9. Sebuah Awal

78 21 10
                                    

Gue bingung sama hati gue. Mau bilang 'nggak' tapi hati bilang 'iya'. Mau bilang 'iya' tapi ego maksa gue buat sebaliknya.

🐈🐈🐈

DITO membawa Nada keluar dari kantin. Nada tidak memberontak untuk minta dilepaskan karena dia tahu bahwa akan berakhir sia-sia. Tapi semakin lama cekalan tangan Dito semakin membuatnya kesakitan, Nada tidak tahan untuk tidak berontak.

“Lepas!” pinta Nada tegas sambil meringis kesakitan.

Dito melepas cekalannya. “Lo bisa gak sih, menghindari mereka yang lagaknya mau buat masalah ke lo?!” ungkap Dito sedikit keras.

“Apa? Sumber masalah aku itu ya kak Dito! Kak Dito terus ada di dekatku, membuat orang-orang mengasumsikan yang enggak-enggak tentang kita! Kak Dito harus sadar diri dong kalau kakak itu terlalu banyak fans!” jelas Nada yang muak dengan situasi semacam ini. “Kak, jangan dekat-dekat sama aku lagi,” tutup Nada. Gadis itu langsung pergi meninggalkan Dito seorang diri.

Nada tidak habis pikir dengan seorang Dito yang bisa saja selalu membuat dirinya terlibat dalam sebuah masalah, mulai dari masalah kecil sampai dengan masalah yang cukup serius. Nada sampai menjulukinya sumber masalah, karena itu memang benar, bahwasanya Dito adalah alasan mengapa sekarang dia menjadi seperti ini.

Bukan Dito namanya jika dia berdiam diri dan mundur hanya karena peringatan kecil dari Nada barusan. Dijam pelajaran suara Dito menggema di seluruh penjuru SMA Gemilang, sepertinya dia hendak menyampaikan sebuah pengumuman.

Selamat siang!
Mohon maaf kepada bapak dan ibu guru yang sedang mengajar di kelas. Saya selaku ketua OSIS memanggil nama siswa kelas sepuluh. Yang merasa dipanggil nanti harap menuju ke ruang OSIS, segera. Mita, Romi, dan Shinta Nada Adninda diharap untuk segera menuju ruang OSIS.
Terima kasih.

Nada melongo tidak percaya karena hanya namanya saja yang dipanggil dengan lengkap. Nada mulai berpikiran aneh, pasti orang-orang juga berpikiran sama dengannya.

“Nad, lo dipanggil. Buruan sana,” ujar Lia.

Nada mengangguk dan langsung izin ke guru untuk memenuhi panggilan si ketua OSIS. Ia berjalan dengan sedikit menghentakkan kakinya, apa lagi yang akan Dito lakukan dengan mengikut sertakan namanya tadi?

Nada benar-benar muak dengan apa pun yang akan Dito lakukan, dalam hatinya dia terus menyumpahi pemuda tersebut. Sampai di depan ruang OSIS Nada membuka pintu ruang, di sana sudah ada Romi dan Mita, artinya dia yang terakhir datang.

“Nad, lama nggak ketemu,” sapa Romi sambil tersenyum.

“Iya, Mi. Hehe,” Nada tertawa canggung.

“Kalian udah saling kenal?” tanya Mita yang melihat keduanya tampak akrab.

“Teman MOS,” balas Romi singkat.

Ketua OSIS masuk bersama dengan Deby. Dito melempar pandangan sinis ke arah Nada, gadis itu langsung membuang muka. Nada semakin heran dengan sikap Dito yang super aneh dan kelewat nekat tersebut.

“Kalian sudah tau alasan kenapa kalian dipanggil ke sini?” tanya Deby kepada tiga siswa yang terpanggil.

“Ya belumlah,” Romi menjawab pertanyaan dengan seenak jidatnya.

“Kalian dipilih langsung oleh ketua OSIS untuk ikut serta dalam kepengurusan OSIS. Kami sudah melihat prestasi kalian di sekolah sebelumnya, dan dari situ kami memudahkan jalan kalian untuk masuk OSIS tanpa perlu ikut tes,” jelas Deby dengan sangat gamblang.

Nada terlihat akan mengutarakan ketidakmauannya, namun dengan cepat Dito mendahuluinya untuk berbicara.

“Dan kami tidak menerima sebuah penolakan, karena ini bukan sebuah tawaran,” ujar Dito sambil tersenyum devil.

Masa Badai yang Indah [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang