27. Jeda

67 9 14
                                    

Now playing-Waktu Yang Salah

Selamat membaca Masa Badai yang Indah

***

SITUASI macam apa yang sedang Nada lihat saat ini? Benar-benar membuat otaknya seolah berhenti berpikir. Tadinya ia ingin membuka hatinya kembali untuk Dito, namun sepertinya pemuda itu masih belum puas menorehkan luka di hati Nada. Danish menarik tangan Nada untuk mengajaknya pergi dari tempat itu, namun Nada masih bersikukuh untuk pergi ke sana.


"Kak, lepasin aku!" pinta Nada dengan suara teramat datar namun tegas.

"Nad, kita pulang, ayo!" sahut Danish sambil mengenggam pergelangan tangan Nada.

Danish saat ini mengantar Nada kepada Dito. Gadis itu tidak tahu mengenai hal ini, karena Dito hanya meminta Danish untuk membawa Nada ke sebuah mall yang dulu pernah mereka singgahi. Namun ketika sampai di sana mereka langsung disuguhi oleh pemandangan May yang tengah bergelayut manja di lengan Dito. Nada benar-benar merasa terbakar luar dan dalam.

Pada akhirnya Danish membiarkan Nada untuk melangkah maju, entah apa yang akan gadis itu lakukan. Nada mendekati mereka berdua yang tengah asyik melihat-lihat pernak-pernik dengan May yang terus saja menarik Dito ke tempat yang ia mau.
Danish menghampiri Nada yang kini sudah berdiri dengan jarak satu meter di belakang mereka berdua, pemuda itu berdehem sehingga membuat Dito juga May berbalik.

"Ini yang mau lo tunjukin ke Nada?" tanya Danish yang juga tengah menahan emosi. Sangat kentara sekali dari nada bicaranya yang ia paksa agar tetap tenang.

Dito melebarkan matanya, sedang May masih dengan senyum gilanya dan lebih merapatkan jaraknya dengan Dito.

"Wah, kebetulan ketemu kalian," ujar May. "Sayang, kamu yang ngundang mereka?" lanjut gadis itu.

"Gue--" ucap Dito terputus.

"Enggak perlu jelasin apa pun. Aku udah lihat, kak!" putus Nada dan langsung berlari pergi meninggalkan mall dan diikuti oleh Danish.

Danish menarik tangan Nada. "Nad?"

"Enggak apa-apa, kak. Mungkin ini jalan terbaik buat aku sama kak Dito," balas Nada.

Apakah ini sebuah perpisahan? Apakah ini adalah akhir dari hubungan mereka? Apakah Nada akan membuka hatinya lagi untuk Dito yang terus saja menyakiti hatinya, menggoresnya terlalu dalam lalu menusuknya dengan bertubi-tubi? Akankah?

Nada menangis di balkon kamarnya sambil melihat langit yang seolah menampilkan kenangan mereka berdua. Ingin sekali hatinya mengelak dari kenyataan bahwa Dito bersama wanita lain, namun tetap saja hatinya tidak mau untuk diajak kompromi. Hatinya terus merasakan sakit dan membuatnya menangis. Danish melihat Nada dari bawah balkonnya. Dia belum juga pulang karena khawatir dengan kondisi Nada yang sepertinya sangat buruk. Bahkan Danish bisa mendengar suara isak tangis Nada dari bawah.


"Gue bakal bawa lo ke papa, Nad. Lo nggak akan sendiri lagi," ujar Danish kepada dirinya sendiri.

Masa Badai yang Indah [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang