akan membuat mie kuah.
"Bayar ya, soalnya gada yang gratis. Lo parkir motor aja bayar..." ucap Rahayu dengan wajah songong.
"Buset dah lo! Sama sahabat sendiri perhitungan. Lagian masak juga pake mie gue, kompor gue, air gue, panci gue, di rumah gue segala pake bayar lagi." cerocos Adisty lalu melanjutkan tugas membuat laporan praktikum penelitian.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Novela JuvenilMasih ingat dengan cerita Keong Emas dan Pangeran Kodok yang dicium cinta sejatinya akan menjadi manusia kembali? Tapi ini bukanlah kisah keduanya. Ini adalah kisah Adisty yang tak sengaja mencium patung kayu kecil dan kini berubah menjadi manusia...