13. Seperti Kejutan

79 17 10
                                    

NADA berdiri di depan cermin. Dia melihat seragam yang sudah melekat di tubuhnya sambil menunggu pukul enam lewat limabelas. Gadis itu berjalan keluar dari kamarnya, dia mengambil roti dan selai lalu duduk di sofa sembari memakan roti yang dia olesi dengan selai cokelat kesukaannya. Nada lebih suka makan di ruang televisi, dia senang makan sambil menonton acara dari benda kotak itu.

Ddrrtt..

Ponselnya berdering. Nada langsung mengambilnya dan menggeser layar kunci.

To : Nada

Gue udah di depan.

From : Dito

"Pagi-pagi udah nongol aja, ya?" gumam Nada sambil berjalan ke arah pintu.

Nada membuka pintu rumahnya dan di sana sudah ada Dito yang entah bagaimana caranya bisa melewati pagar yang bahkan masih digembok. Dito melihat Nada dengan tatapan aneh dari atas sampai bawah lalu kembali lagi. Nada juga melihat Dito dengan tatapan aneh sambil mengingat hari karena ia merasa ada yang ganjil. Kenapa Dito tidak menggunakan setelan seragam?

Nada teringat sesuatu, ia langsung melebarkan matanya.

“Lo mau sekolah dihari libur gini?” tanya Dito yang super heran dengan gadis di depannya.

Nada bingung harus membuat alasan apa untuk menutupi kebodohannya. Dia lupa jika hari ini adalah hari Minggu. gadis itu salah tingkah dan melempar tatapan ke arah lain.

“Nad?” panggil Dito meminta jawaban.

“A-Aku iseng aja kok pakai seragam. K-Kenapa sih kak Dito jadi sewot?” balas Nada dengan suara agak mencurigakan.

Dito masih diam namun tatapannya masih terkunci ke sosok Nada, matanya menyipit seolah berkata, 'bohong'. Nada tidak tahan dengan situasi semacam itu dan langsung mengambil langkah.

“Ih, kak Dito nyebeliiin! A-Aku kan cuma lupa hari!” kesal Nada sambil berlari menuju kamarnya.

Dito tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Nada yang benar-benar di luar dugaannya. Bagaimana nasibnya jika saja Dito tidak ke rumahnya sepagi ini? Pasti Nada akan celingukan di depan gerbang sekolah yang bahkan masih terkunci rapat. Benar-benar gadis dungu.

Nada merutuki kebodohannya, dia bercermin dan melihat betapa merah pipinya saat ini. Dia melakukan hal yang sangat memalukan bahkan ketika hari masih sangat pagi. Entah bagaimana lagi Nada bisa menghadapi Dito yang saat ini pasti sedang menertawainya. Gadis itu turun dan menemui Dito yang kemungkinan sudah menguasai ruang televisi. Saat ini Nada sudah berganti pakaian yang lebih normal untuk hari Minggu. Dito masih menahan tawa ketika melihat Nada kembali dengan baju biasa. Nada mengabaikannya dan langsung duduk di sofa yang agak jauh dari Dito.

“Udah normal otaknya?” tanya Dito yang terdengar seperti sebuah ejekan.

“Enggak pernah normal!” jawab Nada tanpa melihat pemuda di depannya.

“Udah-udah. Gue mau ambil motor, mobil lo masih di depan gerbang. Oh ya soal baju udah gue cuci dan sekarang ada di mobil.”

“Lah? Baju kak Dito belum aku setrika!” seru Nada agak terkejut.

“Enggak apa-apa.”

Nada mengambilkan baju milik Dito yang bahkan masih tergantung di jemuran dalam rumahnya.

“Nih, kak,” Nada memberikan baju yang sudah dilipatnya.

Masa Badai yang Indah [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang