Tok tok tok
"Ga, gue masuk boleh?"
Rangga tak menyahuti Adisty, dia masih menundukkan kepalanya dengan tubuhnya yang berhadapan dengan jendela kamar yang dia buka. Dia merasa malu untuk berhadapan dengan Adisty karena masa lalunya yang begitu buruk.
Cklek
Adisty membuka pintu lalu melangkah masuk dengan pelan. Setelah kepulangan Dika, dia ingin menemui Rangga secepatnya karena khawatir.
"Lo kenapa?" Tanya Adisty sambil berdiri didepan Rangga yang masih terduduk dengan kepala menunduk.
Perlahan Rangga mendongak, untuk bisa menatap wajah Adisty yang saat ini membelakangi cahaya bulan membuat Adisty terlihat berbeda dan cantik.
Berbeda dengan Rangga justru Adisty malah terkejut kala melihat mata Rangga yang memerah seperti menahan air mata. Dia langsung menangkup wajah Rangga.
"Jangan nangis..." ucap Adisty kepada Rangga.
Rangga melingkarkan tangannya di pinggang Adisty lalu memeluknya erat membuat mereka tidak ada jarak. Rangga menenggelamkan wajahnya di pelukan Adisty, sedangkan Adisty mengelus kepalanya Rangga pelan.
"Aku malu Adis," ucap Rangga yang masih memeluk Adisty, "Aku malu karena masa laluku yang buruk sekali. Aku..."
Adisty sedikit mengurai pelukan mereka, dia menatap lembut Rangga, "Aku.. kenapa?"
Rangga merasa berat untuk mengucapkannya, "Aku... aku takut kau akan membenciku."
Adisty tersenyum mendengar itu, dia mendongakkan wajah Rangga agar menatapnya, "Apa untungnya gue benci sama lo? Itu masa lalu lo, gue nggak ada hak buat benci sama orang hanya karena masa lalunya."
Rangga terdiam, dia merasa tersentuh mendengar ucapan Adisty. Dia menatap Adisty dalam lalu mengulas sedikit senyum.
"Terima kasih Adisty."
Adisty sekarang berkacak pinggang, "Hilih kampret lo Ga, kalo gini aja lo manggil nama gue. Biasanya juga rakyat jelata."
Rangga tergelak, entahlah dia juga tidak tahu kenapa dia begitu senang memanggil Adisty rakyat jelata. Rakyat jelata terdengar indah di telinganya saat mengucapkan panggilan itu ditambah dengan wajah kesal Adisty yang selalu sukses membuatnya tersenyum.
"Jangan merajuk, kau jelek sekali! Lebih baik kau tidur karena kau harus sekolah besok."
"Enak aja lo bilang gue jelek. Ranggasu!!"
"Ranggasu? Kau mengataiku?"
"Idihh suudzon!"
"Hei kau pikir aku masih bodoh yang bisa kau tipu seperti yang lalu? Yang benar saja."
Adisty tertawa terbahak-bahak saat kembali mengingat dimana dia membodohi Rangga yang saat itu masih polos dan belum tercemar oleh Bayu.
Pukk
"Aduhh." Adisty terjengkang ke belakang karena mendapat lemparan bantal yang mengenai wajahnya. Lemparan itu benar-benar kuat hingga membuat Rangga segera bangkit dan membantu Adisty berdiri.
"Maaf aku tak sengaja."
"Enak aja lo bilang nggak sengaja, lo tuh kalau sama cewek lembutan napa??" Dumel Adisty sambil mengelus pantatnya yang terasa nyeri, ingatkan dia agar hati-hati dengan Rangga karena cowok itu yang memiliki kekuatan.
"Ku pikir kau bukan perempuan," Rangga meneliti Adisty dari atas sampai bawah, "Datar seperti yang dikatakan Bayu temanku."
Adisty memelototkan matanya dan segera menyilahkan kedua tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Teen FictionMasih ingat dengan cerita Keong Emas dan Pangeran Kodok yang dicium cinta sejatinya akan menjadi manusia kembali? Tapi ini bukanlah kisah keduanya. Ini adalah kisah Adisty yang tak sengaja mencium patung kayu kecil dan kini berubah menjadi manusia...