6. Kelas Pertama

91 29 5
                                    

Mau menghindar tapi takut dibilang enggak jelas. Kalau dekat juga dapat masalah. Hidup susah matipun tak segan.

***

“Kak Dito dimarahin pacar ya sampe nglamun gitu?” tanya Nada tidak enak hati.

Beberapa detik Nada tidak mendapatkan jawaban, mungkin benar tebakannya barusan. “Kalo gak bisa jawab gak usah dijawab, kak. San--”

Dito memotong kalimat Nada. “Gue bebas.”

“Oh ... jomlo.”

Sigle.”

“Jomlo.”

Sigle!”

“Iya-iya sigle!” balas Nada kesal.

Dito terkekeh pelan melihat Nada kesal.

***

Siswa baru masuk kembali setelah libur satu hari untuk pembagian penjurusan kelas. Hari ini adalah hari Jumat, yang mana artinya adalah hari terjepit, jika anak jaman sekarang yang bilang. Masuk diwaktu seperti ini benar-benar suatu hal yang tidak disukai oleh semua siswa, tentu saja.

Nada berdiri di depan mading sekolah, ia membaca daftar jurusan MIPA, yang mana dibagi menjadi sepuluh kelas, dan masing-masing kelas terdiri kurang lebih 40 siswa.
Nada melihat namanya tercantum di kelas MIPA 2. Dia tidak sengaja menemukan nama Romi Aditya yang juga mengambil jurusan MIPA, namun mereka tidak sekelas. Romi berada di kelas MIPA 5. Nada selesai dengan acara membacanya, ia kembali berjalan dan mencari kelas 10 MIPA 2.

***

Bel istirahat berbunyi, semua siswa kelas 10 MIPA 2 keluar menuju kantin. Nada masih setia duduk di kelas, sebenarnya dia juga ingin ke kantin, tapi dia tidak mau jika harus pergi sendiri. Di lain sisi dia juga belum kenal dengan teman sekelasnya, dan mereka sudah berhamburang keluar kelas.

“Enggak ke kantin?” tanya seorang wanita yang lagaknya sudah seperti kakak kelas. Wanita itu datang dari arah belakangnya, pantas saja Nada tidak melihatnya. Padahal tadi dia sudah keluar kelas, tapi entah mengapa masuk lagi.

Nada melihat gadis itu agak ragu, namun dia kembali meluruskan pikirannya, bahwasanya jangan menilai seseorang hanya dari luarnya saja, bisa saja orang itu terlihat baik dari luar tapi hatinya brandal, dan bisa saja orang itu terlihat seperti brandal tapi hatinya baik.

“Apa nggak masalah kalau gue ikut?” tanya Nada kepada wanita di depannya.

“Iya nggak apa-apa lagi. Ya udah ayo,” ajaknya sambil menarik tangan Nada.

Suasana di kantin cukup ramai, Nada duduk bersama wanita yang tadi mengajaknya. Nada baru tahu bahwa namanya adalah Lia.

“Ih, mereka lama banget sih!” gerutu Lia yang sepertinya tengah menunggu orang lain.

“Siapa?” tanya Nada yang bingung.

“Teman gue, calon temen lo. Mereka berdua, namanya Mita sama Jessika,” jawab Lia sambil menatap Nada.

“Oh iya, lo mau pesen apa? Biar gue yang pesenin.”

Nada mengeluarkan sandwichnya, Lia melihat nada dengan satu alisnya yang terangkat.

Masa Badai yang Indah [ COMPLETE ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang