Setelah membereskan semua kekacauan yang disebabkan oleh Rangga dengan sesekali mengomel karena dia harus membeli kaca rias baru nantinya, Adisty bingung harus mengapakan lelaki yang dia biarkan pingsan dilantai.
Adisty jongkok disamping Rangga, lalu dia mengamati wajah dan penampilan Rangga. Wajahnya begitu oriental khas orang Jawa serta otot perutnya yang membuat Adisty seperti melihat model iklan.
Sudah hampir jam tiga dan Rangga masih belum bangun, Adisty jadi tidak yakin apakah dia masih hidup atau tidak. Dan darimana dia berasal? Kenapa dia bisa nyasar di kamarnya.
Lalu dia tiba-tiba teringat patung kayu yang dia jatuhkan saat fenomena alam itu terjadi. Saat beberes pun dia tak mendapati patung kayu kecil itu.
Adisty menatap Rangga kembali sambil meneguk ludah "Jangan-jangan... "
Apakah Rangga ini adalah patung kayu tadi? Dan dia tadi hanya bercanda dan menciumnya dan tanpa sengaja hal itu membuat Rangga menjadi manusia kembali?
"Hahaha nggak mungkin ..." Adisty tertawa culas. "Nggak mungkin dia patung kayu tadi, nggak mungkin. Ini bukan lagi zamannya keong mas sama pengeran kodok kan?"
Adisty benar-benar tak percaya dengan ini semua. Bayangkan ini 2019, apakah hal tak masuk akal seperti ini bisa terjadi? Tapi kalau iya kenapa harus dirumahnya?
Mau diapakan ini cowok? Apa dia dijual dirumah bordil aja? Ah tapi itu keterlaluan. Adisty tak sejahat itu. Lalu haruskah Adisty merawatnya? Tapi dia tak akan sanggup, biaya kesehariannya aja terkadang kurang, apalagi harus ikut merawat Rangga?
"Eungh..." Lenguhan Rangga membuat Adisty langsung berdiri menjauh dari Rangga. Takut-takut kalau dia dicekik lagi oleh cowok itu.
Rangga mulai bangkit sambil memegang kepalanya yang berdenyut pusing. Dia kemudian melihat sekeliling dan mendapati Adisty berdiri jauh darinya, tepatnya di pojokan kamar. Sudah seperti penunggu saja.
"Ternyata ini maksudmu ibunda ... aku paham" gumam Rangga yang masih didengar oleh Adisty. Cewek itu sendiri menaikkan alisnya bingung dengan maksud ucapan Rangga.
Ibunda? bwahahaha lucu juga panggilan zaman dulu. Tanpa sadar Adisty tertawa kecil.
Rangga melirik tajam Adisty yang cekikikan.
"Apa yang kau tertawakan hai rakyat jelata?" Kini Rangga sudah berdiri tapi masih memegang pelipisnya."Kau bahkan tidak memindahkanku ke kasur saat aku tak sadarkan diri. Kau benar-benar rakyat jelata yang tak punya sopan santun dan rasa kemanusiaan!" bahkan dalam keadaan dia yang masih sempoyongan, masih bisa mengatai Adisty? Oh apakah Adisty boleh menikam Rangga sekarang?
Adisty hanya menirukan ucapan yang dikatakan Rangga, dia sudah malas dan kesal menghadapi Rangga karena cowok itu selalu memanggilnya rakyat jelata.
Rangga duduk di pinggir kasur milik Adisty membuat cewek itu harus menahan kekesalan karena berani-beraninya menduduki singgasananya.
"Mendekatlah rakyat jelata, ceritakan bagaimana Bumi Mataram sudah berubah." Suruh Rangga tegas yang membuat Adisty mendadak tak bisa menolak karena aura dari cowok itu yang mengerikan, tubuhnya seolah tunduk dengan Rangga. Tanpa sadar Adisty sudah berjalan mendekat dan duduk disamping Rangga.
Melihat Adisty duduk disampingnya Rangga memekik "Hei rakyat jelata, kau tidak sopan sekali. Duduk dibawah, aku yang pangeran jadi kau tidak boleh duduk di sampingku!"
Adisty jelas terkejut sekaligus kesal bukan main, dia mengepalkan tangannya kuat. "Heh aneh, lo pikir yang lo duduki itu kasur siapa?Seenaknya aja lo nyuruh gue duduk dibawah. Inget lo tuh udah bukan pangeran lagi." Sewot Adisty sambil bersidekap dada.
![](https://img.wattpad.com/cover/197086903-288-k127855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Teen FictionMasih ingat dengan cerita Keong Emas dan Pangeran Kodok yang dicium cinta sejatinya akan menjadi manusia kembali? Tapi ini bukanlah kisah keduanya. Ini adalah kisah Adisty yang tak sengaja mencium patung kayu kecil dan kini berubah menjadi manusia...