22. Hal Baru

60 15 16
                                    

HARI baru kisah baru. Kini Dito dan Nada resmi menjadi sepasang kekasih. Hari-hari Dito menjadi lebih banyak warna setelah mengenal sosok Nada. Jauh berbeda dengan kisah lama Dito sesudah ditinggal kekasihnya dan sebelum mengenal Nada, hidupnya hanya berjalan secara monoton dan tentu rasanya datar.

Kini Nada sedang sibuk dengan bulletin yang akan dibagikannya ke seluruh kelas, tentunya dia tidak sendiri. Dia bersama Rengga yang tengah membenarkan tumpukan kertas yang menggunung.

"Nanti minta bantuan yang lain aja buat nyebarinnya," ujar Rengga kepada Nada.

Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Danish masuk ke ruang OSIS dan melihat Rengga dan Nada yang sibuk membagi tumpukan kertas di atas meja. Ia menghampirinya. "Biar gue bantu," ujar Danish sambil duduk.

"Eh, bagus. Lo datang tepat waktu," ujar Rengga senbari memberi setumpuk kertas ke tangan Danish.

Danish melihat tumpukan kertas di tangannya. "Ini doang?" tanya Danish.

"Itu khusus kelas lo. Sebarin ya," balas Rengga sambil tersenyum.

"Gue bisa ngasih selebarannya ke semua kelas 11 IPS," ujar Danish lagi.

"Bagus kalo gitu, lo urus semua kelas 11 IPS!" sahut Dito yang baru saja masuk.

Danish membalikkan badan untuk melihat Dito yang kini memasang wajah masamnya.

"Kak Dito?" ujar Nada pelan.

Dito melempar senyum ke Nada dan pandangannya kembali lagi ke sosok Danish. Cara melihatnya benar-benar berbeda, ketika ia melihat Nada sorot matanya akan menghangat, namun di depan orang lain matanya kembali dingin.
Dito mengambil duduk tepat di samping Nada, ia membenarkan posisinya agar bisa duduk dengan nyaman.

"Dua hari lagi ada seminar Nasional di Surabaya," ucap Dito sambil menjeda. "Sekolah kita bakal ngirim lima perwakilan. Seminar akan dilaksanakan selama tiga hari dua malam," lanjutnya.

Rengga membulatkan matanya ketika Dito selesai menyampaikan ucapannya. Rengga membanting tubuhnya untuk duduk di sofa lalu ia menghela napasnya. "Gue pengen ikut, tapi ntar Lia ngomel," Rengga tampak melihat langit-langit ruangan dengan tatapan lesu.

"Pengurus bukan cuma lo doang," ketus Dito sambil melihat daftar nama pengurus OSIS. "Gue masih butuh tiga orang lagi," lanjut Dito.

"Tiga?" tanya Danish.

"Lo nggak mau ikut?" balas Dito ketus.

Danish hanya mengangguk beberapa kali.

"Nada, lo ikut ke Surabaya sama Romi. Gue ntar tanya Ara bisa berangkat apa nggak," ujar Dito yang tentunya tidak menerima penolakan.

Lantas Nada hanya mengangguk lalu segera memberitahu Romi lewan pesan singkat, dan ya, Romi setuju mengikutinya.

Dito juga sibuk dengan ponselnya, ia mengirim pesan ke Ara.

***

Ara

Lo ikutan seminar ke Surabaya nggak, tiga hari?

Nggak! Kelamaan, mending gue pacaran.
Oke.

***

Dito menaruh ponselnya kembali, ia menghela napas. "Ara nggak berangkat. Deby masih sibuk sama para guru. Rengga lo yang berangkat," putus Dito dengan nada datar.

"Eh, muka gila! Lia ntar marah-marah ke gue lo mau tanggung jawab?" dalih Rengga.

Lia memang tipekal cewek gampang cemburu, pikirannya selalu aneh-aneh. Khawatir Rengga macam-macam dengan gadis lain.

Masa Badai yang Indah [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang